kemampuan dalam mengatasi berbagai bentuk ancaman, tekanan dan kesulitan dalam hidup dalam rangka memperoleh keseimbangan psikologis.”
1.1.2. Protective Factors dan Risk Factors
Dalam kajian resiliensi, terdapat dua istilah yang terkait erat dengan konstruk resiliensi, yaitu protective factors faktor-faktor pencegah dan risk factors
faktor-faktor resiko. Protective factors adalah faktor-faktor yang menjaga individu dari masalah perilaku. Sementara risk factor adalah faktor-faktor yang
menyebabkan individu dengan resiko permasalahan tinggi mengalami permasalahan dalam perilaku. Menurut Kraemer 1997 istilah resiko risk
factors mengacu pada meningkatnya kemungkinan mendapatkan hasil yang negatif dari proses adaptasi pada suatu populasi yang spesifik. Risk factors
disebut juga sebagai risk characteristics atau karakteristik resiko dalam Glantz Johson, 2002.
Para peneliti bersepakat bahwa faktor-faktor resiko risk factors berkonstribusi pada keadaan psikologis yang membahayakan, sementara faktor-
faktor pencegah protective factors mengurangi pengaruh dari kondisi kesulitan atau kemalangan yang dihadapi Benard, Constantine, Benard, Diaz, Grotberg,
Masten, Tusaie Dyer, dalam McCubbin, 2001. Interaksi antara faktor-faktor resiko dan fakor-faktor pencegah penting untuk menguji variabel hasil outcome
variable yang mungkin berubah dari waktu ke waktu, tergantung pada sifat permasalahan dan signifikansi kejadian. Protective factors dibutuhkan dalam
rangka memperbaiki dan melindungi seseorang dari hasil perkembangan yang buruk dalam McCubbin, 2001.
Terdapat tiga bentuk protective factors, yaitu: pertama, karakteristik
individu yang memunculkan respon positif dari lingkungan seperti, anak-anak yang memiliki temperamen yang baik dalam keluarga yang sedang menghadapi
kondisi stress yang signifikan. Kedua, praktek sosialisasi di dalam keluarga yang
mendorong kepercayaan, otonomi, inisiatif dan hubungan baik dengan orang lain.
Ketiga , sistem dukungan eksternal pada lingkungan sekitar atau komunitas yang
memperkuat self-esteem dan self-efficacy dalam Goldstein Brooks, 2005. Hal serupa juga dipaparkan oleh Wyman dalam Miller, 2005, tentang tiga bentuk
protective factors, yaitu, temperamen yang positif pada anak-anak, dukungan dari lingkungan keluaga, dan adanya dukungan dari orang yang lebih dewasa atau
keluarga secara lebih luas. Protective factors telah diuji dalam hubungannya dengan variabel resiko
dan variabel hasil dalam berbagai cara yang berbeda. Protective factors dapat menjadi lawan penahan dari faktor-faktor resiko dan yang dapat menengahi
faktor resiko, serta melindungi hasil-hasil yang buruk Jessor, 1999 Kumpfer, 1993; Masten et al, 1990; dan Rutter, 1987, sebagaimana dikutip dalam Norman,
2000. Bagaimanapun beberapa peneliti setuju bahwa protective factors hanya dapat didefinisikan dalam hubungannya dengan faktor-faktor resiko karena
hubungan saling keterkaitan Rutter, 1979 dalam McCubbin, 2001.
Risk factors
Outcomes
Protective factors
Beavias dan Oetting 1999, membedakan antara protective factors dan konsep resiliensi. Protective factors berperan seiring meningkatnya kesempatan
perilaku prososial dan norma secara konsisten sepanjang waktu. Sementara resiliensi hanya berfungsi ketika suatu permasalahan atau kesengsaraan muncul.
Beavias dan Oetting 1999 juga menyatakan, protective factors menjaga seseorang dari bencana, sementara resiliensi mengembalikan kondisi seseorang
pasca bencana. Pembedaan antara protective factors dan resiliensi ini perlu dipertimbangkan untuk menguji penelitian dan konstruk seseorang dalam
McCubbin, 2001. Protective factors dibagi menjadi dua kategori, yaitu:
1. Internal protective factors Seperti: Harga diri self-esteem, kemampuan diri self-efficacy dan
kejujuran honesty. Internal protective factors memiliki dua sub-kategori, yaitu:
a. Kejujuran b. Tanggungjawab
c. Kemampuan mengendalikan seseorang atau kemampuan mengambil keputusan
2. External protective factors Seperti: Dukungan keluarga dan keterlibatan komunitas. External
protective factors dibagi menjadi dua sub-kategori, yaitu: a. Dukungan
b. Pemberdayaan c. Batasan dan Harapan
d. Pemanfaatan waktu
1.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Resiliensi