Jelita Putri Muliana Gea : Analisis Kesesuaian Subjek Dokumen Yang Menyitir Dan Yang Disitir Dalam Tesis Magister S2 Teknik Arsitektur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, 2010.
artikel, ilmuwan, universitas, negara dan sejumlah kegiatan ilmiah lainnya.
7. Temu balik informasi, hubungan sitiran mungkin telah memiliki
pengaruh yang paling besar dalam temu balik. Sitiran telah digunakan sebagai pendekatan tradisional dalam penelusuran dokumen.
8. Pengembangan koleksi, analisis sitiran telah diterapkan terutama
untuk pengembangan koleksi majalah, dimana keputusan yang diambil meliputi apakah perpustakaan akan mengadakan atau tidak suatu
majalah, apakah akan meneruskan atau menghentikan langganan, dan apakah akan menyiangi atau tidak suatu dokumen.
Pendapat serupa dikemukakan oleh Sulystio-Basuki dalam Zulaikha 2007: 5-6, bahwa penggunaan teknik analisis sitiran terbagi dalam kategori
sebagai berikut: 1.
Pengembangan koleksi 2.
Temu balik informasi 3.
Pengembangan dan pertumbuhan subjek dan dokumen subjek 4.
Kajian historis dan penelitian yang sedang berlangsung 5.
Pola komunikasi penelitian 6.
Untuk menghitung paro hidup sebuah bidang ilmu.
2.3.2 Manfaat Analisis Sitiran
Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dengan kajian analisis sitiran. Menurut Budd dalam Zulaikha 2007: 40, metode analisis sitiran dapat
dipergunakan untuk mengukur komunikasi dalam disiplin ilmu tertentu. Disebutkan dalam dokumen ini bahwa dengan metode ini dapat diidentifikasi
karakteristik dokumen yang dipergunakan dalam penelitian di perguruan tinggi seperti jurnal, buku dan jenis-jenis lain, usia dokumen dan subjek yang dirujuk.
Septiyantono dalam Zulaikha 2007: 40 mengemukakan pendapatnya, Didalam manajemen dan pembinaan koleksi dengan metode analisis
sitiran dapat diketahui pertumbuhan dokumen, penentuan jurnal inti core journal maupun buku inti core book suatu perpustakaan. Manfaat secara
teoritis adalah sebagai pengembangan ilmu informasi dan perpustakaan. Semakin banyak penelitian menggunakan kajian bibliometrika dengan
berbagai aspek kajian maupun bidang ilmu yang berbeda, akan semakin memperkaya jumlah penelitian yang dihasilkan
Dari berbagai penjelasan di atas tentang kajian dan manfaat analisis sitiran, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan analisis
sitiran adalah kajian biliometrik yang dapat diterapkan dalam berbagai bidang
Jelita Putri Muliana Gea : Analisis Kesesuaian Subjek Dokumen Yang Menyitir Dan Yang Disitir Dalam Tesis Magister S2 Teknik Arsitektur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, 2010.
seperti mengetahui karakteristik dokumen yang disitir oleh para ilmuwan dan peneliti lain, dalam menghasilkan temuan baru. Kesimpulan ini didukung oleh
beberapa pendapat ahli yang menyebutkan defenisi tentang analisis sitiran. “Analisis sitiran adalah kajian bibliometrika yang secara khusus mengkaji
tentang sitiran yaitu melakukan analisis terhadap daftar pustaka atau bibliografi yang tercantum dalam sebuah dokumen” Hasugian, 2005: 3.
Hartinah 2002: 1, menyatakan, “analisis sitiran adalah penyelidikan melalui data sitiran dari suatu dokumen, baik dokumen yang disitir maupun
dokumen yang menyitir”. Dalam Dictionary for Library and Information Science 2004: 142-143,
menyebutkan defenisi analisis sitiran, A biblimetric technique in which work cited in publication are examined
to determine pattern of scholarly communication, for example the comparative importance of books versus jurnals, or of current versus
retrospective sources, in one or more academic disciplines. Analisis sitiran adalah suatu teknik bibliometrik dimana karya-karya yang
disitir dalam suatu terbitan dikaji untuk menentukan pola komunikasi ilmiah, sebagai contoh studi perbandingan pentingnya buku versus jurnal,
terbitan terkini versus sumber-sumber retrospektif, dalam suatu atau lebih disiplin ilmu.
Sulistyo-Basuki dalam Sutardji 2003: 1 menyatakan, “analisis sitiran digunakan untuk mengukur pengaruh intelektual ilmuwan dari penulis yang
disitir, karena beberapa studi sitiran digunakan untuk mengetahui karakteristik komunikasi ilmu pengetahuan”
2.4. Kriteria dalam Menyitir Dokumen