Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Trustworthiness Studi

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Trustworthiness Studi

Sebelum instrumen-instrumen digunakan untuk mengevaluasi dan mengumpulkan data, instrumen tersebut harus valid agar hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi valid. Agar validitas dan reliabilitas yang diperoleh menjadi semakin kuat maka harus diujicobakan terlebih dahulu dengan memenuhi uji prasyarat, yaitu uji validitas dan uji reliabilitas yaitu sebagai berikut: 1. Validitas Dalam mengukur validitas instrumen tes berupa tes kemampuan penalaran matematika, peneliti menggunakan validitas butir soal atau item yaitu demikian sebuah item dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. Untuk menghitung validitas butir digunakan rumus koefisien korelasi Biserial pbi  , yaitu: 45 q p S M M t t p pbi    Keterangan: pbi  = Koefisien korelasi biserial p M = Rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya. t M = Rerata skor total t S = Standar deviasi dari skor total p = Proporsi siswa yang menjawab benar siswa seluruh jumlah benar yang siswa banyaknya p  q = Proporsi siswa yang menjawab salah q = 1 – p Kriteria validitas ditentukan berdasarkan tabel  . Jika pbi  tabel  , maka butir soal dikatakan valid 45 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, Edisi Revisi, h. 76-79. Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang bodoh berkemampuan rendah. Rumus yang digunakan untuk pengujian daya pembeda adalah sebagai berikut: 46 B A B B A A P P J B J B D     Dimana: J = Jumlah peserta tes A J = Banyaknya peserta kelompok atas B J = Banyaknya peserta kelompok bawah A B = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar B B = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar A p = A A J B = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar ingat, P sebagai indeks kesukaran B P = B B J B = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Klasifikasi daya pembeda: D : 0,00 – 0,20 : Jelek poor D : 0,20 – 0, 40 : Cukup satisfactory D : 0,40 – 0, 70 : Baik good D : 0,70 – 1,00 : Baik sekali excellent D : Negatif, semuanya tidak baik. Jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja. 46 Suharsimi Arikunto, Dasar- Dasar …, hlm. 211-213. Taraf Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran difficulty index. Rumus yang digunakan untuk pengujian indeks kesukaran adalah sebagai berikut: 47 JS B P  Dimana: P = Indeks kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes Klasifikasi indeks kesukaran: Soal dengan P 1,00 sampai 0,30 : soal sukar Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 : soal sedang Soal dengan P 0,70 sampai 0,00 : soal mudah Uji taraf kesukaran digunakan untuk mengetahui soal-soal yang sukar, sedang dan mudah. Idealnya tingkat kesukaran soal sesuai dengan kemampuan peserta tes, sehingga diperoleh informasi yang antara lain dapat digunakan sebagai alat perbaikan atau peningkatan program pembelajaran. 2. Reliabilitas Untuk menentukan reliabilitas digunakan rumus Kuder Richardson-20 KR-20, yaitu : 48 1 2 2 11 S pq S n n r     Dimana: 11 r = Reliabilitas tes secara kesuluruhan p = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar 47 Suharsimi Arikunto, Dasar- Dasar …, hlm. 207-208. 48 Suharsimi Arikunto, Dasar- Dasar …, hlm. 100. q = Proporsi subjek yang menjawab item yang salah q = 1 - p pq  = Reliabilitas tes secara kesuluruhan n = Banyaknya item S = Standar deviasi dari tes standard deviasi adalah akar varians

K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis