Kelebihan Problem Solving Kelemahan Problem Solving Perolehan Konsep

26

f. Kelebihan Problem Solving

Beberapa kebaikan metode Problem Solving dibandingkan metode lainnya berdasarkan uraian diatas, yaitu antara lain : 1 Metode ini dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan. 2 Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil. 3 Merangsang pengembangan kemampuan berpikir siswa secara kreatif dan menyeluruh. 4 Metode Problem Solving bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam Problem Solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.

g. Kelemahan Problem Solving

Di samping beberapa kebaikan terdapat pula kelemahan metode ini yang dapat disimpulkan dari uraian diatas. Diantaranya : 1 Kurangnya persiapan yang matang. 2 Kurangnya pengetahuan dan pengalaman guru. 3 Perumusan masalah yang kurang baik, sehingga batas-batas masalah tidak jelas. 4 Anak-anak tidak terlatih atau tidak dipersiapkan untuk aktifitas- aktifitas belajar yang semacam ini. 5 Metode ini dapat dilaksanakan apabila siswa telah berada pada tingkat yang lebih tinggi dengan prestasi yang tinggi pula. 6 Metode ini perlu diwaspadai karena akan menimbulkan frustasi di kalangan siswa, lantaran masing-masing siswa belum dapat menemui solusinya dari proses yang dilakukannya.

h. Hasil Belajar Problem Solving

Adapun hasil belajar dari penggunaan metode Problem Solving ini antara lain : 27 1 Terbiasa untuk berfikir kritis, sistematis, logis, dan kreatif. 2 Siswa memperoleh pengalaman lebih banyak dalam upaya menemukan cara-cara efektif dalam menyelesaikan masalah. 3 Siswa merasa memiliki keberanian untuk bertanya dan mengemukakan ide serta gagasannya.

3. Hakikat Penguasaan Konsep a. Pengertian Konsep

Konsep menurut Sutarto adalah kategori yang diberikan pada stimulus - stimulus lingkungan oleh karena itu dalam pengkonsepan selalu ada kejadian sebagai stimulus dalam penyajian verbal, yang sering disebut dengan gambaran mental, dengan ini pengonsepan adalah hal yang tidak mudah. 27 Dengan demikian dapat dipahami bahwa Biologi merupakan ilmu yang tidak dapat dianggap mudah dan untuk mempermudah penguasaannya perlu berpijak pada cara bagaimana mempermudah dalam menguasai konsep-konsep yang ada dalam Biologi tersebut. Carin mengemukakan bahwa konsep adalah gagasan yang digeneralisasikan dari pengalaman-pengalaman tertentu yang relevan. Atas gagasan Bruner tentang belajar konsep, Joyce mengemukakan bahwa fokus dari belajar konsep adalah pada bagaimana subjek secara bertahap memperoleh dan menggunakan informasi tentang suatu konsep melalui pengkategorisasian Categorizing, yaitu mengidentifikasi dan menempatkan objek-objek atau kejadian-kejadian ke dalam kelas-kelas berdasarkan kriteria tertentu. 28 Berdasarkan aktivitas pengkategorisasian ini akan terjadi pembentukan konsep, dan perolehan konsep. 27 Sutarto, Buku Ajar Fisika BAF dengan Tugas Analisis Foto Kejadian Fisika AFKF Sebagai Alat Bantu Penguasaan Konsep Fisika, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Mei, 2005, No.054, h. 327 28 Edogogia, Pengaruh Umpan Balik Evaluasi Formatif, 2004, vol.1, No.1, h.23 28 Konsep menurut Betty Marisi Tunip adalah kategori pengalaman yang dirumuskan dalam bentuk ungkapan yang berisi atribut dan label. Atribut ialah karakteristik pembeda yang dapat dipakai untuk menentukan apakah sesuatu merupakan contoh bukan contoh suatu konsep. 29 Kemampuan memberikan contoh yang memiliki semua ciri pembeda suatu konsep disebut contoh positif, sedangkan yang tidak sesuai dengan ciri pembeda disebut contoh negatif. Pernyataan yang tidak memuat semua ciri pembeda suatu konsep dianggap salah. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa atribut adalah kata kunci dalam pengertian suatu konsep. Dalam pendidikan sains, konsep pengetahuan dasar adalah faktor yang mempengaruhi belajar, seperti dikatakan oleh Clipton dan Slowaczek sebagaimana dikutip Muhibin Syah bahwa kemampuan seseorang untuk memahami dan mengingat informasi penting bergantung pada apa yang mereka telah ketahui dan bagaimana pengetahuan tersebut diatur. 30 Manurut Betty Marisi Tunip dilihat dari pengertian tentang konsep, sebenarnya pengajaran IPA, pada tahapan tertentu merupakan pembentukan, penarikan generate dan pengakumulasian konsep. Kegiatan ini merupakan kegiatan intelek manusia. Kegiatan ini diawali dari pengamatan terhadap fakta atau apa saja yang dialami dimana hasil pengamatan di proses dengan persepsi perception, penalaran inductif inductive reasoning dan kepenemuan inventiveness. 31 Jadi dapat disimpulkan bahwa konsep adalah kategori pengalaman yang diawali dari pengamatan terhadap fakta yang dirumuskan dalam bentuk ungkapan kemudian diproses dengan persepsi, penalaran induktif, dan kepenemuan. 29 Betty Marisi Tunip, Penguasaan Konsep IPA dan Pajanannya dalam Interaksi Kelas di SD Negeri Kotamadya Medan, Jurnal Pendidikan, Medan, 2000, h.173 30 Muhibin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2004, cet.3, h.23 31 Betty Marisi Tunip, Op. Cit., h.173 29

