Uji Validitas Alat Ukur

model likert yang berisi empat alternatif jawaban: Sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Skala resiliensi meliputi tiga karateristik resiliensi menurut Grotberg 2003, yaitu: I HAVE External Supports, I AM Inner Strengths, dan I CAN Interpersonal and Problem-Solving Skills. Tabel 3.4 Blue Print Skala Resiliensi Variabel Dimensi No. Item Jumlah Favorable Unfavorable Resiliensi I HAVE 1,2,3,4,5,6,7 - 7 I AM 8,9,10,11,12,13,14 - 7 I CAN 15,16,17,18,19,20,21 - 7 Jumlah 21 21

3.4.3. Uji Validitas Alat Ukur

Validitas adalah suatu indikator statistik atas suatu derajat ukuran yang secara akurat menggambarkan target konstruk atau fenomena, validitas juga berarti derajat kesimpulan logis yang didapat dari data yang tersedia. Pada hakikatnya, validitas menguji apakah suatu tes, penilaian, atau studi dapat secara efektif mengukur apa yang hendak diukur. Matsumoto, 2009. Uji validitas alat ukur dalam penelitian ini menggunakan Confirmatory Factor Analysis CFA dengan software Lisrel 8.70. Joreskog Sorbom, 2004. Hasil dari pengujian validitas tiap alat ukur tersebut akan dibahas di bawah ini.

1.4.3.1 Uji Validitas Skala Resiliensi

Peneliti menguji apakah 21 item resiliensi yang ada bersifat unidimensional mengukur skala resiliensi. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan, model satu faktor tidak fit, dengan Chi – Square = 521.68; df = 189; P-value = 0.00000; RMSEA = 0.110. Namun, setelah dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model yang fit dengan nilai Chiq – Square menghasilkan P-value 0.05 tidak signifikan, yang berarti model dengan satu faktor unidimensional dapat diterima, dengan pengertian lain bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja, yaitu resiliensi. Kemudian peneliti melihat apakah signifikansi item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujian tersebut dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel berikut ini: Tabel 3.5 Muatan Faktor Item Resiliensi No. Koefisien Standar Error Nilai t Signifikansi 1. 0.29 0.08 3.41 V 2. 0.16 0.08 1.88 X 3. 0.54 0.08 6.69 V 4. 0.42 0.08 5.10 V 5. 0.10 0.09 1.12 X 6. 0.34 0.08 4.07 V 7. 0.58 0.08 7.44 V 8. 0.59 0.08 7.62 V 9. 0.64 0.08 8.28 V 10. 0.61 0.08 7.94 V 11. 0.62 0.08 7.75 V 12. 0.79 0.07 11.16 V 13. 0.66 0.08 8.68 V 14. 0.73 0.08 9.97 V 15. 0.51 0.08 6.42 V 16. 0.45 0.08 5.66 V 17. 0.19 0.09 2.17 V 18. 0.55 0.08 7.05 V 19. 0.50 0.08 6.34 V 20. 0.52 0.08 6.46 V 21. 0.31 0.08 3.75 V Keterangan: tanda V = signifikan t 1.96; X = tidak signifikan. Pada tabel di atas, hanya nilai t bagi koefisien muatan faktor dari item 2 5 yang tidak signifikan, sedangkan koefisien muatan faktor lainnya signifikan. Dengan demikian item 2 5 akan didrop. Artinya bobot nilai pada item 2 5 tidak akan ikut dianalisis dalam penghitungan faktor skor. Selanjutnya melihat muatan faktor dari item di atas, apakah ada yang bermuatan negatif. Berdasarkan tabel 4.3, pada kolom koefisien tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif. Dengan demikian tidak ada item yang didrop, kecuali item 2 5. Pada model pengukuran ini, terdapat kesalahan pengukuran item yang saling berkorelasi, artinya dapat disimpulkan bahwa item-item tersebut bersifat multidimensional pada diri masing-masing item. Korelasi kesalahan pengukuran item tersebut ditampilkan pada tabel di bawah ini: Tabel 3.6 Matriks Korelasi Antar Kesalahan Pengukuran dari Item Resiliensi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 1 1 2 1 3 1 4 1 5 V 1 6 1 7 V 1 8 1 9 V V 1 10 V V 1 11 V V 1 12 V V V 1 13 V 1 14 V 1 15 V V 1 16 V 1 17 V V 1 18 V 1 19 V V 1 20 V V V V V 1 21 V V V V V 1 Ket: Tanda V menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item Dari tabel di atas dapat dilihat korelasi antar kesalahan pengukuran pada item. Item yang baik adalah item yang kesalahan penukurannya tidak berkorelasi satu sama lain. Pada model ini tidak ada kesalahan pengukuran yang tidak berkorelasi, tetapi paling tidak terdapat empat item yang korelasi kesalahan pengukurannya hanya satu saja, yaitu item 13, 14, 16 dan 18. Sedangkan item yang tidak bagus adalah item 9 karena kesalahan pengukuran item tersebut terlalu banyak berkorelasi dengan kesalahan pengukuran item lainnya. Artinya item yang kesalahan pengukurannya saling berkorelasi dengan kesalahan pengukuran lainnya, maka item tersebut selain mengukur apa yang hendak diukur, ia juga mengukur hal lainnya. Dengan demikian item 9 akan didrop, artinya bobot nilai pada item 9 tidak akan diikutsertakan dalam analisis penghitungan faktor skor. Langkah selanjutnya adalah menghitung faktor skor item-item resiliensi yang tidak didrop, faktor skor ini dihitung untuk menghindari estimasi bias dari kesalahan pengukuran. Jadi penghitungan faktor skor ini tidak menjumlahkan item-item variabel pada umumnya, tetapi justru dihitung true score pada tiap item. Setelah didapatkan faktor skor, peneliti merubah faktor skor menjadi T skor. T skor ini memiliki fungsi, pertama untuk menyamakan skala pengukuran yang berbeda-beda, hal ini hampir sama ketika mengukur Z score. Perbedaannya, Z score memiliki rentangan mean = 0 dan standar deviasi = 1, sedangkan T skor memiliki rentangan mean = 50 dan standar deviasi = 15. Fungsi T skor yang kedua adalah untuk menghindari nilai minus pada faktor skor agar pembaca mudah memahami interpretasi hasil penelitian. Adapun rumus T skor yaitu: T skor = 15 x faktor skor + 50 Setelah didapatkan faktor skor yang telah berubah menjadi T skor, maka nilai baku inilah yang akan dianalisis dalam uji hipotesis korelasi dan regresi. Perlu dicatat, bahwa hal yang sama juga berlaku untuk variabel religiusitas dan self-esteem.

