BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan EfekHasil Intervensi Tindakan
1. Observasi Pendahuluan
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti dimulai dengan kegiatan observasi awal di MAN 12 Jakarta. Kegiatan ini meliputi
wawancara dengan guru matematika dan observasi kemampuan penalaran matematika siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui kondisi keadaan kelas pada kegiatan belajar mengajar. Pada tanggal 13 Oktober 2010, peneliti melakukan wawancara
dengan guru kelas matematika untuk mengetahui proses pembelajaran dan kemampuan penalaran matematika di kelas X IPA. Informasi yang
diperoleh bahwa dalam pembelajaran matematika di sekolah guru menggunakan metode ceramah, latihan dan penugasan. Soal-soal latihan
yang diberikan guru tergolong mudah dan tidak bervariasi. Selain itu, sikap siswa yang cenderung pasif dan diam saat ditanya guru menjadi
salah satu kendala dalam pembelajaran matematika di kelas karena hal ini dapat menyebabkan kurangnya komunikasi atau bahkan miskomunikasi
antara guru dan siswa. Dari hasil wawancara ini, peneliti dan guru matematika
menentukan kelas yang akan dijadikan tempat untuk melakukan penelitian tindakan kelas ini. Berdasarkan kesepakatan bersama, maka ditetapkan
kelas X IPA 2 sebagai objek penelitian. Hal ini dilihat dari hasil ulangan harian matematika kelas X IPA 2 dimana siswanya masih banyak
mendapat nilai di bawah KKM dan lebih pasif dibanding kelas X IPA 1. Kesepakatan lain yang dibuat oleh peneliti dengan guru matematika adalah
menentukan peran dan posisi peneliti. Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti bertindak sebagai pelaku penelitian yang melaksanakan
pembelajaran matematika dengan pendekatan pemecahan masalah dan berkolaborasi dengan pengamat observer, yaitu guru matematika.
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara kepada siswa kelas X IPA 2 mengenai pembelajaran matematika di kelas. Pada dasarnya siswa
kelas X IPA 2 menyukai pelajaran matematika jika soal-soal yang diberikan guru mudah dan tidak membutuhkan pemikiran yang tinggi dan
penyelesaian yang panjang. Salah satu yang menjadi alasan siswa tidak menyukai pelajaran matematika adalah karena siswa merasa matematika
terlalu banyak rumus dan soal yang diberikan kadang berbeda dari contoh yang guru berikan. Dari hasil wawancara tersebut sebagian siswa mengaku
kesulitan bahkan tidak bisa jika menyelesaikan soal yang berbeda dari contoh yang diberikan guru dan membutuhkan penyelesaian yang panjang.
Dalam pembelajaran matematika di kelas, seorang guru harus memilih pendekatan atau metode yang tepat untuk membuat matematika
menjadi pelajaran yang menyenangkan dan disukai siswa. Oleh karena itu, peneliti
menggunakan pendekatan
pemecahan masalah
untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematika siswa.
Selanjutnya, peneliti melakukan observasi pada tanggal 18 Oktober 2010 dengan mengamati pembelajaran matematika di kelas X IPA 2.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa di kelas adalah pertama, guru memberi catatan dan contoh soal dari materi yang akan
dibahas hari ini dan siswa ikut mencatat catatan yang ditulis guru di papan tulis. Setelah siswa selesai mencatat, guru menjelaskan materi dan contoh
soal yang sudah ditulis dipapan tulis, sementara siswa mendengarkan penjelasan dari guru. Ketika guru bertanya, “ada pertanyaaan?”, siswa
diam. Setelah itu, guru memberikan soal latihan yang tidak jauh beda dari contoh untuk dikerjakan siswa dan memberi kesempatan kepada siswa
untuk menyelesaikan soal tersebut. Siswa yang telah selesai mengerjakan soal tersebut, membawa hasil pengerjaannya kedepan untuk dikumpulkan.
Di akhir pembelajaran, guru memberikan soal LKS dari sekolah untuk dikerjakan dirumah.
Berdasarkan observasi yang telah peneliti lakukan di kelas X IPA 2, dapat diketahui bahwa metode yang digunakan guru adalah ceramah,
latihan dan penugasan. Soal-soal latihan yang guru berikan cenderung mudah dan hamper sama dengan contoh. Selama pembelajaran tidak
terlihat adanya interaksi antara guru dan siswa. Siswa enggan berkomentar atas pertanyaan yang guru ajukan. Di akhir pembelajaran, tidak ada
kesimpulan diberikan guru maupun siswa. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan hasil observasi
pembelajaran matematika di kelas X IPA 2 dari hasil observasi yang dilakukan sebagai berikut:
a. Metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru matematika kelas X
IPA 2 adalah ceramah dan latihan. b.
Kurangnya komunikasi antara guru dan siswa, sehingga dalam pembelajaran interaksi antar keduanya tidak terjalin.
c. Latihan-latihan soal yang diberikan oleh guru kelas matematika
cenderung mudah dan tidak bervariasi, sehingga siswa tidak terbiasa dan mengalami kesulitan ketika mengerjakan soal sulit dan berbeda
dari contoh yang guru berikan. d.
Dalam pembelajaran matematika, siswa belum menunjukkan kemampuan penalaran yang baik.
2. Tindakan Pembelajaran Siklus I