Perjanjian standar sepihak; Perjanjian standar yang ditetapkan oleh pemerintah; Perjanjian standar yang ditentukan dilingkungan notaris atau Kesepakatan mereka yang mengikat dirinya wilsovereenssteming

Iman Pasu Purba : Tinjauan Yuridis Mengenai Penggunaan Perjanjian Standar Dalam Kontrak Bisnis Waralaba Local Analisa Terhadap Kontrak PT. Ultra Disc Prima Internasional, 2007. USU Repository © 2009 kepentingan ekonomi pengusaha lebih terjamin karena konsumen hanya menyetujui syarat-syarat yang ditawarkan oleh pengusaha.

3. Jenis-jenis perjanjian standar

Perjanjian standar dapat dibedakan dalam tiga jenis, sebgau berikut : 42

a. Perjanjian standar sepihak;

Merupakan perjanjian yang isinya ditentukan oleh pihak yang kuat kedudukannya di dalam perjanjian itu. Pihak yang kuat disini adalah pihak kreditur yang lazimnya mempunyai kedudukan ekonomi kuat dibandingkan pihak debitur. Kedua belah pihak lazimnya terikat dalam organisasi, misalnya pada perjanjian kerja kolektif.

b. Perjanjian standar yang ditetapkan oleh pemerintah;

Merupakan perjanjian yang mempunyai objek berupa hak-hak atas tanah. Dalam bidang agraria, misalnya Peraturan Menteri Negara Agraria Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1996 tentang Bentuk Surat Kuasa Membabankan Hak Tangungan, Akta Pemberian Hak Tanggungan, Buku Tanah Hak Tanggungan, dan Sertifikat Hak Tanggungan.

c. Perjanjian standar yang ditentukan dilingkungan notaris atau

advokad; Merupakan perjanjian yang sudah sejak semula disediakan untuk memenuhi permintaan dari anggota masyarakat yang meminta bantuan Notaris atau Advokad yang bersangkutan. 42 Ibid. Hal 49. Iman Pasu Purba : Tinjauan Yuridis Mengenai Penggunaan Perjanjian Standar Dalam Kontrak Bisnis Waralaba Local Analisa Terhadap Kontrak PT. Ultra Disc Prima Internasional, 2007. USU Repository © 2009 4. Pengaturan validitas perjanjian standar Syarat sahnya suatu perjanjian standar adalah sama halnya dengan syarat sahnya suatu perjanjian pada umumnya, yakni sebagaimana bunyi Pasal 1320 KUHPerdata, yang menentukan bahwa untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan empat syarat : 43

a. Kesepakatan mereka yang mengikat dirinya wilsovereenssteming

agreement; Secara formil suatu pernyataan kesepakatan para pihak dalam suatu perjanjian tertulis cukup dengan pembubuhan tanda tangan pada perjanjian tersebut. b. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan capacity; Kecakapan para pihak dalam membuat suatu perikatan pada dasarnya adalah sebagaimana bunyi Pasal 1330 KUHPerdata, yaitu sudah dewasa jo. Pasal 330 KUHPerdata, umur 21 tahun keatas, dan tidak sedang berada dibawah pengampuan jo. Pasal 433 KUHPerdata. Namun selain itu juga memerlukan ketentuan-ketentuan tertentu yaitu mengenai orang yang berhak untuk memiliki kepastian untuk membuat perjanjian. Misalnya suatu Perseroan Terbatas, maka pihak yang memiliki kepastian untuk membuat perjanjian adalah Direksi dari Perseroan Terbatas tersebut sebagai mana diatur dalam Pasal 79 ayat 1, Pasal 82, Pasal 89 UU Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas. c. Suatu hal tertentu bepaald onderwrep Certainly of terms; Suatu perjanjian harus memiliki suatu objek tertentu. 43 Ibid. Hal 79-82. Iman Pasu Purba : Tinjauan Yuridis Mengenai Penggunaan Perjanjian Standar Dalam Kontrak Bisnis Waralaba Local Analisa Terhadap Kontrak PT. Ultra Disc Prima Internasional, 2007. USU Repository © 2009

d. Suatu sebab yang halal geoorloofde oorzaak legality;