Pengertian Perjanjian PERJANJIAN PADA UMUMNYA Hukum perjanjian diatur dalam buku III KUHPerdata tentang perikatan

Iman Pasu Purba : Tinjauan Yuridis Mengenai Penggunaan Perjanjian Standar Dalam Kontrak Bisnis Waralaba Local Analisa Terhadap Kontrak PT. Ultra Disc Prima Internasional, 2007. USU Repository © 2009

1. Pengertian Perjanjian

Telah disebut diatas bahwa perikatan bersumber pada perjanjian. Perjanjian merupakan sumber terpenting didalam melahirkan perikatan karena memang perikatan paling banyak diterbitkan oleh perjanjian. Selain perjanjian, masih ada lagi sumber lain yang menerbitkan perikatan yaitu undang-undang. Untuk lebih menambah wawasan kita mengenai pengertian perjanjian ini ada baiknya kita mengetahui rumusan perjanjian yang dikemukakan oleh para sarjana. Subekti memberikan rumusan sebagai berikut : ”Perjanjian adalah”suatu peristiwa dimana seseorang berjanji kepada seorang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal”. 23 ”Perjanjian adalah perhubungan hukum mengenai harta benda antara dua pihak, dalam mana suatu pihak berjanji untuk melakuakn sesuatu hal atau untuk tidak melakukan suatu hal, sedang pihak lain berhak menuntut pelaksanaan janji itu”. Wirjono Prodjodikoro memberikan rumusan sebagai berikut : 24 ”Perjanjian adalah perbuatan hukum dimana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya atau saling mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih”. R. Setiawan memberikan rumusan sebagai berikut : 25 ”Perjanjian adalah suatu persetujuan dengan mana dua orang atau lebih saling mengikatkan diri untuk melaksanakan suatu hal dalam lapangan harta kekayaaan”. Abdul Kadir Muhammad memberikan rumusan sebagai berikut : 26 23 Subekti, Hukum Perjanjian, cet .19, Jakarta: PT. Intermasa, 1999, hal 1. 24 Prodjodikoro, Wirjono, Asas-asas Hukum Perjanjian,cet.11, Jakarta: Sumur Bandung, 1989, hal 8 25 Simanjuntak, Pokok-pokok Hukum Perdata Indonesia, cet.2, Jakarta: Jamabatan, 2005, hal.332 26 Muhammad, Abdul K, Hukum Perikatan, Bandung : Alumni, 1986, hal 6 Iman Pasu Purba : Tinjauan Yuridis Mengenai Penggunaan Perjanjian Standar Dalam Kontrak Bisnis Waralaba Local Analisa Terhadap Kontrak PT. Ultra Disc Prima Internasional, 2007. USU Repository © 2009 M. Yahya Harahap memberikan rumusan sebagai berikut : ”Perjanjian adalah suatu hubungan hukum kekayaan harta benda antara dua orang atau lebih, yang memberi kekuatan hak pada satu pihak untuk memperoleh suatu prestasi dan sekaligus mewajibkan pihak yang lain untuk menunaikan prestasi”. 27 Menurut R. Setiawan rumusan tersebut selain kurang lengkap juga sangat luas. Kurang lengkap karena hanya menyebutkan persetujuanperjanjian sepihak saja, sangat luas karena dengan dipergunakannya perkataan ”perbuatan” tercakup juga perbuatan suka rela dan perbuatan melawan hukum. Menurut Pasal 1313 KUHPerdata memberikan pengertian perjanjian sebagai berikut: “Suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih”. 28 Secara yuridis suatu perjanjian baru dapat dikatakan sah apabila telah memenuhi empat unsur pokok sebagaimana dicantumkan dalam Pasal 1320 KUHPerdata yaitu : Oleh karena itu perlu adanya perbaikan mengenai defenisi tersebut yaitu ”perbuatan” diartikan dengan perbuatan hukum yaitu cause akibat hukum dan isi pasal 1313 KUHPerdata ditambah dengan perkataan ”saling mengikatkan diri”. Jadi dapat disimpulkan bahwa persetujuan atau perjanjian adalah suatu perbuatan hukum, dimana satu pihak atau lebih mengikatkan diri atau saling mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih. Suatu perjanjian juga dinamakan persetujuan, karena dua pihak setuju untuk melakukan sesuatu.

2. Syarat-syarat sahnya suatu perjanjian