b. Perolehan Konsep

Menurut Ausubel, konsep-konsep diperoleh dengan dua cara, yaitu formasi konsep Concept Formation dan asimilasi konsep concept assimilation. Formasi konsep terutama merupakan bentuk perolehan konsep-konsep sebelum anak-anak masuk sekolah. Formasi konsep dapat disamakan dengan belajar konsep-konsep menurut Gagne. Asimilasi konsep merupakan cara utama untuk memperoleh konsep-konsep selama dan sesudah sekolah. Formasi konsep merupakan proses induktif. Pembentukan konsep mengikuti pola contoh aturan atau pola “ eg-rule ” eg = example = contoh . 32 Pada aturan ini anak yang belajar dihadapkan pada sejumlah contoh-contoh dan non contoh dari konsep tertentu. Melalui proses diskriminasi dan abtraksi, ia menetapkan suatu aturan yang menentukan kriteria untuk konsep itu. Untuk memperoleh konsep-konsep melalui proses asimilasi, orang yang belajar harus sudah memperoleh definisi formal dari konsep-konsep itu. Sesudah definisi dari konsep disajikan, konsep itu dapat diilustrasikan dengan memberikan contoh-contoh atau deskripsi- deskripsi verbal dari contoh-contoh. Ini biasanya disebut belajar konsep sebagai aturan contoh, atau “ rule-eg ”. 33 Walaupun kedua bentuk belajar konsep ini efektif, pembentukan konsep lebih memakan waktu daripada asimilasi konsep.

c. Analisis Konsep

Dokumen yang terkait

Pengaruh pembelajaran generatif terhadap hasil belajar siswa pada konsep usaha dan energi (kuasi eksperimen di MTs Jamiatus Sholihin Cipondoh)

0 17 113

Perbandingan pemberian evaluasi dalam bentuk essai berstruktur dan pilihan ganda terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem pernapasan pada manusia dan vertebrata : eksperimen di MTs Negeri Cipondoh Tangerang

0 4 152

Implementasi model pembelajaran problem solving berbasis eksperimen pada konsep larutan elektrolit dan nonelektrolit

0 2 6

Peningkatan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Melalui Permainan bernuansa Nilai : Penelitian Tindakan kelas di MTs Al-Ikhlas Cisereh-Tangerang

4 24 218

Penerapan pendekatan problem solving dalam meningkatkan hasil belajar kimia siswa terhadap konsep mol dalam stoikiometri (PTK di kelas X SMAN 2 Cisauk-Tangerang

7 44 219

Peningkatan Penguasaan Konsep Sistem Respirasi Manusia Melalui Metode Pemecahan Masalah : Problem Solving Penelitian Tindakan kelas di MTs Negeri Tangerang II Pemulang – Banten

0 11 178

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI METODE Peningkatan Pemahaman Konsep Belajar Matematika Siswa Melalui Metode Pembelajaran Problem Solving (Penelitian PTK Pada Siswa Kelas VII H SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo).

0 2 11

ANALISIS PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING BERBASIS LINGKUNGAN.

0 1 39

peningkatan penguasaan konsep siswa pada materi inflasi melalui metode diskusi

0 0 41

Peningkatan penalaran siswa pada konsep tekanan melalui penerapan metode problem solving di SMP Pangudi Luhur Moyudan - USD Repository

0 3 131