Pengukuran Tingkat Relevansi Relevansi 1. Pengertian Relevansi

Jelita Putri Muliana Gea : Analisis Kesesuaian Subjek Dokumen Yang Menyitir Dan Yang Disitir Dalam Tesis Magister S2 Teknik Arsitektur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, 2010. sama, atau berhubungan dengan topik yang diteliti topical relevance. Pada berbagai tulisan mengenai relevance, topicality topik merupakan faktor utama dalam penilaian kesesuain dokumen. Dari pengertian-pengertian di atas maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa relevansi merupakan hubungan atau keterkaitan antara dokumen yang disitir dengan dokumen yang menyitir yang didasarkan pada azas kebutuhan informasi dalam lingkup topik yang sama atau minimal berfungsi sebagai informasi tambahan. Dalam hal ini hubungan atau keterkaitannya dapat dilihat dalam kesamaan subjek.

2.5.2. Pengukuran Tingkat Relevansi

Untuk mengukur tingkat relevansi subjek dokumen yang menyitir dengan yang disitir pendekatan yang digunakan adalah pendekatan subjek subject approach. Pendekatan subjek ini dapat dilaksanakan dengan menggunakan toolsalat yang dapat mengklasifikasikan setiap subjek dengan tepat dan benar yang diejawantahkan dalam bentuk nomor klass. DDC Dewey Decimal Classification merupakan sistem klasifikasi yang telah diakui oleh dunia internasional, karena sistemnya yang lengkap dan mencakup seluruh jenis ilmu pengetahuan. Sedangkan dalam menentukan subjek dalam bentuk kosa kata yang sudah terkendali, penulis menggunakan LCSH Library of Congress Subject Heading. Burgin dalam Zaenab 2002: 43 membagi tingkat relevansi menjadi 3 tiga bagian serta memberikan defenisi dan interpretasi, seperti berikut ini: Tabel 1. Pembagian Tingkat Relevansi. Kategori Relevansi Defenisi Interpretasi Sangat Relevan Dokumen merupakan tanggapan langsung dari pertanyaan Saya kecewa bila sistem gagal menemukan dokumen Kurang Relevan Topik dari dokumen relevan, tetapi bukan tanggapan langsung dari pertanyaan Dokumen ditemukan atau tidak, saya tetap merasa senang Jelita Putri Muliana Gea : Analisis Kesesuaian Subjek Dokumen Yang Menyitir Dan Yang Disitir Dalam Tesis Magister S2 Teknik Arsitektur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, 2010. Kategori Relevansi Defenisi Interpretasi Tidak relevan Dokumen tidak relevan dengan pertanyaan Saya kecewa bila sistem menemukan dokumen ini Dalam menentukan relevansi subjek maka penulis menetapkan batas- batas relevansi notasi klasifikasi subjek sitiran terhadap notasi klasifikasi subjek yang menyitir dengan subjek yang disitir, seperti yang digunakan dalam penelitian-penelitian sebelumnya. a. Relevan R. Dikatakan relevan apabila tiga digit pertama notasi klasifikasi subjek sitiran sudah sama dengan tiga digit pertama notasi klasifikasi subjek dokumen yang menyitir. b. Relevan Marjinal RM. Apabila dua digit pertama notasi klasifikasi subjek sitiran masih berada pada notasi klasifikasi subjek dokumen yang menyitir. c. Tidak Relevan NR. Apabila notasi klasifikasi subjek sitiran berada di luar notasi klasifikasi subjek dokumen yang menyitir. Berdasarkan batasan-batasan di atas maka dalam hal ini penulis juga harus menggunakan metode klasifikasi terhadap masing-masing dokumen, baik dokumen yang menyitir maupun dokumen yang disitir, sehingga kesesuaian subjek antara dua dokumen dapat lebih mudah ditemukan. Menurut Sundari 2002: 12, langkah langkah dalam penulisan relevansi subjek adalah: 1. Tentukan subjek bahan pustaka 2. Terjemahkan subjek 3. Pelajari bagan utama 4. Penggunaan bahasa indeks Dari pendapat Sundari di atas dapat diuraikan bahwa: 1. Tentukan subjek bahan pustaka. Sebelum menentukan notasi kelas suatu bahan pustaka, lakukan analisis subjek dengan menafsirkan isi pokok yang terkandung dalam bahan pustaka tersebut. Cara menganalisis isi buku: Jelita Putri