UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
kaca, baja tahan karat, atau aluminium, kecuali bila dinyatakan lain dalam monografi. Tangkai batang pemampat biasanya mempunyai diameter yang lebih
kecil dari kolom dan panjang minimal 5 cm melebihi panjang efektif kolom, batang mempunyai diameter lebih kurang 1 mm lebih kecil dari diameter dalam
kolom Departemen kesehatan, 1995. Zat penjerap atau fase diam bisa berupa aluminium oksida yang telah
diaktifkan, silika gel, tanah diatome terkalsinasi, atau tanah silika yang dimurnikan untuk kromatografi dalam keadaan kering atau dalam campuran
dengan air, dimampatkan ke dalam tabung kromatografi kaca atau kuarsa. Zat uji yang dilarutkan dalam sejumlah kecil pelarut, dituangkan ke dalam kolom dan
dibiarkan mengalir ke dalam zat penjerap. Zat berkhasiat diadsorpsi dari larutan secara kuantitatif oleh bahan penjerap berupa pita sempit pada permukaan atas
kolom. Dengan penambahan pelarut lebih lanjut melalui kolom, oleh gaya gravitasi atau dengan memberikan tekanan, masing-masing zat bergerak turun
dalam kolom dengan kecepatan tertentu, sehingga terjadi pemisahan dan diperoleh kromatogram Departemen Kesehatan,1995.
2.7.1.2 Kromatografi Lapis Tipis
Kromatografi Lapis Tipis adalah metode analisis yang sangat lama dan telah banyak digunakan. Kromatografi lapis tipis KLT digunakan jika:
substansi tidak mudah menguap atau memiliki tingkat penguapan yang
rendah; substansi sangat polar, kepolaran yang sedang, nonpolar atau ionik;
sampel yang harus di analisa dalam jumlah banyak dan dengan waktu
terbatas;
sampel yang bila dianalisa dapat merusak kolom dari Kromatografi Cair
atau Kromatografi Gas;
substansi dalam bahan yang akan dianalisa tidak dapat dideteksi dengan Kromatografi Cair atau Kromatografi Gas atau hanya dengan kesulitan yang
baik;
setelah kromatografi, semua komponen dari sampel harus dapat dideteksi
Hahn-Deinstrop, 2006.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Totolkan Larutan uji dan Larutan baku, menurut cara yang tertera pada masing-masing monografi dengan jarak antara lebih kurang 1,5 cm dan lebih
kurang 2 cm dari tepi bawah lempeng, dan biarkan mengering tepi bawah lempeng adalah bagian lempeng yang pertama kali dilalui oleh alat membuat
lapisan pada waktu melapiskan zat penjerap. Ketika bekerja dengan lempeng, gangguan fisik harus terhindarkan dari zat penjerap Departemen kesehatan,
1995.
Beri tanda pada jarak 10 cm hingga 15 cm di atas titik penotolan. Tempatkan lempeng pada rak penyangga, hingga tempat penotolan terletak di
sebelah bawah,dan masukkan rak ke dalam bejana kromatografi. Pelarut dalam bejana harus mencapai tepi bawah lapisan penjerap, tetapi titik penotolan jangan
sampai terendam. Letakkan tutup bejana pada tempatnya, dan biarkan sistem hingga pelarut merambat 10 cm hingga 15 cm di atas titik penotolan, umumnya
diperlukan waktu lebih kurang 15 menit hingga 1 jam. Keluarkan lempeng dari bejana, buat tanda batas rambat pelarut, keringkan lempeng di udara,dan amati
bercak mula- mula dengan cahaya ultraviolet gelombang pendek 254 nm dan kemudian dengan cahaya ultraviolet gelombang panjang 366 nm. Ukur dan catat
jarak tiap bercak dari titik penotolan serta catat panjang gelombang untuk tiap bercak yang diamati. Tentukan harga Rf untuk bercak utama. Jika diperlukan,
semprot bercak dengan pereaksi yang ditentukan, amati dan bandingkan kromatogram zat uji dengan kromatogram baku pembanding Departemen
kesehatan, 1995.
Gambar 2.14 Skema kromatografi lapis tipis