bahwa tingkat pendidikan nelayan sampel masih tergolong rendah, karena sebagian besar nelayan sampel di daerah penelitian hanya menamatkan
pendidikan di Sekolah Menengah Pertama SMP. Jumlah tanggungan rata-rata nelayan sampel di daerah penelitian yaitu sebanyak
4,33 ≈ 4 jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa nelayan sampel memiliki jumlah
tanggungan yang sedang. Jumlah tanggungan akan berpengaruh terhadap jumlah pengeluran keluarga dari hasil pendapatan keluarga yang diperoleh. Selain itu
jumlah keluarga dalam rumah tangga juga berpengaruh dalam ketersediaan tenaga kerja terutama pada saat usia produktif yaitu 15 - 60 tahun.
Pengalaman nelayan sampel dalam usaha di bidang perikanan umumnya cukup lama yaitu sekitar 17,7
≈ 18 tahun. Nelayan den gan pengalam lebih dari 10 tahun sangat berpengaruh terhadap keahlian dan pengetahuannya dalam melakukan
operasi penangkapan ikan maupun dalam hal manajemen usaha perikanan.
30
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Dampak Kenaikan Harga BBM Solar 18 November 2014
Pada tanggal 18 November 2014, Pemerintah mengeluarkan kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak BBM bersubsidi. Untuk Bahan Bakar Minyak
BBM jenis solar harga mengalami kenaikan sebesar Rp 2.000liter dari harga solar semula Rp 5.500liter menjadi Rp 7.500liter.
Untuk mengetahui perbedaan lama hari melaut per trip, jarak daerah penangkapan fishing ground per trip, jumlah penggunaan solar per trip, dan jumlah biaya
operasional per trip sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM jenis solar pada periode 18 November 2014 digunakan analisis uji beda rata-rata dengan medel
Paired Sample T-test.
5.1.1. Perbedaan Lama Hari Melaut Per Trip antara Saat Harga Solar Rp 5.500liter dengan Harga Solar Rp 7.500liter
Lama hari melaut per trip sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM solar pada
tanggal 18 November 2014 dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :
Tabel 10. Lama Hari Melaut Per Trip Sebelum dan Sesudah Kenaikan Harga BBM Pada Tanggal 18 November 2014
Uraian Rata –Rata
T-hitung T-tabel
Signifikansi Harga
Solar 5500 Harga
Solar 7500
Lama hari melaut
18,67 18,60
1,000 2,045
0,326 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 13
Berdasarkan Tabel 10 dilihat bahwa rata-rata lama hari melaut yang dilakukan nelayan pada saat harga solar Rp 5.500liter adalah adalah 18,67
≈ 19 hari per trip. Dan setelah terjadinya kenaikan harga solar sebesar Rp 2.000liter menjadi
Rp 7.500liter pada tanggal 18 November 2014, rata-rata lama hari melaut yang dilakukan oleh nelayan tidak jauh berbeda yaitu 18,60
≈ 19 hari per trip. Kenaikan harga solar sebesar Rp 2.000liter pada tanggal 18 November 2014 ternyata tidak
mengubah lama hari melaut yang dilakukan nelayan. Nelayan tetap melakukan operasi penangkapan ikan selama rata-rata 19 hari per trip.
Berdasarkan analisis uji beda rata-rata lama hari melaut yang dilakukan nelayan, diperoleh nilai t-hitung = 1,000. Nilai t-hitung yang diperoleh lebih kecil daripada
nilai t-tabel pada tingkat kepercayaan 95 dengan df = 29 1,000 2,045 dan nilai signifikansi 0,326 lebih besar dari nilai α 0,05, maka keputusan hipotesis
adalah Ho diterima, dan H1 ditolak. Artinya tidak terdapat perbedaan nyata antara lama hari melaut yang dilakukan nelayan sebelum dan sesudah kenaikan harga
solar dari Rp 5.500liter menjadi Rp 7.500liter pada tanggal 18 November 2014, dimana rata-rata lama hari melaut yang dilakukan nelayan sebelum dan sesudah
kenaikan harga solar adalah 19 hari per trip. Hal ini dikarenakan meskipun harga solar naik, selama cuaca baik untuk melakukan penangkapan ikan, nelayan tetap
akan melaut seperti lama melaut normal.