Metode Stabilisasi Membran HRBC

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.4.3 Penentuan Struktur Kimia

Setelah melakukan pemurnian dari senyawa hasil modifikasi melalui proses nitrasi, dilakukan elusidasi struktur untuk identifikasi senyawa lebih lanjut.

a. Identifikasi Organoleptis

Senyawa murni etil p-metoksisinamat dan senyawa murni hasil modifikasi diidentifikasi warna, bentuk, dan juga bau. b. Pengukuran Titik Leleh Senyawa murni etil p-metoksisinamat dan senyawa murni hasil modifikasi diidentifikasi titik lelehnya dengan menggunakan DSC. c. Identifikasi Senyawa Menggunakan FTIR Sebanyak 1-2 mg sampel padat ditambahkan 200 mg bubuk KBr murni dan diaduk hingga rata. Kemudian sampel yang telah dicampur dengan KBr tersebut diambil dan kemudian ditempatkan dalam tempat sampel pada alat spektroskopi inframerah untuk dianalisis Hidayati, 2012.

d. Identifikasi Senyawa Menggunakan GCMS

Kolom yang digunakan adalah HP-5MS 30 m × 0,25 mm ID × 0,25 m; suhu awal 70 o C selama 2 menit, dinaikkan ke suhu 285 o C dengan kecepatan 20 o Cmin selama 20 menit. Suhu MSD 285 o C. Kecepatan aliran 1,2 mLmin dengan split 1:100. Pelarut yang digunakan metanol untuk kromatografi. Solvent delay selama 3 menit. Parameter scanning dilakukan dari massa paling rendah yakni 35 sampai paling tinggi 550 Umar et al,

2012. e.

Identifikasi Senyawa Menggunakan 1H-NMR dan 13C- NMR Sebanyak 10 mg sampel senyawa hasil modifikasi dilarutkan dalam pelarut kloroform bebas proton yang digunakan khusus untuk NMR. Setelah itu sampel dimasukkan ke dalam tabung khusus NMR untuk kemudian dianalisis menggunakan NMR. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.4.4 Pembuatan Reagen untuk Uji Antiinflamasi

a. Pembuatan TBS Tris Buffer Saline pH 6,3

Sebanyak 1,21 g Tris base dan 8,7 g Natrium klorida NaCl dilarutkan dalam 1.000 mL aquades. Terbentuklah larutan dapar dengan pH sekitar 10. Kemudian pH di adjust hingga 6,3 dengan menggunakan asam asetat glasial Mohan, 2003. b. Penyiapan variasi konsentrasi dari Natrium diklofenak sebagai kontrol positif Pembuatan larutan induk sebesar 10.000 ppm Natrium diklofenak dalam pelarut metanol. Kemudian dilakukan pengenceran dari larutan induk sehingga didapatkan variasi konsentrasi 1.000, 100, dan 10. Untuk membuat 10.000 ppm dilakukan dengan melarutkan 50 mg Natrium diklofenak dalam 5 mL metanol. Selanjutnya dilakukan pengenceran dari larutan induk, yaitu:  1.000 ppm: Sebanyak 500 L dari larutan induk di tambahkan 4. 500 L metanol.  100 ppmμ Sebanyak 50 L dari larutan induk di tambahkan 4.950 L metanol.  10 ppmμ Sebanyak 5 L dari larutan induk di tambahkan 4.λλ5 L metanol.

c. Penyiapan variasi konsentrasi dari etil p-metoksisinamat dan

senyawa hasil modifikasi Pembuatan larutan induk sebesar 10.000 ppm etil p- metoksisinamat dan senyawa hasil modifikasi dengan pelarut metanol. Kemudian dilakukan pengenceran dari masing-masing larutan induk sehingga didapatkan variasi konsentrasi 1.000, 100, dan 10 ppm. Untuk membuat 10.000 ppm dilakukan dengan melarutkan 50 mg sampel dalam 5 mL metanol. Selanjutnya dilakukan pengenceran dari larutan induk, yaitu:  1.000 ppmμ Sebanyak 500 L dari larutan induk di tambahkan 4. 500 L metanol.