3.4.3.2 Uji Validitas Skala Religiusitas

Peneliti menguji apakah 33 item religiusitas yang ada bersifat unidimensional mengukur skala religiusitas. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan, model satu faktor tidak fit, dengan Chi – Square = 612.68; df = 495; P-value = 0.00023; RMSEA = 0.040. Namun, setelah dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan nilai Chi – Square menghasilkan P- value 0.05 tidak signifikan, yang berarti model dengan satu faktor unidimensional dapat diterima, bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja, yaitu religiusitas. Kemudian melihat apakah signifikansi item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujian tersebut dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel berikut ini: Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Religiusitas No. Koefisien Standar Error Nilai t Signifikansi 1. 0.062 0.12 5.06 V 2. 0.23 0.13 1.77 X 3. 0.62 0.12 5.03 V 4. 0.77 0.12 6.50 V 5. 0.62 0.12 5.06 V 6. 0.56 0.12 4.52 V 7. 0.34 0.13 2.67 V 8. 0.52 0.12 4.16 V 9. 0.56 0.12 4.53 V 10. 0.35 0.13 2.73 V 11. 0.58 0.12 4.67 V 12. 0.29 0.13 2.31 V 13. 0.46 0.13 3.66 V 14. 0.41 0.13 3.24 V 15. 0.41 0.13 3.23 V 16. 0.38 0.13 3.02 V 17. 0.20 0.13 1.56 X 18. 0.55 0.12 4.39 V 19. 0.38 0.13 3.01 V 20. 0.63 0.12 5.15 V 21. 0.27 0.13 2.09 V 22. 0.43 0.13 3.38 V 23. 0.55 0.12 4.44 V 24. 0.60 0.12 4.92 V 25. 0.52 0.12 4.21 V 26. 0.11 0.13 0.84 X 27. 0.45 0.13 3.57 V 28. 0.45 0.13 3.60 V 29. 0.51 0.12 4.06 V 30. 0.56 0.12 4.53 V 31. 0.50 0.12 4.04 V 32. 0.44 0.13 3.51 V 33. 0.45 0.13 3.61 V Keterangan: tanda V = signifikan t 1.96; X = tidak signifikan. Pada tabel di atas, hanya nilai t bagi koefisien muatan faktor item 2, 17 26 yang tidak signifikan, sedangkan koefisien muatan faktor lainnya signifikan. Dengan demikian item 2, 17 26 akan didrop. Artinya bobot nilai pada item 2, 17 26 tidak akan ikut dianalisis dalam penghitungan faktor skor. Selanjutnya melihat muatan faktor dari item di atas, apakah ada yang bermuatan negatif. Berdasarkan tabel 4.5, pada kolom koefisien tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif. Dengan demikian tidak ada item yang didrop, kecuali item 2, 17 dan 26. Pada model pengukuran ini, terdapat kesalahan pengukuran item yang saling berkorelasi. Artinya dapat disimpulkan bahwa item-item tersebut bersifat multidimensional pada diri masing-masing item. Korelasi kesalahan pengukuran item ditampilkan pada tabel di bawah ini: Tabel 3.8 Matriks Korelasi Antar Kesalahan Pengukuran dari Item Religiusitas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 1 7 1 8 V 1 9 1 10 1 11 1 12 1 13 1 14 1 15 1 16 1 17 1 18 1 19 1 20 V 1 21 1 22 V 1 23 1 24 1 25 1 26 1 27 V 1 28 1 29 1 30 1 31 1 32 1 33 1 Ket: Tanda V menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item Dari tabel di atas dapat dilihat korelasi antar kesalahan pengukuran pada item. Seperti pada penjelasan sebelumnya, bahwa item yang baik adalah item yang kesalahan pengukurannya tidak berkorelasi satu sama lain. Pada model ini hanya terdapat empat item yang memiliki kesalahan pengukuran karena berkorelasi dengan item yang lainnya, itupun berkorelasi hanya pada satu item yang lain saja, yaitu item 8, 20, 22, dan 27, sementara item yang lain tidak memiliki korelasi kesalahan pengukuran. Artinya item yang tidak memiliki korelasi kesalahan pengukuran dengan item lainnya, maka item tersebut hanya mengukur apa yang hendak diukur. Dan berdasarkan tabel di atas, maka tidak ada item yang akan didrop, kecuali item 2, 17 dan 26 pada tabel muatan faktor item religiusitas.

