Dampak Penurunan Harga BBM Solar 1 Januari 2015

Untuk mengetahui perbedaan lama hari melaut per trip, jarak daerah penangkapan ikan fishing ground per trip, jumlah penggunaan solar per trip, dan jumlah biaya operasional per trip sebelum dan sesudah penurunan harga BBM jenis solar pada periode 1 Januari 2015 digunakan analisis uji beda rata-rata dengan model Paired Samples T-test. 5.2.1. Perbedaan Lama Hari Melaut Per Trip antara Saat Harga Solar Rp 7.500liter dengan Harga Solar Rp 7.250liter Lama hari melaut per trip sebelum dan sesudah penurunan harga BBM solar pada tanggal 1 Januari 2015 dapat dilihat pada Tabel dibawah ini: Tabel 14. Lama Hari Melaut Per Trip Sebelum dan Sesudah Penurunan Harga BBM Pada Tanggal 1 Januari 2015 Uraian Rata -Rata T-hitung T-tabel Signifikansi Harga Solar 7500 Harga Solar 7250 Lama hari melaut 18,60 6,97 9,788 2,045 0,000 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 14 Berdasarkan Tabel 14 dapat dilihat bahwa rata-rata lama hari melaut nelayan pada saat harga solar Rp 7.500liter adalah adalah 18,60 ≈ 19 hari per trip. Dan setelah terjadinya penurunan harga solar sebesar Rp 250liter menjadi Rp 7250liter pada tanggal 1 Januari 2015, rata-rata lama hari melaut nelayan menjadi 6,97 ≈ 7 hari per trip. Berdasarkan analisis uji beda rata-rata lama hari melaut yang dilakukan nelayan, diperoleh nilai t-hitung = 9,788. Nilai t-hitung yang diperoleh lebih besar daripada nilai t-tabel pada tingkat kepercayaan 95 dengan df = 29 9,788 2,045 dan nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari nilai α 0,050, maka keputusan hipotesis adalah Ho ditolak, dan H1 diterima. Artinya terdapat perbedaan nyata antara lama hari melaut yang dilakukan nelayan sebelum dan sesudah penurunan harga solar dari Rp 7.500liter menjadi Rp 7.250liter pada tanggal 1 Januari 2015, dimana rata-rata lama hari melaut sebelum penurunan harga solar adalah 19 hari per trip dan sesudah kenaikan harga solar adalah 7 hari per trip. Berkurangnya rata-rata lama hari melaut per trip yang signifikan ini diperkirakan sepenuhnya dipengaruhi oleh harga solar saat itu. Meskipun pemerintah telah menurunkan harga solar, rata-rata lama hari melaut ternyata juga berkurang. Hal ini dikarenakan sejak awal tahun 2015 hingga pertengahan bulan Februari 2015 dimana harga solar telah diturunkan Rp 250liter, nelayan tidak bisa melakukan penangkapan ikan berlama lama di laut, disebabkan juga kondisi cuaca buruk pada periode itu dan tidak mendukung untuk nelayan melaut dalam waktu yang lama. Selain itu cuaca yang buruk juga menyebabkan badai di beberapa bagian lautan, sehingga ikan susah ditangkap. Kesulitan nelayan menangkap ikan tersebut menyebabkan hasil tangkapan nelayan sedikit dan menurunkann motivasi nelayan untuk melaut seperti biasa, karena nelayan akan merugi jika megeluarkan biaya operasional seperti di saat cuaca baik tetapi hasil tangkapan yang diperoleh sedikit. Oleh karena itu nelayan mengambil keputusan untuk mengurangi lama hari melaut untuk mengurangi biaya operasional yang dikeluarkan, juga untuk memperhatikan keselamatan mereka, karena cuaca yang buruk tidak memungkinkan nelayan untuk berada di tengah lautan dalam jangka waktu yang lama. Sebagian nelayan sampel bahkan tidak melakukan melaut sama sekali karena takut mengalami kerugian. 5.2.2. Perbedaan Jarak Daerah Penangkapan Per Trip antara Saat Harga Solar Rp 7.500liter dengan Harga Solar Rp 7.250liter Jarak daerah penangkapan ikan fhising ground yang ditempuh nelayan per trip sebelum dan sesudah penurunan harga BBM solar pada tanggal 1 Januari 2015 dapat dilihat pada Tabel dibawah ini : Tabel 15. Jarak Daerah Penangkapan Ikan Per Trip Sebelum dan Sesudah Penurunan Harga BBM Pada Tanggal 1 Januari 2015 Uraian Rata -Rata T-hitung T-tabel Signifikansi Harga Solar 7500 Harga Solar 7250 Jarak daerah penangkapan 72,83 39,83 5,557 2,045 0,000 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 17 Berdasarkan Tabel 15 dapat dilihat bahwa rata-rata jarak daerah penangkapan ikan yang ditempuh oleh nelayan pada saat harga solar Rp 7.500liter adalah adalah 72,83 ≈ 73 mil per trip dari garis pantai. Dan setelah terjadinya penurunan harga solar sebesar Rp 250liter menjadi Rp 7.250liter pada tanggal 1 Januari 2015, rata-rata jarak daerah penangkapan ikan yang ditempuh oleh nelayan menjadi 39,83 ≈ 40 mil per trip dari garis pantai. Berdasarkan analisis uji beda rata-rata jarak daerah penangkapan yang ditempuh nelayan, diperoleh nilai t-hitung = 5,557. Nilai t-hitung yang diperoleh lebih besar daripada nilai t-tabel pada tingkat kepercayaan 95 dengan df = 29 5,557 2,045 dan nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari nilai α 0,050, maka keputusan hipotesis adalah Ho ditolak, dan H1 diterima. Artinya terdapat perbedaan nyata antara rata-rata jarak daerah penangkapan ikan yang ditempuh nelayan sebelum dan sesudah penurunan harga solar dari Rp 7.500liter menjadi Rp 7.250liter pada tanggal 1 Januari 2015, dimana rata-rata jarak daerah penangkapan ikan yang ditempuh nelayan pada saat harga solar Rp 7.500liter adalah 73 mil per trip dari garis pantai dan sesudah penurunan harga solar menjadi Rp 7.500liter adalah 40 mil per per trip dari garis pantai. Sama seperti yang terjadi pada rata-rata lama penangkapan ikan pada peiode ini, berkurangnya rata-rata jarak daerah penangkapan ikan nelayan per trip yang signifikan ini juga tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh harga solar saat itu. Cuaca buruk tidak hanya membuat nelayan mengurangi lama penangkapan ikan mereka, tetapi juga mengurangi jarak daerah penangkapan ikan fishing ground. Cuaca yang buruk pada saat itu menyebabkan adanya badai dan gelombang laut yang cukup kuat pada lokasi yang jauh dari garis pantai. Oleh karena itu nelayan mengambil keputusan untuk mengurangi jarak daerah penangkapan ikan fishing ground agartetap dapat menangkap ikan. 5.2.3. Perbedaan Jumlah Penggunaan Solar Per Trip antara Saat Harga Solar Rp 7.500liter dengan Harga Solar Rp 7.250liter Jumlah solar yang digunakan nelayan per trip sebelum dan sesudah penurunan harga BBM solar pada tanggal 1 Januari 2015 dapat dilihat pada Tabel dibawah ini : Tabel 16. Jumlah Penggunaan Solar Per Trip Sebelum dan Sesudah Penurunan Harga BBM Pada Tanggal 1 Januari 2015 Uraian Rata -Rata T-hitung T-tabel Signifikansi Harga Solar 7500 Harga Solar 7250 Jumlah Penggunaan Solar Liter 5.680 2.740 6,324 2,045 0,000 