2. External protective factors Seperti: Dukungan keluarga dan keterlibatan komunitas. External
protective factors dibagi menjadi dua sub-kategori, yaitu: a. Dukungan
b. Pemberdayaan c. Batasan dan Harapan
d. Pemanfaatan waktu
1.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Resiliensi
Menurut Resnick, Gwyther Roberto 2011, terdapat empat faktor yang mempengaruhi resiliensi pada individu, yaitu: self-esteem, dukungan sosial,
spiritualitas atau keberagamaan dan emosi positif.
1. Self-Esteem
Memiliki self-esteem yang baik pada usia lanjut dapat membantu individu dalam menghadapi kesengsaraan. Dua data dari hasil penelitian yang lebih
luas yang dilakukan oleh Collins Smyer 2005, bertujuan menggali self-esteem sepanjang rentang kehidupan manusia yang dilakukan selama
periode 3 tahun, pada individu yang mengalami stres pada usia lanjut memiliki beban finansial. Para partisipan menyelesaikan alat ukur self-
esteem, nilai dan perasaan kehilangan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terjadi sedikit penurunan self-esteem pada individu
meskipun mereka menghadapi kehilangan. Kemudian, ketika mereka mengalami kehilangan yang sangat berarti, seperti ‘merasa terpukul’, tidak
mengurangi self-esteem yang dimiliki, meskipun individu tersebut teridentifikasi sebagai individu yang sehat, begitu juga yang memiliki
penyakit, tidak menghasilkan perubahan yang berarti pada self-esteem.
2. Dukungan Sosial Social Support
Dukungan sosial sering dihubungkan dengan resiliensi Hildon et al. 2009; Maddi et al. 2006. Penelitian lain menunjukkan bahwa resiliensi dan
dukungan emosional bukan dukungan instrumen menghasilkan kualitas hidup yang lebih tinggi pada individu usia lanjut Netuveli Blane,
2008. Penelitian pada orang dewasa di New York, Poindexter dan Shippy 2008, yang dilakukan pada partisipan yang mengalami positif HIV,
menunjukkan bahwa jaringan dukungan sosial yang unik berkonstribusi pada resiliensi. Para peneliti juga melakukan penelitian pada lima
kelompok yang memiliki jaringan dukungan sosial informal yang terdiri atas individu-individu yang kebanyakan mengidap positif HIV.
Meskipun upaya untuk memperoleh dukungan sosial menurun karena ketakutan dan stigma yang dialami, namun mereka mampu
merelokasi sumber daya dan mengisi dukungan melalui sumber daya HIV positif pada komunitas mereka. Para partisian menunjukkan bahwa
kehilangan anggota kelompok karena kematian menyediakan kesempatan bagi para anggota untuk memperkuat ikatan dukungan.
3. Spiritualitas Spirituality