Waralaba Menurut KepMen No.259MPPKep71997 dan KepMen yang baru No. 12M-DAGPER32006

Iman Pasu Purba : Tinjauan Yuridis Mengenai Penggunaan Perjanjian Standar Dalam Kontrak Bisnis Waralaba Local Analisa Terhadap Kontrak PT. Ultra Disc Prima Internasional, 2007. USU Repository © 2009 diterbitkannya surat peringatan tertulis ketiga. Hal ini juga berlaku bagi penerima waralaba yang tidak melakukan kewajiban untuk mendaftarkan perjanjian waralaba. Dalam aturan terbaru ini memuat tentang peran pemerintah didalam pewaralabaan. Pemerintah puasat maupun daerah melakukan pembinaan waralaba. Pembianaan waralaba yang dimaksudkan adalah berupa: a. pendidikan dan pelatihan Waralaba; b. rekomendasi untuk memanfaatkan sarana perpasaran; c. rekomendasi untuk mengikuti pameran Waralaba baik di dalam negeri dan luar negeri; d. bantuan konsultasi melalui klinik bisnis; e. penghargaan kepada Pemberi Waralaba lokal terbaik; danatau f. bantuan perkuatan permodalan. Selain itu wujud dari peranan pemerintah ini dengan dilakukannya pengawasan oleh Menteri Perindustrian dan Perdagangan dengan berkordinasi dengan instansi yang terkait.

3. Waralaba Menurut KepMen No.259MPPKep71997 dan KepMen yang baru No. 12M-DAGPER32006

Berhubung Peraturan Menteri Perdagangan No. 12 M- DAGPER32006 tentang Ketentuan dan Tata Cara Penerbitan Surat Tanda Pendaftaran Usaha Waralaba yang terbit pada tanggal 26 Maret 2006 masih baru, maka belum didapat bahasan yang jelas mengenai isi peraturan ini. Iman Pasu Purba : Tinjauan Yuridis Mengenai Penggunaan Perjanjian Standar Dalam Kontrak Bisnis Waralaba Local Analisa Terhadap Kontrak PT. Ultra Disc Prima Internasional, 2007. USU Repository © 2009 Pasal 1 ayat 4 menyatakan : “Penerima Waralaba Utama master franchise adalah penerima waralaba yang melaksanakan hak membuat Perjanjian Waralaba Lanjutan yang diperoleh dari Pembari Waralaba dan berbentuk Perusahaan Nasional”. Kemudian ayat 5 dalam pasal yang sama menyatakan : “Penerima Waralaba Lanjutan adalah badan Usaha atau perorangan yang menerima hak untuk memanfaatkan atau menggunakan hak kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki Pemberi Waralaba melalui Penerima Waralaba Utama” Pengertian diatas menegaskan bahwa dalam waralaba dapat dilakukan dengan pemberian hak lebih lanjut oleh faranchise utama. Cara ini dalam praktik disebut dengan Master Franchiuse yang mana perjanjiannya disebut dengan Master Franchise Agreement. Pengertian Master Faranchise Agreement ini tidak dirumuskan dalam peraturan ini tapi hanya diberikan pengertian dari Perjanjian Waralaba dan Perjanjian Waralaba Lanjutan. Artinya ada atau tidaknya hak untuk memberikan Waralaba Lanjutan dalam suatu perjanjian waralaba dapat ditemukan dalam perjanjian waralaba. Hal ini jelas dinyatakan dalam Pasal 3, yaitu 1. Perjanjian Waralaba antara Pemberi Waralaba dengan Penerima Waralaba dapat disertai atau tidak disertai dengan pemberian hak untuk membuat Perjanjian Waralaba Lanjutan. 2. Semua ketentuan mengenai Pemberi Waralaba sebagaimana yang diatur dalam Keputusan ini berlaku juga bagi Penerima Waralaba Utama yang Iman Pasu Purba : Tinjauan Yuridis Mengenai Penggunaan Perjanjian Standar Dalam Kontrak Bisnis Waralaba Local Analisa Terhadap Kontrak PT. Ultra Disc Prima Internasional, 2007. USU Repository © 2009 melaksanakan hak membuat Perjanjian Waralaba Lanjutan dengan Penerima Waralaba Lanjutan Sebagai pelaksana PP No.16 Tahun 1997. KepMen ini juga mesyaratkan franchisor untuk meyampaikan keterangan tertulis dan benar kepada franchisee, hanya ada penambahan yang lebih mendetail tentang syarat identitas franchisor yaitu, keterangan mengenai kegiatan usahanya termasuk neraca dan daftar rugi laba selama dua tahun terakhir Pasal 5 butir a. 19 Pasal 5 dan 6 diatas mengatur mengenai persyaratan sebelum perjanjian dilaksanakan. Pasal 7 mengatur mengenai isi perjanjian waralaba. Persyaratan sekurang-kurangnya berisikan: Dalam hal pembuatan Perjanjian Waralaba Lanjutan, Franchisee Utama wajib memberi tahu secara tertulis dengan dokumen otentik kepada Franchisee Lanjutan bahwa Franchisee Utama memiliki hak atau ijin membuat Perjanjian Waralaba Lanjutan dari Franchisor Pasal 6. 20 19 Peraturan menteri Perdagangan Tentang Ketentuan dan Tata Cara Penerbitan Surat Tanda Pendaftaran Usaha Waralaba, Permen Perdagangan No. 12M-DAGPER32006. 20 Widjaja, Op.Cit, hal.118. a. Nama, alamat, dan tempat kedudukan perusahaan masing-masing pihak. Khususnya yang berhubungan dengan identitas franchisor maka, jiak franchisor berasal dari luar negeri harus memiliki bukti legalitas dari instansi berwenang di negeri asalnya dan diketahui oleh Pejabat perwakilan RI setempat. Jika franchisor berasal dari dalam negeri wajib memiliki SIUP dan atau ijin usaha dari departemen teknis lainnya Pasal 9 b Nama dan jabatan masing-masing pihak yang berwenang menandatangani perjanjian. Iman Pasu Purba : Tinjauan Yuridis Mengenai Penggunaan Perjanjian Standar Dalam Kontrak Bisnis Waralaba Local Analisa Terhadap Kontrak PT. Ultra Disc Prima Internasional, 2007. USU Repository © 2009 Ketentuan ini untuk memenuhi salah satu unsur sahnya suatu perjanjian sebagaimana diautur dalam KUHPerdata. c Nama dan jenis HKI, penemuan atau cirri khas usaha, misalnya sistim managemen, cara penjualan atau penataan cara distribusi yang merupakan kharateristik khusus yang menjadi objek waralaba; d Hak dan kewajiban masing-masing pihak serta bantuan dan fasilitas yang diberikan kepada franchisee; e Wilayah Pemasaran Penunjukan wilayah pemasaran usaha waralaba mencakup seluruh atau sebagian wilayah Indonesia. Artinya, wilayah dapat bersifat territorial eksklusif unutk seluruh wilayah atau non-eksklusif yang terbatas pada wilayah tertentu saja. Mengenai teritori ini diatur dalam Pasal 19, yang intinya adalah mencegah persaingan usaha yang dapat mengakibatkan ketidaklayakan usaha waralaba di lokasi tersebut; f Jangka waktu perjanjian dan tatacara perpanjangan perjanjian serta syarat- syarat perpanjangan perjanjian. Jangka waktu perjanjian waralaba ditentukan berlaku sekurang-kurangnya unutk 5 lima tahun Pasal 8. Apabila perjanjian dibatalkan oleh franchisor maka sebelum menunjuk franchisee baru ia harus menyelesaikan terlebih dahulu segala permasalahan yang timbul dengan franchisee lama termasuk persoalan ganti rugi dalam bentuk Surat Pernyataan bersama clean break. Selama permasalahan tidak terselesaikan, maka Surat Tanda Pendaftaran Usaha Waralaba STPUW untuk Franchisee baru tidak akan diterbitkan oleh pejabat yang berwenang di Departemen Perdagangan dan Perindustrian Pasal 14; Iman Pasu Purba : Tinjauan Yuridis Mengenai Penggunaan Perjanjian Standar Dalam Kontrak Bisnis Waralaba Local Analisa Terhadap Kontrak PT. Ultra Disc Prima Internasional, 2007. USU Repository © 2009 g Cara Penyelesaian Perselisihan Pada umumnya, penyelesaian sengketa dicoba untuk dilaksanakan diluar pengadilan melalui alternatif penyelesaian sengketa seperti mediasi, arbitrase, atau negosiasi karena bila melalui pengadilan akan memakan waktu lama dan berdampak buruk bagi usaha waralaba tersebut; h Ketentuan-ketentuan pokok yang disepakati yang dapat mengakibatkan pemutusan perjanjian atau berakhirnya perjanjian. Pada dasarnya setiap perjanjian memiliki jangka waktu berlakunya, dan berakhir dengan sendirinya dengan habisnya jangka waktu tersebut. Disini peranan Pasal 1266 KUHPerdata sangat besar dan perlu diperhatikan sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya; i Ganti rugi dalam hal terjadi pemutusan perjanjian Ketentuan ini umumnya dapat ditemukan dalam Pasal 1627 KUHPerdata yang menyatakan bahwa bila pihak terhadap siapa suatu perikatan tidak terpenuhi dapat menuntut penggantian biaya, kerugian dan bunga; j Tata cara pembayaran imbalan Mengenai pembayaran imbalan maka itu dapat dilakukan dalam bentuk Direct Monetary Compensation, yaitu lump sum payment dan royalty. k Penggunaan barang atau bahan hasil produksi dalam negeri yang dihasilkan dan dipasok oleh pengusaha kecil. Inti dari ketentuan ini adalah meningkatkan produksi usaha kecil menengah dalam usaha waralaba hingga dapat menciptakan sinergi yang mengunutngkan bagi para pihak. Iman Pasu Purba : Tinjauan Yuridis Mengenai Penggunaan Perjanjian Standar Dalam Kontrak Bisnis Waralaba Local Analisa Terhadap Kontrak PT. Ultra Disc Prima Internasional, 2007. USU Repository © 2009 l Pembinaan, bimbingan dan pelatihan kepada franchisee. 21 Hal ini tentunya merupakan pokok dari usaha waralaba, khususnya Business Format Franchise, karena esensi dari usaha waralaba adalah penyeragaman konsep dan oleh karenanya harus mendapat bimbingan dari franchisor.

D. Hak Dan Kewajiban Para Pihak Dalam Waralaba