BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti
1. Hakikat Belajar
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil
tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik.
Belajar merupakan proses dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu
sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup tidak lain adalah hasil dari belajar. Kita pun hidup menurut hidup dan
bekerja menurut apa yang telah kita pelajari. Pandangan seseorang tentang belajar akan mempengaruhi
tindakan-tindakan nya yang berhubungan dengan belajar dan setiap orang mempunyai pandangan yang berbeda tentang belajar. Dalam teori Gestalt
yang dikemukakan oleh Koffka dan Kohler, dalam belajar yang terpenting adalah adanya penyesuaian pertama yaitu memperoleh respon yang tepat
untuk memecahkan problem yang dihadapi. Belajar yang penting bukan mengulangi hal-hal yang harus dipelajari, tetapi mengerti atau
memperoleh insight,
10
yaitu suatu saat dalam proses belajar dimana seseorang melihat pengertian tentang sangkut paut dan hubungan-
hubungan tertentu dalam unsur yang mengandung suatu problem. Terhadap masalah belajar, Gagne memberikan dua definisi, yaitu:
11
1. Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam
pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku.
10
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Asdi Mahasatya, 2003, h. 9.
11
Slameto, Belajar dan …, hlm. 13.
2. Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
diperoleh dari instruksi. Menurut teori belajar W. S. Winkel, belajar adalah suatu aktivitas
mentalpsikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman,
keterampilan dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas.
12
Sedangkan menurut Zikri Neni Iska, belajar adalah proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu, terjadi dalam jangka
waktu tertentu. Perubahan yang terjadi harus secara relatif bersifat menetap permanen dan tidak hanya terjadi pada perilaku yang saat ini
nampak immediate behavior, tetapi perilaku yang mungkin terjadi di masa mendatang potential behavior. Oleh karena itu, perubahan-
perubahan terjadi karena pengalaman.
13
Chaplin dalam Dictionary of Psychology membatasi belajar dengan dua macam rumusan, yakni:
Rumusan pertama berbunyi: “… acquisition of any relatively
permanent change in behaviour as a result of practice and experience”. Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang
relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan keduanya Process of acquiring responses as a result of special
practice, belajar ialah proses memperoleh respons-respons sebagai akibat adanya latihan khusus.
14
Dari beberapa pengertian belajar tersebut mungkin timbul kesan bahwa pasti telah terjadi belajar bila ternyata telah terjadi suatu perubahan.
Benarlah yang mengatakan bahwa belajar menghasilkan perubahan. Namun pernyataan ini tidak dapat dibalik, seolah-olah setiap perubahan
pada diri seseorang merupakan hasil dari suatu proses belajar. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun
jenisnya. Oleh karena itu, tidak setiap perubahan dalam diri seseorang
12
Winkel, Psikologi Pengajaran, Yogyakarta: Grasindo, 1996, h. 53.
13
Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, Jakarta: Kizi Brother’s, 2006, h. 76.
14
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008, Edisi Revisi, h. 90.
merupakan perubahan dalam arti belajar. Perubahan tingkah laku seseorang yang berada dalam keadaan mabuk, perubahan yang terjadi
dalam aspek-aspek kematangan, pertumbuhan dan perkembangan tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar.
Adapun perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
15
1. Perubahan terjadi secara sadar
2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional
3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.
Secara umum belajar dapat dipahami sebagai suatu proses memperoleh pengetahuan melalui latihan-latihan dan pengalaman guna
pembentukan perubahan tingkah laku yang relatif menetap dengan cara atau usaha yang berbeda dalam pencapaiannya. Belajar itu bukan sekedar
pengalaman. Belajar adalah suatu proses dan bukan suatu hasil. Karena itu, belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan
berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan. Dalam suatu proses pembelajaran, guru perlu mengetahui hasil
kinerjanya yang berupa berbagai kemampuan yang dapat dikategorikan sebagai aspek kognitif cognitive, aspek afektif affective dan aspek
psikomotorik psykomotoric. Aspek kognitif adalah aspek yang berkenaan
dengan kemampuan berpikir dari tingkatan yang rendah sampai tingkatan yang lebih tinggi, yaitu mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi dan berkreasi.
16
Aspek afektif adalah hal-hal yang berhubungan dengan sikap sebagai manifestasi dari minat, motivasi,
kecemasan, apresiasi perasaan, penyesuaian diri, bakat dan sebagainya.
15
Slameto, Belajar dan … , hlm. 3-4.
16
http:www.hilman.web.idpostingblog852revisi-taksonomi-bloom-atau-revised-bloom- taxonomy.html, 22 Juli 2010, 17:53 WIB.
Sedangkan aspek psikomotorik adalah aspek yang mencakup gerakan sederhana sampai kompleks. Semua aspek-aspek tersebut tidak berdiri
sendiri, melainkan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.
2. Hakikat Belajar Matematika