Alasan Menyitir Sitiran 1. Pengertian Sitiran

Jelita Putri Muliana Gea : Analisis Kesesuaian Subjek Dokumen Yang Menyitir Dan Yang Disitir Dalam Tesis Magister S2 Teknik Arsitektur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, 2010.

BAB II KAJIAN TEORITIS

2.1. Sitiran 2.1.1. Pengertian Sitiran Ketika sebuah dokumen, misalnya dokumen A disebut oleh dokumen B sebagai catatan kaki, dimuat dalam bibliografi atau daftar pustaka, maka dikatakan bahwa dokumen A disitir oleh dokumen B, dan dokumen B menyitir dokumen A. Secara harafiah, arti dari sitiran berarti kutipan, yang merupakan terjemahan langsung dari kata, citation dalam bahasa Inggris. Kadang-kadang istilah reference merupakan sinonim dari citation, yang artinya rujukan atau petunjuk. Menurut Sulistyo-Basuki dalam Hasugian 2005: 3 mendefenisikan sitiran sebagai, “Karya yang dirujuk atau digunakan sebagai bibliografi pada sebuah artikel atau buku”. Dalam Harrod’s Librarian Glosarry and Reference Book 1990: 77 sitiran berarti: “Suatu rujukan pada suatu teks atau bagian dari suatu teks yang menunjuk pada suatu dokumen di mana teks itu dimuat”. Sitiran menurut Sophia 2002: 1, Menunjukkan asal-usul atau sumber kutipan, mengutip pernyataan, atau menyalinmengulang pernyataan seseorang dan mencantumkannya di dalam suatu karya tulis yang dibuat, namun tetap mengindikasikan bahwa kutipan tersebut adalah pernyataan orang lain. Berdasarkan defenisi-defenisi di atas terdapat persamaan bahwa sitiran adalah: Sejumlah dokumen yang dirujuk atau dikutip dalam suatu karya, dimana informasi tersebut saling berhubungan, dan sumber informasi dari dokumen tersebut dimuat dalam catatan kaki maupun daftar pustakabibliografi dari karya tersebut.

2.1.2. Alasan Menyitir

Mengacu pada pendapat Ziman yang tertulis pada latar belakang karya ilmiah ini, bahwa setiap karya saling berhubungan dengan karya ilmiah orang lain, maka ada beberapa alasan seseorang menyitir karya ilmiah orang lain, yaitu: Jelita Putri Muliana Gea : Analisis Kesesuaian Subjek Dokumen Yang Menyitir Dan Yang Disitir Dalam Tesis Magister S2 Teknik Arsitektur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, 2010. 1. Dokumen tertentu membutuhkan sumbangan pemikiran atau pembahasan atau hasil penelitian dari dokumen lain. 2. Dokumen lain memotivasi atau mendorong si penulis untuk menghasilkan atau memunculkan suatu dokumen baru. Lebih lanjut Andriani 2002: 32 menyatakan alasan mengapa pengarang menyitir karya sebelumnya adalah sebagai berikut: 1. Sebagai bahan latar belakang. 2. Memberitahu pembaca tentang penelitian yang pernah dilakukan. 3. Memperkuat atau mendukung sebuah temuan. 4. Menerangkan konsep dan ide. 5. Mengidentifikasi metode dan peralatan. 6. Menerangkan suatu defenisi, teori atau istilah. 7. Menunjukkan adanya karya orang lain yang bertentangan. 8. Menunjukkan data dari penelitian sebelumnya. 9. Sebagai bahan pembanding. 10. Membantu menemukan kembali informasi yang dipakai dan menunjukkan karya yang pernah dipublikasikan Alasan-alasan di atas jelas menerangkan bahwa setiap bahan pustaka yang tertulis dalam catatan kaki maupun daftar pustaka benar-benar memberikan kontribusi terhadap karya tersebut, dalam arti bahan pustaka tersebut bukan berfungsi sebagai pajangan semata. Penulisan sumber-sumber dokumen dalam suatu karya disebut dengan daftar kepustakaan. Menurut Grafield dalam Sulistyo-Basuki 1999: 5 pencantuman daftar kepustakaan ini harus dilakukan karena alasan sebagai berikut: 1. Memberikan penghormatan kepada para pelopor dalam bidang yang bersangkutan. Hal ini dilakukan karena ilmu pengetahuan merupakan akumulasi dari ilmu yang telah ada sebelumnya. 2. Memberikan penghargaan terhadap karya yang bersangkutan. 3. Mengidentifikasi metodologi, pendekatan teori, sarana yang digunakan dalam penulisan makalah. 4. Memberikan latar belakang bacaan bagi mereka yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang subjek yang sudah ditulis. 5. Mengoreksi baik karya sendiri maupun karya orang lain, 6. Memberikan kritik terhadap karya yang telah terbit sebelumnya. 7. Memperkuat klaim atas penemuan tentang sesuatu. 8. Memberikan petunjuk pada karya yang tidak diterbitkan, tidak tercakup majalah indeks dan abstrak atau jarang dikutip penulis lain. 9. Sebagai tanda penghargaan pada peneliti sebelumnya, yang telah melakukan penelitian pada bidang yang sama, penghormatan pada penulis sebelumnya. Jelita Putri Muliana Gea : Analisis Kesesuaian Subjek Dokumen Yang Menyitir Dan Yang Disitir Dalam Tesis Magister S2 Teknik Arsitektur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, 2010. 10. Sebagai panduan untuk orang lain yang akan mendalami subjek yang disebutkan dalam daftar kepustakaan. Selain dari pada alasan di atas, kegiatan menulis sumber kutipan merupakan kode etik yang tertuang langsung dalam UU Hak Cipta. Tanpa menyebut sumber kutipan, dapat dikategorikan sebagai plagiarisme, penjiplakan karya orang lain. Tindakan ini jelas melanggar UU Hak Cipta, tentang ciptaan yang dilindungi. Isi UU Hak Cipta pasal 22 No 19 tahun 2002 adalah: Dalam UU ini ciptaan yang dilindungi adalah ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra yang mencakup: a. Buku, program komputer, pamflet, perwajahan lay out karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lain. b. Ceramah, kuliah, pidato dan ciptaan lain yang sejenis dengan itu. c. Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan. d. Lagu atau musik dengan atau tanpa teks. e. Drama atau drama musikal, tari koreografi, pewayangan dan pantomim. f. Seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase dan seni terapan. g. Arsitektur. h. Peta. i. Seni batik. j. Fotografi. k. Sinematografi. l. Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, database, dan karya lain dari hasil pengalihwujudan.

2.2 Jenis Dokumen Sebagai Sumber Sitiran