Penelitian Terdahulu Analisis Dampak Fluktuasi Harga Bbm Terhadap Usaha Penangkapan Ikan Dengan Kapal Motor (Kasus : Kecamatan Sarudik, Kabupaten Tapanuli Tengah)

Dalam penelitian Pasaribu 2008 tentang dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak Solar terhadap usaha penangkapan ikan dengan pukat cincin di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan, menyatakan bahwa terdapat perbedaan lama nelayan melaut per trip yang dilakukan snelayan sebelum dan sesudah kenaikan harga Bahan Bakar Minyak jenis solar. Lama nelayan melaut per trip pada saat harga solar Rp 2.100liter adalah 5,9 ≈ 6 hari, dan sesudah terjadi kenaikan harga solar pada tanggal 1 Oktober 2005 menjadi Rp 4.300liter, nelayan semakin memperlama lama melautnya menjadi 7,3 ≈ 7 hari.

2.4. Kerangka Pemikiran

Dalam melakukan kegiatan penangkapan sarana utama yang paling dibutuhkan oleh nelayan adalah perahukapal. Dalam penelitian ini yang akan dibahas adalah nelayan yang menggunakan kapal motor. Untuk mengoperasikan kapalnya nelayan membutuhkan bahan bakar sebagai bahan penggerak mesin. Oleh karena itu bahan bakar merupakan faktor penting bagi nelayan dalam melakukan penangkapan ikan. Dalam memperoleh bahan bakar ada biaya yang harus dikorbankan nelayan, yaitu sejumlah harga dikali kuantitas bahan bakar yang dibutuhkan. Sesuai dengan hukum permintaan bahwa semakin tinggi harga suatu barang, maka permintaan atas barang tersebut akan semakin rendah, dan sebaliknya semakin rendah harga suatu barang, semakin tinggi pula permintaan atas barang tersebut. Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak diduga akan menyebabkan permintaan nelayan terhadap minyak menurun dari biasanya sebelum kenaikan harga BBM, sehingga stokpersediaan bahan bakar mereka untuk melaut juga berkurang. Persediaan bahan bakar nelayan yang rendah akan berdampak pada pengurangan frekuensi dan jangkauan daerah operasi penangkapan ikan nelayan, karena nelayan harus menyesuaikan kegiatan penangkapan dengan persediaan bahan bakar. Pengurangan lama dan jangkauan daerah penangkapan kemudian akan mempengaruhi jumlah ikan yang mampu di tangkap. Selama proses penangkapan ikan nelayan mengeluarkan biaya produksi yang terdiri dari biaya tetap Fixed Cost dan biaya tidak tetap Variabel Cost. Adapun biaya tidak tetap Variable Cost antara lain : biaya bahan bakar, biaya es, biaya garam, dan biaya perbekalan. Pada tanggal 18 November 2014 terjadi kenaikan harga BBM sebesar Rp 2000liter atau 29 dari harga semula yaitu Rp 5500liter menjadi Rp 7500liter. Kemudian penurunan harga BBM terjadi pada tanggal 1 Januari 2015 dimana harga BBM jenis Solar menjadi Rp 7500liter. Di bulan berikutnya yaitu tanggal 19 Februari pemerintah kembali menurunkan harga BBM dimana jenis solar mengalami penurunan harga yang lebih besar daripada penurunan sebelumnya. Solar mengalami penurunan harga sebesar Rp 850liter dari harga sebelumnya Rp 7250liter menjadi Rp 6400liter. Fluktuasi dan ketidakstabilan harga BBM dalam tempo waktu yang cukup singkat dianggap akan memberikan masalah baru bagi nelayan. Sehingga diharapkan ada upaya-upaya yang mampu dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut.