3. Pengeluaran untuk makanankonsumsi awak
4. Pengeluaran untuk reparasi
5. Pengeluaran retribusi dan pajak.
Pengeluaran-pengeluaran yang tidak kontan adalah upah awak nelayan, pekerjaan yang umunya bersifat bagi hasil dan dibayar setelah hasil dijual. Pengeluaran-
pengeluaran yang tidak nyata adalah penyusutan dari boatsampan, mesin-mesin, dan alat penangkap Mulyadi, 2005.
Persentase pengeluaran terbesar oleh nelayan dalam operasi penangkapan ikan yang menggunakan perahu motor tempel atau kapal motor adalah Bahan Bakar
Minyak BBM. Persentase tersebut mencapai 40-50 dari total biaya operasional melautnya Satria, 2009.
2.3. Penelitian Terdahulu
Adapun penelitian terdahulu dilakukan oleh Waridin 2007 yang telah menganalisis tentang analisis efesiensi alat tangkap cantrang serta faktor-faktor
yang mempengaruhi produksi tangkapan nelayan cantrang. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa secara serempak bahan bakar, tenaga kerja,
perbekalan, ukuran mesin dan pengalaman berpengaruh secara nyata terhadap produksi tangkapan dengan alat tangkap cantrang. Sedangkan secara parsial bahan
bakar, tenaga kerja, perbekalan, dan ukuran mesin berpengaruh nyata terhadap jumlah tangkapan, hanya pengalaman yang tidak berpengaruh nyata terhadap
jumlah tangkapan.
Dalam penelitian Pasaribu 2008 tentang dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak Solar terhadap usaha penangkapan ikan dengan pukat cincin di
Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan, menyatakan bahwa terdapat perbedaan lama nelayan melaut per trip yang dilakukan snelayan sebelum dan
sesudah kenaikan harga Bahan Bakar Minyak jenis solar. Lama nelayan melaut per trip pada saat harga solar Rp 2.100liter adalah 5,9
≈ 6 hari, dan sesudah terjadi kenaikan harga solar pada tanggal 1 Oktober 2005 menjadi Rp 4.300liter,
nelayan semakin memperlama lama melautnya menjadi 7,3 ≈ 7 hari.
2.4. Kerangka Pemikiran
Dalam melakukan kegiatan penangkapan sarana utama yang paling dibutuhkan oleh nelayan adalah perahukapal. Dalam penelitian ini yang akan dibahas adalah
nelayan yang menggunakan kapal motor. Untuk mengoperasikan kapalnya nelayan membutuhkan bahan bakar sebagai bahan penggerak mesin. Oleh karena
itu bahan bakar merupakan faktor penting bagi nelayan dalam melakukan penangkapan ikan.
Dalam memperoleh bahan bakar ada biaya yang harus dikorbankan nelayan, yaitu sejumlah harga dikali kuantitas bahan bakar yang dibutuhkan. Sesuai dengan
hukum permintaan bahwa semakin tinggi harga suatu barang, maka permintaan atas barang tersebut akan semakin rendah, dan sebaliknya semakin rendah harga
suatu barang, semakin tinggi pula permintaan atas barang tersebut. Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak diduga akan menyebabkan permintaan
nelayan terhadap minyak menurun dari biasanya sebelum kenaikan harga BBM, sehingga stokpersediaan bahan bakar mereka untuk melaut juga berkurang.