14
Dalam proses pembelajaran biasanya digunakan lebih dari satu macam metode. kadang-kadang di dalam proses pembelajaran guru kaku
dengan menggunakan satu atau dua metode, dan menterjemahkan metode itu secara sempit dan menerapkan metode di kelas dengan metode yang
pernah ia baca. Metode pembelajaran merupakan cara menyampaikan, menyajikan, memberi latihan, dan memberikan contoh pelajaran kepada
siswa. Dengan demikian metode dapat dikembangkan dari pengalaman. Metode-metode dapat dipergunakan secara variatif, dalam arti kita tidak
boleh monoton dalam suatu metode.
f. Strategi Memilih Metode Pembelajaran
Beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan oleh pengajar dalam memilih metode pembelajaran secara tepat dan akurat, adalah :
1 Tujuan Instruksional
2 Pengetahuan awal siswa
3 Bidang studi pokok bahasan
4 Alokasi waktu dan sarana penunjang
5 Jumlah siswa.
7
Metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran, metode pembelajaran berfungsi sebagai cara untuk
menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu, tetapi tidak setiap
metode pembelajaran sesuai digunakan untuk mencapai tujuan instruksional tertentu. Dalam memilih metode yang tepat, diperlukan
pertimbangan-pertimbangan agar proses belajar mengajar dapat berjalan.
g. Pola-Pola Belajar Siswa
Gagne seperti dikutip Ahmad Sabri mengolongkan pola-pola belajar siswa ke dalam tujuh tipe dimana yang satu merupakan pra syarat
7
Martimis Yamin, Strategi pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta : Gaung Persada Press, 2005, h.58
15
bagi yang lainnya yang lebih tinggi tingkatannya. Tipe-tipe tersebut adalah:
1 Signal Learning belajar isyarat
Merupakan tipe yang paling dasar namun merupakan tingkat yang harus dilalui untuk tipe belajar yang lebih tinggi. Signal Learning
dapat diartikan sebagai proses penguasaan pola-pola dasar prilaku bersifat involuntary tidak disengaja dan tidak disadari tujuannya
2 Stimulus – Respon Learning belajar merangsang tanggapan
Belajar ini termasuk ke dalam instrumental Condition atau belajar dengan trial dan eror.
3 Chaining mempertautkan dan 4 tipe Verbal Association
Kondisi yang diperlukan dalam berlangsungnya tipe belajar ini antara lain secara internal anak sudah menguasai sejumlah satuan pola S-R.
baik psikomotorik maupun verbal. Selain itu prinsip kesinambungan, pengulanggan, dan reinforment tetap penting bagi berlangsungnya
proses chaining dan association. 4
Discrimination Learning belajar membedakan Kondisi utama dalam proses belajar ini adalah siswa mempunyai
kemahiran melakukan chaining dan association serta pengalaman. 5
Concept Learning belajar pengertian Dengan berdasarkan kesamaan ciri-ciri dari kesimpulan stimulus dan
objek-objeknya, ia membentuk suatu pengertian konsep utama yang diperlukan yaitu kemahiran deskriminasi dan proses kognitif
fundamental sebelumnya. 6
Rule Learning belajar membuat generalisasi, hukum dan kaidah Siswa belajar mengadakan kombinasi berbagai konsep dengan
mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal induktif, deduktif, analysis, sintesis, asosiasi, diferensiasi, komparasi dan kausalitas ,
sehingga siswa dapat memberikan kesimpulan tertentu yang mungkin selanjutnya dapat dipandang sebagai aturan.
16
7 Problem Solving belajar memecahkan masalah
Pada tingkat ini, siswa belajar merumuskan dan memecahkan masalah, memberikan respon terhadap rangsang yang menggambarkan
membangkitkan situasi problematika, mempergunakan berbagai kaidah yang dikuasainya.
8
Guru dapat mengidentifikasi tahap belajar tipe belajar yang telah dijalaninya dengan proses pengidentifikasian hasil kegiatan mengajar yang
tercermin dalam perubahan prilaku, baik secara material- subtansial, struktur fungsional, maupun secara behavioral.
2. Hakikat Problem Solving a. Pengertian Problem Solving
Secara umum pengertian masalah adalah suatu hambatan dalam mencapai tujuan dan apabila tidak diatasi atau diselesaikan akan
mengganggu orang yang mempunyai masalah tersebut. Winkel seperti dikutip Nizel Huda menyatakan bahwa masalah adalah suatu yang
menghambat, merintangi, mempersulit bagi orang dalam usahanya mencapai sesuatu.
9
Jadi suatu pertanyaan akan merupakan masalah jika seseorang tidak mempunyai aturan hukum tertentu yang segera dapat
digunakan untuk menemukan jawaban pertanyaan tersebut. Menurut Radfors dan Burton dalam Goldin suatu masalah
adalah suatu situasi dengan hasil akhir tidak dapat dengan segera dicapai. Sedangkan menurut Newel dan Simon dalam Goldin,
seseorang berhadapan dengan suatu masalah apabila ia ingin sesuatu dan tidak mengetahui dengan segera rangkaian tindakan yang dapat
dilakukan untuk mendapatkannya.
8
Ahmad Sabri, Op. Cit. h. 22
9
Nizlel Huda, Suatu Model Pengajaran untuk meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Pada Mahasiswa D
2
-PGSD Prajabatan FKIP Universitas Jambi, Jurnal Gema Pendidikan, Jambi : 2000, No.7, Tahun IV, h.29
17
Masalah menurut Granham dan Oakhil seperti dikutip Roland W. Scholz adalah:
“ A problem is charaterized by an intial state, a desired target state, and a barrier that prevents an immediate, direct, or routine transition from the
initial to the target state.”
10
Berdasarkan pendapat di atas sebuah masalah adalah sesuatu yang mempunyai karakteristik kuat yang didalamnya terdapat target
yang harus diselesaikan dengan segera dan langsung melalui perpindahan yang rutin sehingga target yang dimaksud dapat tercapai.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa masalah adalah suatu pertanyaan atau soal yang dihadapi siswa atau
dihadapkan kepada siswa dan sesuai dengan tingkat kognitifnya, namun siswa tersebut tidak mempunyai aturan tertentu yang dapat
digunakan dengan segera untuk mendapatkan jawabannya. Smith, menyatakan bahwa pengajaran yang baik mempunyai
dua tujuan pokok : 1 mengembangkan pemahaman yang mendalam terhadap materi dan 2 meningkatkan keterampilan berpikir kritis.
Metode yang memerlukan kedua pengajaran tersebut adalah problem solving.
Pemecahan masalah menurut Agus Susanta dan Rusdi adalah suatu proses penerapan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman
sebelumnya pada situasi yang baru dan asing.
11
Menurut Michael E. Martinez, problem solving adalah : “ Problem Solving is the procces of moving toward a goal when the past to
that goal is uncertain. “
12
10
Roland W Scholz Barbara Fluckiger,Environmental Problem Solving Ability : Profiles In Aplication Documents Of Research Assistants, Journal Of Environmental Education;
Summer97, Vol. 28 Issue 4, p37, 8p, 3 charts, 3 diagram, 2 graphs.
11
Agus Susanta dan Rusdi, Model Pendekatan Heuristik pada Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, Jurnal Pendidikan, Maret : 2006, Vol.4,
No.1, hal.15
12
Michael E. Martinez, What Is Problem Solving ?, http:www-
gse.uci.edudoehomeDeftinfofacultyMartinezProblem_Solving.html .
18
Menurut Martinez problem solving adalah suatu proses perubahan tujuan kedepan ketika tujuan dimasa lalu tidak pasti. Jadi
problem solving merupakan suatu proses perubahan yang menghendaki adanya perbaikan dan digunakan ketika sesuatu hal tidak
dapat diselesaikan
.
Beberapa definisi Problem solving menurut Dr.Cassady adalah: a.
