maka hal ini akan menggangu kegiatan penangkapan ikan, nelayan tidak bisa melakukan operasi penangkapan pada waktu yang lama dan jarak
yang jauh. 2.
Jika hasil tangkapan dan harga jual ikan tetap sama maka dengan modal yang semakin besar pendapatan bersih per trip yang didapatkan nelayan
semakin kecil. Upah bagi hasil yang didapatkan para ABK pun tidak sebanding lagi dengan jerih payah mereka selama menangkap ikan. Jika
harga BBM khususnya jenis solar meningkat, nelayan berharap hasil tangkapan juga meningkat agar dapat mengganti modal yang semakin
besar. Tetapi kenyataannya nelayan tidak bisa memperkirakan jumlah hasil tangkapan tiap kali melaut, karena hasil tangkapan yang mereka dapatkan
tergantung pada kondisi cuaca dan ketersediaan ikan di laut. 3.
Ketidakstabilan harga BBM dalam tempo waktu yang singkat menyebabkan adanya tindakan penimbunan minyak pada saat harga
minyak sedang turun, sebagai persediaaan bahan bakar melaut jika kemudian harga solar kembali naik kembali. Karena semenjak akhir tahun
2014 tercatat bahwa harga BBM hanya mampu bertahan dalam beberapa bulan saja kemudian akan terjadi perubahan harga kembali.
4. Fluktuasi harga BBM yang terjadi dalam tempo waktu yang singkat
menyebabkan kurangnya rasa kepercayaan nelayan terhadap pemerintah. Nelayan mebutuhkan suatu kepastian dan perlindungaan harga BBM yang
stabil khususnya penyaluran BBM kepada masyarakat kecil-menengah dalam kegiatan produksi.
5.5. Upaya yang Dilakukan Nelayan Akibat Fluktuasi Harga BBM Solar
Adapun upaya-upaya yang dilakukan nelayan dalam menghadapi masalah akibat dampak fluktuasi harga solar terhadap penangkapan ikan antara lain :
1. Jika nelayan pemilik kekurangan dana pribadi untuk memodali biaya
operasional per trip penangkapan ikan, makan nelayan pemilik akan berusaha meminjam bantuan modal dari sesama pengusaha perikanan,
koperasi, bank, juragan tempat pelelangan ikan, dll. Pendapatan nelayan setiap penangkapan ikan berikutnya akan dikurangi sebagian untuk
membayar pinjaman modal tersebut. 2.
Nelayan akan menjual ikan mereka pada tempat pelelangan yang menawarkan harga beli yang lebih tinggi atau menjual langsung ke
pedagang di pasar ikan sehingga penerimaan yang mereka dapatkan juga bertambah agar dapat menutupi modal yang semakin besar akibatnaiknya
harga BBM. 3.
Nelayan bekerja sama dengan aparat kepolisian dalam memperhatikan setiap kegiatan penimbunan minyak dan menindak tegas para pelaku yang
bersalah. 4.
Nelayan berusaha menyuarakan aspirasi mereka kepada lembaga pemerintahan terkait agar pemrintah memberikan perlindungan harga
BBM berubsidi yang pasti terhadap kegiatan perekonomian masyarakat khususnya masyarakat kelas kecil - menengah yang kekurangan modal.
52
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
1. Tidak terdapat perbedaan nyata antara lama hari melaut per trip sebelum dan
sesudah kenaikan harga solar dari Rp 5500liter menjadi Rp 7500liter pada tanggal 18 November 2014. Terdapat perbedaan yang nyata jarak daerah
penangkapan per trip, jumlah penggunaan solar per trip, dan jumlah biaya operasional per trip sebelum dan sesudah kenaikan harga solar dari Rp
5.500liter menjadi Rp 7.500liter pada tanggal 18 November 2014. 2.
Terdapat perbedaan yang nyata lama hari melaut per trip, jarak daerah penangkapan per trip, jumlah penggunaan solar per trip, dan jumlah biaya
operasional per trip sebelum dan sesudah penurunan harga solar dari Rp 7.500liter menjadi Rp 7.250liter pada tanggal 1 Januari 2015.
3. Terdapat perbedaan yang nyata lama hari melaut per trip, jarak daerah
penangkapan per trip, jumlah penggunaan solar per trip, dan jumlah biaya operasional per trip sebelum dan sesudah penurunan harga solar dari Rp
7.250liter menjadi Rp 6.400liter pada tanggal 19 Februari 2015. 4.
Ada masalah yang dihadapi nelayan akibat dampak fluktuasi harga BBM solar yaitu yaitu pada saat terjadi kenaikan harga solar modal yang harus
dikeluarkan nelayan untuk penangkapan ikan per trip semakin tinggi dan pendapatan bersih per trip yang didapatkan nelayan semakin kecil.
Ketidakstabilan harga menimbulkan adanya tindakan penimbunan minyak pada saat harga turun. Kurangnya kepercayaan nelayan terhadap pemerintah