Iman Pasu Purba : Tinjauan Yuridis Mengenai Penggunaan Perjanjian Standar Dalam Kontrak Bisnis Waralaba Local Analisa Terhadap Kontrak PT. Ultra Disc Prima Internasional, 2007.
USU Repository © 2009
membuat perjanjian diantara sesamanya ataupun dengan pihak lain, dalam hal ini masyarakat. Perjanjian standar bahkan diatur oleh undang-undang. Selain itu,
perjanjian standar juga digunakan sebagai alat untuk mengalokasikan resiko dalam perjanjian, dalam hal ini dipergunakan unutk menentukan terlebih dahulu
pihak mana yang harus bertanggung jawab terhadap resiko yang timbul.
2. Ciri-ciri perjanjian standar
Sesuai dengan perkembangan kebutuhan masyarakat, maka ciri-ciri perjanjian standar mengikuti dan menyesuaikan dengan perkembangan tuntutan
masyarakat, yang antara lain adalah sebagai berikut:
a. Bentuk perjanjian tertulis;
Bentuk perjanjian meliputi naskah perjanjian secara keseluruhan dan dokumen bukti perjanjian yang memuat syarat-syarat baku dibuat secara
tertulis berupa akata otentik atau akta dibawah tangan.
b. Format perjanjian distandarisasikan;
Format perjanjian meliputi model, rumusan, dan ukuran. Format ini dibakukan, artinya sudah ditentukan model, rumusan, ukurannya sehingga
tidak dapat diganti atau diubah dengan cara lain karena sudah dicetak. Model perjanjian dapat berupa blanko naskah perjanjian lengkap atau
blanko formulir yang dilampiri dengan naskah syarat-syarat perjanjian, atau dokumen bukti perjanjian yang memuat syarat-syarat baku.
c. Syarat-syarat perjanjian terms ditentukan oleh pengusaha;
Syarat-syarat perjanjian yang merupakan pernyataaan kehendak ditentukan sendiri secara sepihak oleh pengusaha atau organisasi pengusaha. Karena
Iman Pasu Purba : Tinjauan Yuridis Mengenai Penggunaan Perjanjian Standar Dalam Kontrak Bisnis Waralaba Local Analisa Terhadap Kontrak PT. Ultra Disc Prima Internasional, 2007.
USU Repository © 2009
syarat-syarat perjanjian itu dimonopoli oleh pengusaha, maka sifatnya cenderung lebih menguntungkan pengusaha ketimabang konsumen. Hal
ini tergambar dalam klausula eksenorasi berupa pembebasan tanggung jawab pengusaha, tanggung jawab tersebut menjadi beban konsumen.
d. Konsumen hanya menerima atau menolak;
Jika konsumen bersedia menerima syarat-syarat perjanjian yang ditawarkan kepadanya, maka ditandatanganilah perjanjian tersebut.
Penandatangan perjanjian tersebut menunjukkan bahwa konsumen tersebut bersedia memikul baban tanggung jawab. Jika konsumen tidak setuju
dengan syarat-syarat perjanjian yang ditawarkan tersebut, ia tidak bisa melakukan negoisasi syarat-syarat yang sudah distandarisasikan tersebut.
e. Penyelesaian sengketa melalui musyawarah atau badan peradilan;
Dalam syarat-syarat perjanjian terdapat klusula standar mengenai penyelesaian sengketa. Jika timbul sengketa dikemudian hari dalam
pelaksanaan perjanjian, maka penyelesaian dilakukan melalui badan arbitrase terlebih dahulu atau alternatif penyelesaian sengketa alternative
dispute resulations sebelum diselesaikan di pengadilan.
40
f. Perjanjian standar selalu menguntungkan pengusaha;