Iman Pasu Purba : Tinjauan Yuridis Mengenai Penggunaan Perjanjian Standar Dalam Kontrak Bisnis Waralaba Local Analisa Terhadap Kontrak PT. Ultra Disc Prima Internasional, 2007.
USU Repository © 2009
e. Perjanjian Kerjasama Ultra Disc Franchise Pasal 3 ayat 1, 8 dan Pasal 4 ayat 2; Pembayaran biaya franchise franchise price and payment terms;
i. Pasal 3 ayat 1 : Pihak Kedua berkewajiban untuk membayar Franchise
Fee kepada Pihak Pertama sebesar Rp. 15.000.000,00 lima belas juta rupiah yang dibayarkan sekalligus lunas pada saat perjanjian ini
ditandatangani. Franchisee Fee tersebut hanya berlaku selam jangka waktu 5 Tahun”.
ii. Pasal 3 ayat 8 : Pihak Kedua bersedia menyediakan budget promosi
sebesar 2,5 dari jumlah penerimaan outlet per bulan kepada Pihak Pertama, dimana budget dimaksud akan dikeluarkan oleh Pihak Kedua
apabila ada promosi untuk kepentingan toko”. iii.
Pasal 4 ayat 2 : Pembagian hasil sewa dalam perjanjian ini adalah sebagai berikut :
a. Penyewaan VCD Video Compact Disc, 50 untuk Pihak Pertama
dan 50 untuk Pihak Kedua. b.
Penyewaan DVD Digital Versatile Disc, 75 untuk Pihak Pertama dan 25 untuk Pihak Kedua.
c. Pembagian hasil diatas sudah termasuk pembayaran royalty yang
diatur dalam Surat Perjanjian Royalty. d.
Penyewaan lainnya ataupun penjualan produk tertentu, akan diatur bagi hasilnya dengan perjanjian tambahan.
3.1.2. Klausula spesifik
Ditemukan Pada Perjanjian Kerjasama Ultra Disc Franchise.
Iman Pasu Purba : Tinjauan Yuridis Mengenai Penggunaan Perjanjian Standar Dalam Kontrak Bisnis Waralaba Local Analisa Terhadap Kontrak PT. Ultra Disc Prima Internasional, 2007.
USU Repository © 2009
a. Pasal 3 ayat 4 : Pihak Kedua berkewajiban menjaga iventaris Produk yang
ada. Kerusakan atau kehilangan produk yang disebabkan oleh kelalaian dari
Pihak Kedua harus diganti sebesar 75 dari harga produk pasaran.
b. Pasal 3 ayat 5 : Semua biaya renovasi atau pengadaan yang berkenaan
dengan standarisasi atau ketentuan dari Pihak Pertama sebagai berikut
ditanggung oleh Pihak Kedua :
i. Logowarna dan penempatan.
ii. Komputer serta sistem operasinya, modern, telepon, TV, ups.
iii. Rak display, Meja Kasir, Laci Penyimpanan, Rak TV, Kotak Saran.
iv. Biaya Perijinan, operasional toko berupa gaji, lembur, listrik.
c. Pasal 4 tentang harga sewa, pembagian hasil dan pembayaran.
i. Pasal 4 ayat 1 : Pihak Pertama menetukan harga jual, harga sewa, dan
sistim diskon disesuaikan dengan kondisi pasar. Pihak Kedua dapat mengajukan usulan yang menguntungkan kedua belah pihak.
ii. Pasal 4 ayat 2 : Pembagian hasil sewa dalam perjanjian.
iii. Pasal 4 ayat 3 : Pembayaran bagi masing-masing pihak dihitung dari
jumlah penerimaan outlet per hari, dan disetorkan kerekening masing- masing pihak secara rutin tiap hari. Prosedur penyetoran pembagian hasil
ini dilakukan oleh pegawai outlet sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Pihak Pertama.
iv. Pasal 4 ayat 4 : Pembagian hasil untuk penjualan atau penyewaan
produk lainnya, akan ditentukan dan diatur dengan perjanjian tambahan. v.
Pasal 4 ayat 5 : Kedua belah pihak setuju apabila evaluasi hasil sewa kurang dari 10 jutabulan berturut-turut selam enem bulan, dimana
Iman Pasu Purba : Tinjauan Yuridis Mengenai Penggunaan Perjanjian Standar Dalam Kontrak Bisnis Waralaba Local Analisa Terhadap Kontrak PT. Ultra Disc Prima Internasional, 2007.
USU Repository © 2009
penambahan film normal dan tidak bermasalan, maka outlet tersebut direkomendasikan untuk dipindahkan kelokasi lain atau ditutup selam-
lamanya 2 bulan setelah hasil evaluasi atau sesuai dengan kesepaktan bersama.
d. Pasal 5 tentang konsistensi standarisasi outlet.
i. Pasal 5 ayat 1 : Besarnya outlet berkisar 40 m2 sampai dengan 150 m2.
ii. Pasal 5 ayat 2 : Pihak Kedua harus mengikuti standarisasi outlet baik
penempilan, maupun display ketentuan Pihak Pertama. iii.
Pasal 5 ayat 3 : Pihak Pertama wajib memberitahu perubahan standarisasi maupun perubahan penampilan dispay jika diperlukan dari
segi komersil paling lambat 7 tujuh hari sebelum efektif pelaksanaan standarisasi dan Pihak Kedua berkewajiban mengikuti.
iv. Pasal 5 ayat 4 : Jam operasional outlet harus berdasarkan standarisasi
secara umum ataupun sesuai dengan kebutuhan Pihak Kedua dengan persetujuan tertulis dari Pihak Pertama.
e. Pasal 6 tentang kepegawaian.
i. Pasal 6 ayat 1 : Struktur dan sistim kepegawaian outlet
direkomendasikan oleh Pihak Kedua sesuai dengan persetujuan kebijaksanaan dari Pihak Pertama.
ii. Pasal 6 ayat 2 : Sistim penggajian karyawan haus mengikuti ketentuan
UMR Upah Minimum Regional yang ditetapkan pemerintah. iii.
Pasal 6 ayat 3 : Sistem bonusinsentif karyawan yang bersal dari nilai penyewaan harus dibayarkan oleh Pihak Kedua atas dasar rekomendasi
Pihak Pertama dan persetujuan Pihak Kedua”.
Iman Pasu Purba : Tinjauan Yuridis Mengenai Penggunaan Perjanjian Standar Dalam Kontrak Bisnis Waralaba Local Analisa Terhadap Kontrak PT. Ultra Disc Prima Internasional, 2007.
USU Repository © 2009
iv. Pasal 6 ayat 4 : Seragam pegawai diusulkan oleh Pihak Pertama dan
wajib untuk dilaksanakan oleh Pihak Kedua. v.
Pasal 6 ayat 5 : Pihak Kedua atau wakil yang sah dari Pihak Kedua berkewajiban mengikuti rapat jika diperlukan baik mingguan, bulanan
maupun tahunan dan ikut berpartisipasi dalam latihan serta training yang diselenggarakan Pihak Pertama.
3.1.3. Klausula antisipatif 1. Pasal 7 Perjanjian Kerjasama Ultra Disc Franchise.