Dalam perspektif UNIDROIT’94 KLAUSULA BAKU DAN KLAUSULA EKSONERASI DALAM SUATU PERJANJIAN STANDAR

Iman Pasu Purba : Tinjauan Yuridis Mengenai Penggunaan Perjanjian Standar Dalam Kontrak Bisnis Waralaba Local Analisa Terhadap Kontrak PT. Ultra Disc Prima Internasional, 2007. USU Repository © 2009

2. Dalam perspektif UNIDROIT’94

Sebagai perbandingan dengan aturan di Indonesia, International Institude for the Unification of Private Law UNIDROIT dalam Principles of International Commercial Contracts 1994 atau biasa disebut UNIDROIT’94 dalam pasal 2.19 menjelaskan bahwa klausula baku standard terms adalah “...provisions which are prepared in advance for general and repeated use by one party and which are actually used without negotiation with the other party”....Aturan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu untuk dipergunakan secara umum dan berulang-ulang oleh salah satu sepihak dan yang secara nyata digunakan tanpa negosisasi dengan pihak lain”. 45 Lebih lanjut, dalam pasal 2.20 bahwa suatu klusula baku haruslah wajar dalam artian harus memperhatikan isi, bahasa, dan cara penyajiannya. Suatu klusula baku dianggap tidak wajar atau janggal apabila isi dari klausula tersebut sedemikian rupa sehingga orang yang sewajarnya tidak akan mungkin mengharapkan adanya syarat tersebut. Misalnya, adalah adanya suatu syarat yang membatasi atau meniadakan tangung jawab yang sudah sewajarnya merupakan Dalam penjelasan pasal tersebut, dijelaskan bahwa penentuan suatu klausula baku bukan berdasarkan bentuk penampilan atau formatnya, juga bukan berdasarkan pihak mana yang membuatnya, bahkan bukan juga dari isinya, malainkan pada fakta atau kenyataan bahwa klausula tersebut dibuat secara nyata tanpa dinegoisasikan dengan pihak lain. 45 UNIDROIT’94, principles of International Commercial Contracts 1994. Rome : International Institude for the Unfication of Private Law. Article 2.19. lihat juga dalam buku , Kompilasi Hukum Perikatan. Bandung : Citra Aditya Bhakti. Hal 189. Iman Pasu Purba : Tinjauan Yuridis Mengenai Penggunaan Perjanjian Standar Dalam Kontrak Bisnis Waralaba Local Analisa Terhadap Kontrak PT. Ultra Disc Prima Internasional, 2007. USU Repository © 2009 tanggung jawab dari pihak tertentu akibat kesalahan yang diperbuatnya liabilities based on faults Yang merupakan sumber malapetaka dalam perjanjian baku adalah terdapatnya klausula eksonerasi ini pada perjanjian baku karena sangat memberatkan salah satu pihak. Secara yuridis-teknis syarat klausula eksonerasi dalam suatu kontrak biasanya dilakukan melalui 3 tiga metode sebagai berikut : 1. Metode pengurangan atau bahkan penghapusan terhadap kewajiban- kewajiban hukum yang biasanya dibebankan kepada salah satu pihak. Misalnya melalui upaya perluasan mengenai pengertian force majeure keadaan darurat. 2. Metode pengurangan atau bahkan penghapusan terhadap akibat hukum karena pelaksanaan kewajiban yang tidak benar. Misalnya pengurangan atau penghapusan ganti kerugian jika terjadi wanprestasi dari salah satu pihak dalam kontrak. 3. Metode penciptaan kewajiban tertentu kepada salah satu pihak dalam kontrak. Misalnya tanggung jawab salah satu pihak tetapi dibebankan kepada pihak lain dalam hal terjadi kerugian kepada pihak ketiga yang berada di luar kontrak. Sedangkan ketidakwajaran dari segi bahasa, terutama sekali bahasa asing adalah apabila bahasa yang dituliskan tidak sesuai defenisi umum, atau diterjemahkan secara salah atau tidak tepat. Misalnya, dalam perjanjian terdapat klausula ganti rugi tetapi diterjemahkan sebagai klausula wanprestasi. Contoh yang salah : Pasal 15. Ganti rugi events of default Iman Pasu Purba : Tinjauan Yuridis Mengenai Penggunaan Perjanjian Standar Dalam Kontrak Bisnis Waralaba Local Analisa Terhadap Kontrak PT. Ultra Disc Prima Internasional, 2007. USU Repository © 2009 Contoh yang benar : Pasal 15. Ganti rugi liquidated damages Ketidakwajaran dari segi penyajian adalah apabila penyajian suatu klusula baku dalam bentuk cetakan huruf yang kecil-kecil dan nyaris tak terbaca, tersembunyi pada suatu bagian dari halaman perjanjian sehingga tida dapat disadari bahwa persyaratan tersebut sebenarnya ada, dan atau penyajiannya tidak dapat dimengerti. Dari penjelasan diatas, dapat digaris bawahi bahwa suatu klausula baku dalam perspektif UNIDROIT Principles of Internasional Commercial Contracts pada pokoknya adalah mengenai pembuatan suatu syarat perjanjian tanpa dinegoisasikan terlebih dahulu dengan pihak lawannya counter party, keabsahan suatu klusula baku adalah sepanjang klausula baku tersebut wajar dari segi isi, bahasa dan penyajiannya serta kedua belah pihak menyatakan menerima klusula tersebut.

3. Keberadaan Klausula eksonerasi