Kerangka Pemikiran Analisis Dampak Fluktuasi Harga Bbm Terhadap Usaha Penangkapan Ikan Dengan Kapal Motor (Kasus : Kecamatan Sarudik, Kabupaten Tapanuli Tengah)
Persediaan bahan bakar nelayan yang rendah akan berdampak pada pengurangan frekuensi dan jangkauan daerah operasi penangkapan ikan nelayan, karena
nelayan harus menyesuaikan kegiatan penangkapan dengan persediaan bahan bakar.
Pengurangan lama dan jangkauan daerah penangkapan kemudian akan mempengaruhi jumlah ikan yang mampu di tangkap. Selama proses penangkapan
ikan nelayan mengeluarkan biaya produksi yang terdiri dari biaya tetap Fixed Cost dan biaya tidak tetap Variabel Cost. Adapun biaya tidak tetap Variable
Cost antara lain : biaya bahan bakar, biaya es, biaya garam, dan biaya perbekalan. Pada tanggal 18 November 2014 terjadi kenaikan harga BBM sebesar Rp
2000liter atau 29 dari harga semula yaitu Rp 5500liter menjadi Rp 7500liter. Kemudian penurunan harga BBM terjadi pada tanggal 1 Januari 2015 dimana
harga BBM jenis Solar menjadi Rp 7500liter. Di bulan berikutnya yaitu tanggal 19 Februari pemerintah kembali menurunkan harga BBM dimana jenis solar
mengalami penurunan harga yang lebih besar daripada penurunan sebelumnya. Solar mengalami penurunan harga sebesar Rp 850liter dari harga sebelumnya Rp
7250liter menjadi Rp 6400liter. Fluktuasi dan ketidakstabilan harga BBM dalam tempo waktu yang cukup singkat dianggap akan memberikan masalah baru bagi
nelayan. Sehingga diharapkan ada upaya-upaya yang mampu dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut.
Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada kerangka pemikiran berikut ini :
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
Keterangan: : pengaruh
: hubungan Volume bahan bakar, volume es,
volume garam, jumlah awak kapal TK.
Usaha penangkapan ikan
Biaya operasional Harga Bahan Bakar Minyak
BBM
Sebelum Sesudah
-Lama hari melaut -Jarak daerah
penangkapan fishing ground
Biaya operasional
Usaha penangkapan ikan
Masalah
Upaya