Iman Pasu Purba : Tinjauan Yuridis Mengenai Penggunaan Perjanjian Standar Dalam Kontrak Bisnis Waralaba Local Analisa Terhadap Kontrak PT. Ultra Disc Prima Internasional, 2007.
USU Repository © 2009
franchisor memberikan pedoman dan pelatihan kepada franchisee mengenai bagaimana mengelola distibusi produk. Tipe ini juga tidak memerlukan
pendekatan sistim lengkap. Contoh waralaba ini adalah rantai tempat pengisian bensin seperti Petronas, shell, mobil, dan sebagainya.
c. Business Distribution Franchise Tipe ini adalah tipe waralaba dengan sistem yang paling lengkap.
Sistim ini tidak hanya meberi franchisee hak untuk menggunakan brand name atau mendistribusikan produk franchisor tetapi juga hak unutk
menduplikasikan seluruh sistem usahanya. Dalam tipe ini franchisor bertanggung jawab untuk menyiapkan konsep pengembangan dan pemilihan
lokasi, manual operasi, pelatihan, sistem akuntansi, paket iklan dan promosi, serta bantuan pengembangan usaha yang berkesinambungan. Tipe
ini merupakan tipe yang paling digunakan oleh usahawan. Contoh dari tipe waralaba ini adalah restoran Mc Donald, Kentucky Fried Chicken, Es Teller
77, dan sebagainya.
B. Waralaba Sebagai Bentuk Perjanjian
Waralaba, sebagaimana halnya lisensi, adalah suatu bentuk perjanjian yang mana franchisor memberikan hak khusus exclusive right
kepada franchisee, yaitu:
15
15
Widjaja, Waralaba, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001, hal 76.
Iman Pasu Purba : Tinjauan Yuridis Mengenai Penggunaan Perjanjian Standar Dalam Kontrak Bisnis Waralaba Local Analisa Terhadap Kontrak PT. Ultra Disc Prima Internasional, 2007.
USU Repository © 2009
a Hak untuk melakukan penjualan produkjasa dengan
menggunakan nama dagang atau merek dagang atas kekayaan itelektual franchisor;
b Hak untuk melakukan kegiatan usaha dengan atau berdasarkan
prosedur bisnis yang di tentukan oleh franchisor. Oleh karena waralaba adalah suatu perjanjian maka ia tunduk pada
ketentuan umum yang berlaku bagi sahnya suatu perjanjian sebagaimana diatur dalam Buku III KUHPerdata selain ketentuan khusus yang diatur
dalam PP No.42 Tahun 2007 Tentang Waralaba dan KepMen No. 259MPPKep71997 Tentang ketentuan dan Pelaksanaan Pendaftaran
Usaha Waralaba. Dalam mengadakan perjanjian akan memberikan akibat hukum
bahwa dalam suatu perjanjian akan selalu ada dua pihak. Satu pihak wajib berprestasi pihak lain berhak atas prestasi tersebut. Selanjutnya dalam Pasal
1314 rumusan perjanjian dikembangkan lebih jauh dengan menyatakan bahwa dengan prestasi yang wajib dilakukan debitur, debitur tersebut dapat
diminta dilakukannya kontra-prestasi dari pihak lawannya. Artinya, perjanjian pada dasarnya dapat bersifat sepihak hanya satu pihak saja yang
wajib berprestasi dan perikatan yang timbal-balik masing-masing pihak saling berprestasi. Sama halnya dengan franchisor dan franchisee yang
mengadakan kerja bisnis untuk meraih keuntungan yang seimbang dan berkesinambungan.
Ada sejumlah asas-asas hukum penting yang dikenal dalam ilmu hukum pada umumnya, selain itu hukum perjanjian memuat beberapa asas
Iman Pasu Purba : Tinjauan Yuridis Mengenai Penggunaan Perjanjian Standar Dalam Kontrak Bisnis Waralaba Local Analisa Terhadap Kontrak PT. Ultra Disc Prima Internasional, 2007.
USU Repository © 2009
yang penting pula, oleh sebab itu kerjasama bisnis franchise hendaknya didasarkan pada :
16
a Asas Kebebasan Berkontrak
Pasal 1338 KUHPerdata menyatakan bahwa semua persetujuan yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang
membuatnya. Menurut Mariam Darus, semua mengandung arti meliputi seluruh perjanjian, baik yang namanya dikenal maupun
yang tidak dikenal oleh undang-undang. b Asas Konsensualitas
Perjanjian berlaku bagi para pihak sebagai undang-undang selama adanya kesepakatan;
c Asas Itikad Baik Persetujuan tersebut harus dilaksanakan dengan itikad baik.
Pelaksanaan perjanjian franchise merupakan suatu rangkaina proses timbal-balik antara franchisor dengan Franchisee. Perjanjian
franchisee dilaksanakan dalam jangka waktu yang cukup panjang. Oleh karena itu, maka kedua pihak harus menjungjung tinggi asas ini
sehingga baik hak maupun kewajiban dari kesua belah pihak dapat terpenuhi dengan baik.
d Asas Kerahasiaan Asas ini pada dasarnya mewajibkan kepada para pihak franchisor
dan franchisee untuk menjaga kerahasiaan data maupun ketentuan- ketentuan yang dianggap rahasia. Misalnya masalah trade secret,
16
Lindawati Sewu, Op. Cit, hal 32.
Iman Pasu Purba : Tinjauan Yuridis Mengenai Penggunaan Perjanjian Standar Dalam Kontrak Bisnis Waralaba Local Analisa Terhadap Kontrak PT. Ultra Disc Prima Internasional, 2007.
USU Repository © 2009
know-how, atau resep makananminuman, dan tidak dibenarkan untuk memberitahukan kepada pihak ketiga, kecuali undang-undang
menghendakinya. Pada dasarnya asas ini sangat esensial dalam suatu bisnis franchise dengan pola franchise yang mengandalkan ciri khas
dari suatu produk atau jasa. e Asas Persamaan Hukum
Asas ini menempatkan para pihak didalam persamaan derajat, tidak ada perbedaan, walupun ada perbedaan kulit, bangsa, kekayaan,
kekuasaan, jabatan, dan lain-lain. Asas ini sangat penting terutama dalam perjanjian yang bersifat internasioanal.
f Asas Keseimbangan Asas ini mengkehendaki kedua pihak memenuhi dan melaksanakan
perjanjian itu. Asas keseimbangan ini merupakan kelanjutan dari asas persamaan. Franchisor dinilai mempunyai kekuatan unutk
menuntut prestasi namun franchisor memikul pula beban untuk melaksanakan perjanjian itu dengan itikad baik. Kedudukan
franchisor yang kuat apabila diimbangi pula dengan kewajibannya untuk memperhatikan itikad baik, maka kedudukan franchiusor dan
franchisee dapat seimbang. Jadi asas keseimbangan ini menekankan keseimbangan antara hak dan kewajiban dari para pihak secara wajar
dengan tidak membebani salah satu pihak saja.
Iman Pasu Purba : Tinjauan Yuridis Mengenai Penggunaan Perjanjian Standar Dalam Kontrak Bisnis Waralaba Local Analisa Terhadap Kontrak PT. Ultra Disc Prima Internasional, 2007.
USU Repository © 2009
C. Pengaturan Waralaba di Indonesia 1. Waralaba Menurut PP No.16 Tahun 1997