29
b. Perolehan Konsep
Menurut Ausubel, konsep-konsep diperoleh dengan dua cara, yaitu formasi konsep Concept Formation dan asimilasi konsep
concept assimilation. Formasi konsep terutama merupakan bentuk perolehan konsep-konsep sebelum anak-anak masuk sekolah. Formasi
konsep dapat disamakan dengan belajar konsep-konsep menurut Gagne. Asimilasi konsep merupakan cara utama untuk memperoleh
konsep-konsep selama dan sesudah sekolah. Formasi konsep merupakan proses induktif. Pembentukan
konsep mengikuti pola contoh aturan atau pola “ eg-rule ” eg = example = contoh .
32
Pada aturan ini anak yang belajar dihadapkan pada sejumlah contoh-contoh dan non contoh dari konsep tertentu. Melalui proses
diskriminasi dan abtraksi, ia menetapkan suatu aturan yang menentukan kriteria untuk konsep itu.
Untuk memperoleh konsep-konsep melalui proses asimilasi, orang yang belajar harus sudah memperoleh definisi formal dari
konsep-konsep itu. Sesudah definisi dari konsep disajikan, konsep itu dapat diilustrasikan dengan memberikan contoh-contoh atau deskripsi-
deskripsi verbal dari contoh-contoh. Ini biasanya disebut belajar konsep sebagai aturan contoh, atau “ rule-eg ”.
33
Walaupun kedua bentuk belajar konsep ini efektif, pembentukan konsep lebih memakan waktu daripada asimilasi konsep.
c. Analisis Konsep
Volker seperti dikutip Betty Marisi Tunip merekomendasikan analisis konsep yang dikembangkan oleh Klausmeir- Frayer sebagai
analisis konsep yang baik mengukur penguasaan konsep. Analisis yang dilakukan oleh Klausmeir – Frayer mengungkapkan bahwa konsep
memiliki delapan dimensi yang berbeda-beda, yaitu : 1 nama konsep,
32
Teori-teori Belajar, Erlangga : Bandung, 2000, h. 81-82
33
Ibid, h.83
30
2 atribut kriteria , 3 atribut tidak relevan, 4 contoh konsep, 5 bukan contoh, 6 definisi konsep, 7 koordinat konsep, 8 subordinat
konsep.
34
Analisis konsep merupakan suatu prosedur yang dikembangkan untuk menolong guru dalam merencanakan urutan-urutan pengajaran
bagi pencapaian konsep. Untuk melakukan analisisi konsep, guru hendaknya memperhatikan hal-hal di bawah ini :
1 Nama konsep
Siswa dapat membentuk konsep-konsep tanpa memberi nama pada konsep – konsep itu, terutama pada tingkat kongkret dan tingkat
identitas. 2
Atribut-atribut kriteria dan variabel konsep Atribut – atribut criteria dari suatu konsep adalah cirri-ciri konsep
yang perlu untuk membedakan contoh-contoh dan noncontoh- contoh, dan untuk menentukan apakah suatu objek baru merupakan
suatu contoh dari konsep. Atribut-atribut variabel konsep adalah ciri-ciri yang mungkin
berbeda diantara contoh-contoh tanpa mempengaruhi inklusi dalam kategori konsep itu. Guru-guru dapat mengubah-ubah atribut-
atribut ini dalam contoh-contoh yang digunakan dalam mengajar. 3
Definisi konsep Kemampuan untuk menyatakan suatu definisi dari suatu konsep
dapat digunakan sebagai suatu kriteria bahwa siswa telah belajar konsep itu.
4 Contoh-contoh dan noncontoh-contoh
Dengan membuat daftar dari atribut-atribut dari suatu konsep pengembangan konsep-konsep dan nonkonsep-konsep dapat
diperlancar.
34
Betty Marisi Tunip, Loc.cit, h.174
31
5 Hubungan konsep pada konsep-konsep lain
Untuk sebagian besar konsep-konsep itu, kita dapat mengembangkan suatu hierarki dari konsep-konsep yang
berhubungan yang memperhatikan bagaimana suatu konsep terkait pada konsep-konsep lain.
d. Tingkat-tingkat Pencapaian Konsep