Muliana Gea : Analisis Kesesuaian Subjek Dokumen Yang Menyitir Dan Yang Disitir Dalam Tesis Magister S2 Teknik Arsitektur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, 2010. a. Baca dan perhatikan judul, daftar isi, tajuk-tajuk bab, dan kata pengantar dengan seksama. b. Baca dan perhatikan catataan yang terdapat pada jaket buku atau pada kulit jilid bagian belakang buku. c. Baca bagian pendahuluan untuk memahami isi pokok bahan pustaka. d. Dalam kasus sulit, baca ringkasan, tinjauan literatur, hasil dan, kesimpulan, atau kemungkinan harus membaca teks bahkan juga daftar pustakanya. e. Jika masih mengalami kesulitan minta bantuan seorang yang ahli dalam subjek tersebut, misalnya peneliti, pengkaji atau penyuluh. 2. Terjemahkan subjek. Setelah subjek diketahui, terjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagaimana yang digunakan DDC edisi ke-22. Gunakan kamus bahasa Indonesia-Inggris atau kamus tematisteknis menurut bidangnya. Ingat juga sinonim-sinonimnya. Simpulkan apakah subjek tersebut termasuk kegiatan produksi atau kegiatan pengolahannya. Untuk bidang pertanian misalnya, apakah termasuk pertanianusaha tani atau proses pengolahan hasil pertanian, agar tidak akan terjadi kesalahan mengutip notasi kelas. 3. Pelajari bagan utama. Untuk menentukan nomor klasifikasi, subjek yang telah diketahui dicari pada indeks subjek atau jika sudah paham cari langsung notasi kelasnya pada bagan utama. Untuk dapat mencari langsung, terlebih dahulu harus mempelajari dan memahami urutan- urutan subjek di dalam bagan utama tersebut. Mengenai penggunaan tabel utama secara mendalam akan dijelaskan pada bab tersendiri. 4. Penggunaan indeks subjek. Salah satu cara yang mungkin dapat mempercepat pencarian notasi kelas adalah dengan menggunakan indeks subjek yang berupa daftar subjek verbal dalam bahasa Inggris yang disusun menurut abjad dan menunjuk kepada notasi klasifikasi. Jelita Putri Muliana Gea : Analisis Kesesuaian Subjek Dokumen Yang Menyitir Dan Yang Disitir Dalam Tesis Magister S2 Teknik Arsitektur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, 2010.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Melaksanakan penelitian bukanlah pekerjaan yang dapat dikatakan sederhana. ”Penelitian harus dilakukan secara terencana, bertujuan dan sistematis” Arikunto, 1998: 167. Mengingat proses dan maknanya tersebut penelitian harus dilakukan secara hati-hati dengan tenaga yang cukup dan didukung oleh pikiran yang jernih. Berdasarkan pertanyaan yang tertuang dalam rumusan permasalahan, maka langkah untuk mendapatkan tujuannya, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif. Seperti disebutkan dalam Arikunto 1998: 310, “bahwa penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan ‘apa adanya’ tentang sesuatu variabel, gejala atau keadaan”. Pendapat ini didukung oleh Widodo 2000: 15-16 yang menyatakan bahwa, Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu variabel atau tema, gejala atau keadaan yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Penelitian deskriptif tidak memerlukan administrasi atau pengontrolan terhadap suatu perlakukan. Dari pernyataan-pernyataan di atas dapat diambil suatu kesimpulan, sekaligus alasan penulis menggunakan metode deskriptif adalah bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan untuk menemukan suatu gambaran terhadap objek penelitian berdasarkan hasil analisis data yang ditemukan pada saat melakukan penelitian dan tidak dimaksudkan untuk menguji data yang didapatkan, karena kondisi yang bersifat dinamis.

3.2. Unit Analisis

Menurut Singarimbun 1995: 155 ”yang dimaksud dengan unit analisis adalah unit yang akan diteliti atau dianalisa”. Pendapat serupa dikemukakan oleh Arikunto 1998: 131, menyatakan bahwa, ”unit analisis adalah satuan yang menunjuk pada subjek penelitian”.