3.4.3.3 Uji Validitas Skala Self-Esteem

Peneliti menguji apakah 18 item self-esteem yang ada bersifat unidimensional mengukur skala self-esteem. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan, model satu faktor tidak fit, dengan Chi – Square = 882.82; df = 135; P-value = 0.00000; RMSEA = 0.195. Namun, setelah dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan nilai Chi – Square menghasilkan P- value 0.05 tidak signifikan, yang berarti model dengan satu faktor unidimensional dapat diterima, bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja, yaitu self-esteem. Kemudian melihat apakah signifikansi item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujian tersebut dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel berikut ini: Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Self-Esteem No. Koefisien Standar Error Nilai t Signifikansi 1. -0.03 0.09 -0.36 X 2. 0.16 0.09 1.84 X 3. 0.21 0.08 2.47 V 4. 0.55 0.08 6.92 V 5. 0.61 0.07 8.08 V 6. 0.10 0.08 1.20 X 7. 0.62 0.08 8.24 V 8. 0.72 0.07 9.72 V 9. 0.29 0.08 3.50 V 10. 0.81 0.07 11.56 V 11. 0.34 0.09 3.87 V 12. 0.15 0.09 1.73 X 13. 0.88 0.07 12.99 V 14. 0.73 0.07 10.23 V 15. 0.11 0.09 1.30 X 16. 0.25 0.09 2.90 V 17. 0.62 0.08 8.00 V 18. 0.55 0.08 6.85 V Keterangan: tanda V = signifikan t 1.96; X = tidak signifikan. Berdasarkan tabel di atas, hanya nilai t bagi koefisien muatan faktor item 1, 2, 6, 12, dan 15 saja yang tidak signifikan, sedangkan koefisien muatan faktor lainnya signifikan. Dengan demikian item 1, 2, 6, 12, dan 15 akan didrop. Artinya bobot nilai pada item-item tersebut tidak akan ikut dianalisis dalam penghitungan faktor skor. Selanjutnya melihat muatan faktor dari item di atas, apakah ada yang bermuatan negatif. Berdasarkan tabel di atas, pada kolom koefisien terdapat item yang muatan faktornya negatif yaitu item 1. Maka pada item 1, selain karena t 1.96, item tersebut juga bermuatan negatif. Maka item 1 bersama dengan item 2, 6, 12, dan 15 akan didrop. Pada model pengukuran ini, terdapat kesalahan pengukuran item yang saling berkorelasi. Artinya dapat disimpulkan bahwa item-item tersebut bersifat multidimensional pada diri masing-masing item. Korelasi kesalahan pengukuran item ditampilkan pada tabel di bawah ini: Tabel 3.10 Matriks Korelasi Antar Kesalahan Pengukuran dari Item Self-Esteem 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1 1 2 V 1 3 V 1 4 V V 1 5 1 6 V V 1 7 V V 1 8 V 1 9 V V V 1 10 V V 1 11 V V V V 1 12 V V V 1 13 V V V 1 14 V V V V 1 15 V V V V V V 1 16 V V V V V V 1 17 V V V V V 1 18 V V V V V V 1 Ket: Tanda V menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item Dari tabel di atas dapat dilihat korelasi antar kesalahan pengukuran pada item. Item yang baik adalah item yang kesalahan pengukurannya tidak berkorelasi satu sama lain. Pada model ini tidak ada kesalahan pengukuran yang tidak berkorelasi. Sedangkan item yang tidak bagus adalah item 1, 2, 11, 15, 16, dan 18, karena kesalahan pengukuran item tersebut terlalu banyak berkorelasi dengan kesalahan pengukuran item lainnya. Artinya item yang kesalahan pengukurannya saling berkorelasi dengan kesalahan pengukuran lainnya, maka item tersebut selain mengukur apa yang hendak diukur, ia juga mengukur hal lainnya. Maka dengan demikian item 1, 2, 11, 15, 16, dan 18 akan didrop, artinya bobot nilai pada item-item tersebut tidak akan diikutsertakan dalam analisis penghitungan faktor skor.

3.5. Analisis Data