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 20 Berdasarkan Tabel 16 dapat dilihat bahwa rata-rata jumlah solar yang digunakan oleh nelayan pada saat harga solar Rp 7.500liter adalah adalah 5.680 liter per trip. Dan setelah terjadinya penurunan harga solar sebesar Rp 250liter menjadi Rp 7.250liter pada tanggal 1 Januari 2015, rata-rata jumlah solar yang digunakan oleh nelayan menjadi 2.740 liter per trip. Berdasarkan analisis uji beda rata-rata jumlah solar yang digunakan oleh nelayan, diperoleh nilai t-hitung = 6,324. Nilai t-hitung yang diperoleh lebih besar daripada nilai t-tabel pada tingkat kepercayaan 95 dengan df = 29 6,324 2,045 dan nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari nilai α 0,050, maka keputusan hipotesis adalah Ho ditolak, dan H1 diterima. Artinya terdapat perbedaan nyata antara rata- rata jumlah solar yang digunakan oleh nelayan sebelum dan sesudah penurunan harga solar dari Rp 7.500liter menjadi Rp 7.250liter pada tanggal 1 Januari 2015, dimana rata-rata jumlah solar yang digunakan oleh nelayan pada saat harga solar Rp 7.500liter adalah 5.680 liter per trip dan sesudah penurunan solar menjadi Rp 7.250liter adalah 2.740 liter per trip. Jumlah solar yang dibutuhkan oleh nelayan per trip adalah tergantung pada lama penangkapan dan daerah operasi penangkapan ikan yang ditempuh per trip. Sebelumnya telah dijelaskan bahwa akibat cuaca yang buruk nelayan megurangi lama dan jangkauan penangkapan ikan, sehingga jumlah solar yang digunakan disesuaikan dengan lama dan jangakauan daerah penangkapan tersebut. Berkurangnya lama dan jangkauan daerah penangkapan menyebabkan jumlah solar yang dibutuhkan per trip juga berkurang. 5.2.4. Perbedaan Jumlah Biaya Operasional Per Trip antara Saat Harga Solar Rp 7.500liter dengan Harga Solar Rp 7.250liter Jumlah biaya operasional yang dikeluarkan nelayan per trip operasi penangkapan ikan sebelum dan sesudah penurunan harga BBM solar pada tanggal 1 Januari 2015 dapat dilihat pada Tabel dibawah ini : Tabel 17. Jumlah Biaya Operasional Per Trip Sebelum dan Sesudah Penurunan Harga BBM Pada Tanggal 1 Januari 2015 Uraian Rata -Rata T-hitung T-tabel Signifikansi Harga Solar 7500 Harga Solar 7250 Jumlah biaya operasional 67.466.000 29.787.333,33 -6,277 2,045 0,000 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 23 Berdasarkan Tabel 17 dapat dilihat bahwa rata-rata biaya operasional yang dikeluarkan oleh nelayan pada saat harga solar Rp 7.500liter adalah adalah Rp 67.466.000 per trip. Dan setelah terjadinya penurunan harga solar sebesar Rp 250liter menjadi Rp 7.250liter pada tanggal 1 Januari 2015, rata-rata biaya operasional yang dikeluarkan oleh nelayan menjadi Rp 29.787.333,33 per trip. Berdasarkan analisis uji beda rata-rata biaya operasional yang dikeluarkan oleh nelayan, diperoleh nilai t-hitung = 6,277. Nilai t-hitung yang diperoleh lebih besar daripada nilai t-tabel pada tingkat kepercayaan 95 dengan df = 29 6,277 2,045 dan nilai signifikasi 0,000 lebih kecil dari nilai α 0,050, maka keputusan hipotesis adalah Ho ditolak, dan H1 diterima. Artinya terdapat perbedaan nyata antara rata-rata biaya operasional yang dikeluarkan oleh nelayan sebelum dan sesudah penurunan harga solar dari Rp 7.500liter menjadi Rp 