Problem solving is the ability to formulate new answers. Going beyond the simple application of previously learned rules to create
a new solution. b.
Probem solving is also process in the which we perceive and resolve a gap between a present situation and desired goal, whit the
path to the goal blocked by known or unknown obstacles. c.
Problem solving is the process of moving toward a goal when the path to goal is uncertain.
13
Proses yang dimulai dengan masalah yang telah dibuat dan diakhiri dengan penyelesaian menggunakan informasi yang diberikan.
Masalah tak harus ditutup ataupun mempunyai solusi tunggal, tetapi dapat terbuka dicoba diselesaikan dengan berbagai cara.
Metode problem solving menurut N. Sudirman adalah cara penyajian bahan pengajaran yang menjadi masalah sebagai titik tolak
pembahasan untuk dianalisis dan disintesis dalam usaha mencari pemecahan atau jawaban oleh siswa.
14
Belajar pemecahan masalah pada dasarnya adalah belajar menggunakan metode-metode ilmiah atau berpikir secara sistematis,
logis, teratur dan teliti. Tujuannya ialah untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah
secara rasional, luas, dan tuntas. Untuk itu, kemampuan siswa dalam
13
Cassady, Problem Solving, http:www.bsu.eduwebemmeyeredpsy393Problemsolving.html
.
14
N. Sudirman, Ilmu pendidikan, Bandung : Remaja Karya, 2000, h.146
19
menguasai konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan generalisasi serta insight tilikan akal amat diperlukan.
15
Pengajaran dengan menggunakan metode problem solving ini, juga dapat merangsang kemampuan berpikir secara kreatif dan
menyeluruh, karena dalam proses belajarnya siswa banyak melakukan proses mental dengan menyoroti permasalahan dari berbagai segi
dalam mencari pemecahannya. Apabila guru mengajarkan problem solving dengan menciptakan lingkungan kelas yang menyenangkan
dan mendukung, siswa dapat merasakan kepuasan mencari penyelesaian yang kreatif dan benar dari problem – problem dalam hal
ini problem Biologi.
b. Jenis Masalah
Suydam seperti dikutip Akbar sutawidjaja memperoleh suatu daftar ciri pemecahan masalah yang baik sebagai berikut : a
kemampuan memahami konsep-konsep dan istilah, 6 kemampuan melihat kesamaan, perbedaan dan analogi, c kemampuan untuk
mengenali unsure-unsur kritis dan memilih data dan prosedur yang benar, d kemampuan untuk melihat rincian yang tidak relevan, 8
kemampuan untuk membuat estimasi dan analisis, f kemampuan untuk memvisualkan dan menginterpretasi fakta kuantitatif spasial
dan hubungan, g kemampuan membuat generalisasi berdasar pada beberapa contoh, h kemampuan berpindah metode, i percaya diri
dan mempunyai skor rendah pada tes kecemasan.
16
Hudoyo dan Sutawidjaja seperti dikutip J. Purmiassa Pical menguraikan jenis masalah sebagai berikut :
1. Masalah translasi merupakan masalah dalam kehidupan sehari-hari
dan untuk menyelesaikannya perlu translasi dari bentuk verbal ke
15
Muhibin syah, Psikologi Belajar , Jakarta : Raja Grafindo persada, 2004 , cet 3, h.127
16
Akbar Sutawidjaja, Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Matematika, Jurnal Teknologi Pembelajaran, Desember : 2000, Th. 6, No.3, h.145
20
bentuk matematika, dengan derajat translasi dari sederhana ke kompleks.
2. Masalah aplikasi memberikan kesempatan bagi siswa
menyelesaikan masalah dengan menggunakan bermacam keterampilan dan prosedur.
3. Masalah proses untuk menyusun langkah-langkah merumuskan
pola dan strategi khusus dalam menyelesaikan masalah. 4.
Masalah teka teki dimaksudkan untuk rekreasi sebagai alat yang bermanfaat mencapai tujuan afektif dalam pengajaran.
17
c. Langkah – Langkah Problem Solving