Hak Dan Kewajiban Para Pihak Dalam Waralaba

Iman Pasu Purba : Tinjauan Yuridis Mengenai Penggunaan Perjanjian Standar Dalam Kontrak Bisnis Waralaba Local Analisa Terhadap Kontrak PT. Ultra Disc Prima Internasional, 2007. USU Repository © 2009 l Pembinaan, bimbingan dan pelatihan kepada franchisee. 21 Hal ini tentunya merupakan pokok dari usaha waralaba, khususnya Business Format Franchise, karena esensi dari usaha waralaba adalah penyeragaman konsep dan oleh karenanya harus mendapat bimbingan dari franchisor.

D. Hak Dan Kewajiban Para Pihak Dalam Waralaba

Hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian waralaba merupakan prestasi maupun kontra prestasi bagi mereka, di mana kesuksesan dan keberhasilan pelaksanaan perjanjian tersebut dinilai dari sejauh mana para pihak melaksanakan hak dan kewajibannya. Secara umum, dapat dirumuskan hak-hak dan kewajiban-kewajiban pemberi waralaba maupun penerima waralaba. 22 1. Memberikan segala macam informasi yang berhubungan dengan hak atas kekayaan intelektual, penemuan atau cirri khas usaha, misalnya sistem manajemen, cara penjualan, atau penataan, atau cara distribusi yang merupakan karakteristik khusus yang menjadi objek waralaba, dalam rangka pelaksanaan waralaba yang diberikan tersebut; Pemberi waralaba berkewajiban untuk : 2. Memberikan bantuan pada penerima waralaba, pembinaan, bimbingan, dan pelatihan kepada penerima waralaba. Pemberi waralaba memiliki hak untuk : 1. Melakukan pengawasan jalannya pelaksanaan waralaba; 2. Memperoleh laporan-laporan secara berkala atas jalannya kegiatan usaha 21 Menjadi poin j dalam Perturan Menteri Perdagangan yang baru 22 Widjaja, Lisensi Atau Waralaba, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2002, hal 82. Iman Pasu Purba : Tinjauan Yuridis Mengenai Penggunaan Perjanjian Standar Dalam Kontrak Bisnis Waralaba Local Analisa Terhadap Kontrak PT. Ultra Disc Prima Internasional, 2007. USU Repository © 2009 penerima waralaba; 3. Melaksanakan inspeksi pada daerah kerja penerima waralaba guna memastikan bahwa waralaba yang diberikan telah dilaksanakan sebagaimana mestinya; 4. Sampai batas tertentu mewajibkan penerima waralaba dalam hal-hal tertentu, untuk membeli barang modal atau barang-barang tertentu lainnya dari pemberi waralaba; 5. Mewajibkan penerima waralaba untuk menjaga kerahasiaan Hak atas Kekayaan Intelektual, penemuan atau ciri khas usaha, misalnya sistem manajemen, cara penjualan, atau penataan atau cara distribusi yang merupakan merupakan karakteristik khusus yang menjadi objek waralaba; 6. Mewajibkan agar penerima waralaba tidak melakukan kegiatan yang sejenis, serupa, ataupun yang secara langsung maupun tidak langsung dapat menimbulkan persaingan dengan kegiatan usaha yang mempergunakan hak atas kekayaan intelektual, penemuan atau ciri khas usaha; 7. Menerima pembayaran royalti dalam bentuk, jenis, dalam jumlah yang dianggap layak olehnya; 8. Meminta dilakukannya pendaftaran atas waralaba yang diberikan kepada penerima waralaba; 9. Atas pengakhiran waralaba, meminta kepada penerima waralaba untuk mengembalikan seluruh data, informasi maupun keterangan yang diperoleh penerima waralaba selama masa pelaksanaan waralaba; 10. Atas pengakhiran waralaba, melarang penerima waralaba untuk memanfaatkan lebih lanjut seluruh data, informasi, maupun keterangan yang Iman Pasu Purba : Tinjauan Yuridis Mengenai Penggunaan Perjanjian Standar Dalam Kontrak Bisnis Waralaba Local Analisa Terhadap Kontrak PT. Ultra Disc Prima Internasional, 2007. USU Repository © 2009 diperoleh penerima waralaba selama masa pelaksanaan waralaba; 11. Atas pengakhiran waralaba, melarang penerima waralaba untuk melakukan kegiatan sejenis, serupa, ataupun secara langsung maupun tidak langsung dapat menimbulkan persaingan dengan mempergunakan Hak atas Kekayaan Intelektual, penemuan atau ciri khas usaha; 12. Pemberian waralaba kecuali yang bersifat eksklusif tidak menghapuskan hak pemberi waralaba untuk tetap memanfaatkan, menggunakan atau melaksanakan sendiri Hak atas Kekayaan Intelektual, penemuan atau ciri khas usaha. Penerima waralaba memiliki kewajiban untuk : 1. Melaksanakan seluruh instruksi yang diberikan oleh pemberi waralaba kepadanya guna melaksanakan Hak atas Kekayaan Intelektual, penemuan atau ciri khas usaha, misalnya sistim manajemen, cara penjualan atau penataan atau cara distribusi yang merupakan karakteristik khusus yang merupakan objek waralaba ; 2. Memberikan keleluasaan bagi pemberi waralaba untuk melakukan pengawasan maupun inspeksi berkala maupun secara tiba-tiba guna memastikan bahwa penerima waralaba telah melaksanakan waralaba yang diberikan dengan baik; 3. Memberikan laporan-laporan baik secara berkala maupun atas permintaan khusus dari pemberi waralaba; 4. Sampai batas tertentu membeli barang modal tertentu, ataupun barang- barang tertentu lainnnya dalam rangka pelaksanaan waralaba dari pemberi Iman Pasu Purba : Tinjauan Yuridis Mengenai Penggunaan Perjanjian Standar Dalam Kontrak Bisnis Waralaba Local Analisa Terhadap Kontrak PT. Ultra Disc Prima Internasional, 2007. USU Repository © 2009 waralaba; 5. Menjaga kerahasiaan atas Hak atas Kekayaan Intelektual, penemuan atau ciri khas usaha; 6. Melaporkan segala pelanggaran Hak atas Kekayaan Intelektual, penemuan atau ciri khas usaha; 7. Tidak memanfaatkan Hak atas Kekayaan Intelektual, penemuan atau ciri khas usaha, selain dengan tujuan untuk melaksankan waralaba yang diberikan; 8. Melakukan pendaftaran waralaba; 9. Tidak melakukan kegiatan sejenis, serupa, ataupun secara langsung maupun tidak langsung dapat menimbulkan persaingan dengan kegiatan usaha yang mempergunakan Hak atas Kekayaan Intelektual; 10. Melakukan pembayaran royalti dalam bentuk, jenis dan jumlah yang telah disepakati bersama; 11. Atas pengakhiran waralaba, mengembalikan seluruh data, informasi, maupun keterangan yang diperolehnya; 12. Atas pengakhiran waralaba, tidak memanfaatkan lebih lanjut seluruh data, informasi, maupun keterangan yang diperoleh oleh penerima waralaba selama masa pelaksanaan waralaba; 13. Atas pengakhiran waralaba, tidak lagi melakukan kegiatan sejenis, serupa, ataupun yang secara langsung maupun secara tidak langsung dapat menimbulkan persaingan dengan mempergunakan Hak atas Kekayaan Intelektual. Iman Pasu Purba : Tinjauan Yuridis Mengenai Penggunaan Perjanjian Standar Dalam Kontrak Bisnis Waralaba Local Analisa Terhadap Kontrak PT. Ultra Disc Prima Internasional, 2007. USU Repository © 2009 Penerima waralaba berhak untuk : 1. Memperoleh segala macam informasi yang berhubungan dengan Hak atas Kekayaan Intelektual atau ciri khas usaha, misalnya sistim manajemen, cara penjualan atau penataan atau cara distribusi yang merupakan karakteristik khusus yang merupakan objek waralaba yang diperlukan olehnya untuk melaksanakan waralaba yang diberikan tersebut; 2. Memperoleh bantuan dari pemberi waralaba atas segala macam cara pemanfaatan atau penggunaan Hak atas Kekayaan Intelektual, penemuan atau ciri khas usaha; Hak dan kewajiban ini, baik oleh pemberi waralaba dan penerima waralaba harus dituangkan di dalam perjanjian waralaba guna mewujudkan adanya keseimbangan kedudukan di antara para pihak. Iman Pasu Purba : Tinjauan Yuridis Mengenai Penggunaan Perjanjian Standar Dalam Kontrak Bisnis Waralaba Local Analisa Terhadap Kontrak PT. Ultra Disc Prima Internasional, 2007. USU Repository © 2009

BAB III PERJANJIAN STANDAR DALAM PERSFEKTIF HUKUM INDONESIA

A. PERJANJIAN PADA UMUMNYA Hukum perjanjian diatur dalam buku III KUHPerdata tentang perikatan

yang terdiri dari ketentuan-ketentuan umum dan ketentuan-ketentuan khusus. Ketentuan-ketentuan umum yang dimaksud adalah perikatan-perikatan yang dilahirkan dari kontrak atau persetujuan-persetujuan dan perikatan yang dilahirkan dari undang-undang. Sedangkan ketentuan-ketentuan khusus adalah hapusnya suatu perikatan, jual-beli, tukar-menukar, sewa-menyewa, persetujuan-persetujuan untuk melakukan suatu pekerjaan dan lain sebagainya. Ketentuan-ketentuan umum dari buku III ini memuat tentang aturan-aturan pokok dari hukum perjanjian sedangkan ketentuan-ketentuan khusus mengandung pengaturan lebih lanjut. Selain itu ketentuan-ketentuan umum pada dasarnya berlaku bagi semua perjanjian. Dalam memperlakuan ketentuan yang umum kedalam ketentuan yang khusus dapat diberlakukan sepanjang tidak diatur oleh ketentuan khusus. Hubungan ketentuan-ketentuan umum yang diatur dalam buku III ini dengan setiap perjanjian dapat kita lihat pada pasal 1319 KUHPerdata yang berbunyi sebagai berikut : “ Semua persetujuan baik yang mempunyai suatu nama khusus, maupun yang tidak terkenal dengan suatu nama tertentu tunduk pada peraturan- peraturan umum yang termuat didalam bab ini dan bab yang lalu” Dengan demikian apabila terdapat perjanjian yang menyimpang, maka kita kembali kepada ketentuan “adagium” yang khusus menyimpangkan ketentuan umum lex specialis de rogat lex generalis.