7.250liter pada tanggal 1 Januari 2015, dimana rata-rata biaya operasional yang dikeluarkan oleh nelayan pada saat harga solar Rp 7.500liter adalah Rp 67.466.000 per trip dan sesudah penurunan harga solar menjadi Rp 7.250liter adalah Rp 29.787.333,33 per trip. Penurunan harga solar sebesar Rp 250liter menyebabkan penurunan rata-rata biaya operasional per trip yang signifikan, yaitu Rp 37.678.666,67. Lama penangkapan dan daerah operasi penangkapan ikan fishing ground yang berkurang akibat cuaca buruk menyebakan komponen - komponen biaya operasional penangkapan ikan juga berkurang. Penurunan komponen biaya operasional paling besar adalah biaya solar, dimana pada saat harga solar Rp 7.500liter rata-rata biaya solar per trip adalah Rp 42.600.000, dan sesudah penurunan harga solar menjadi Rp 7.250liter rata-rata biaya solar per trip menurun menjadi Rp 27.008.636,4. Penurunan biaya solar, biaya garam, biaya es, dan perbekalan melaut pada periode ini bukanlah semata karena harga solar per liter menurun, tapi juga dikarenakan cuaca buruk yang membuat nelayan mengurangi lama dan daerah penangkapan ikan, sehingga kebutuhan terhadap komponen biaya operasional tersebut juga berkurang.

5.3. Dampak Penurunan Harga BBM Solar 19 Februari 2015

Pada tanggal 19 Februari 2015, pemerintah kembali menurunkan harga Bahan Bakar Minyak BBM bersubsidi. Untuk Bahan Bakar Minyak BBM jenis solar harga mengalami penurunan sebesar Rp 850liter dari harga solar semula Rp 7.250liter menjadi Rp 6.400liter. Untuk mengetahui perbedaan lama hari melaut per trip, jarak daerah penangkapan ikan fishing ground per trip, jumlah penggunaan solar per trip, dan jumlah biaya operasional per trip sebelum dan sesudah penurunan harga BBM jenis solar pada periode 19 Februari 2015 digunakan analisis uji beda rata-rata dengan model Paired Sample T-test. 5.3.1. Perbedaan Lama Hari Melaut Per Trip antara Saat Harga Solar Rp 7.250liter dengan Harga Solar Rp 6.400liter Lama hari melaut per trip sebelum dan sesudah penurunan harga BBM solar pada tanggal 19 Februari 2015 dapat dilihat pada Tabel dibawah ini: Tabel 18. Lama Hari Melaut Ikan Per Trip Sebelum dan Sesudah Penurunan Harga BBM Pada Tanggal 19 Februari 2015 Uraian Rata –Rata T-hitung T-tabel Signifikansi Harga Solar 7250 Harga Solar 6400 Lama hari melaut 6,97 17,97 -9,281 2,045 0,000 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 15 Berdasarkan Tabel 18 dapat dilihat bahwa rata-rata lama penangkapan hari melaut pada saat harga solar Rp 7.250liter adalah adalah 6,97 ≈ 7 hari per trip. Dan setelah terjadinya penurunan harga solar sebesar Rp 850liter menjadi Rp 6.400liter pada tanggal 19 Februari 2015, rata-rata lama hari melaut menjadi 17,97 ≈ 18 hari per trip. Berdasarkan analisis uji beda rata-rata lama hari melaut yang dilakukan nelayan, diperoleh nilai t-hitung = 9,281. Nilai t-hitung yang diperoleh lebih besar daripada nilai t-tabel pada tingkat kepercayaan 95 dengan df = 29 9,281 2,045 dan nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari nilai α 0,050, maka keputusan hipotesis adalah Ho ditolak, dan H1 diterima. Artinya terdapat perbedaan nyata antara lama hari melaut yang dilakukan nelayan sebelum dan sesudah penurunan harga solar