Analisis regresi secara hirarkial

76

4.6 Analisis regresi secara hirarkial

Dalam rangka mendapatkan informasi tentang berapa besar proporsi varian terhadap intensi berwirausaha yang dipengaruhi oleh masing-masing independen variabel, maka peneliti melakukan lagi tujuh kali analisis regresi. Dimulai dengan hanya satu IV yaitu variabel respect. R2 yang dihasilkan menujukkan proporsi varian dari DV yang menggambarkan pengaruh motivasi belajar sebagai IV. Kemudian analisis regresi dengan dua IV yaitu respect dan emphaty. Selisih diantara R2 regresi dua IV dengan R2 regresi satu IV di atas adalah merupakan proporsi varian yang dihasilkan oleh pengaruh IV yang baru ditambahkan yaitu emphaty. Selanjutnya dilakukan analisis regresi dengan tiga IV yaitu dengan menambahkan lagi satu IV yaitu audible, dan R2 yang dihasilkan dibandingkan dengan R2 sebelumnya yaitu dengan R2 IV sebelumnya. Selisihnya R2 change merupakan proporsi vaian dari DV motivasi belajar yang mengambarkan pengaruh dari IV yang baru ditambahkan yaitu audible. Setelah itu, dilakukan analisa regresi dengan empat IV yaitu clarity yang merupakan IV tambahan. Selanjutnya R2 yang dihasilkan dibandingkan dengan R2 hasil dari regresi dengan IV ketiga. Hasil dari selisih tersebut merupakan proporsi varian dari DV yang terkait dengan pengaruh IV yang ditambahkan yaitu clarity. Kemudian dilakukan analisis regresi dengan lima IV yaitu dengan 77 menambahkan lagi satu IV yaitu humble. Sama dengan prosedur sebelumnya, R2 hasil dari regresi ini dibandingkan dengan R2 dari IV keempat dimana selisihnya merupakan proporsi varian dari variabel motivasi belajar yang dipengaruhi oleh humble. Selanjutnya, dilakukan analisa regresi dengan enam IV yaitu task orientation yang merupakan IV tambahan. Selanjutnya R2 yang dihasilkan dibandingkan dengan R2 hasil dari regresi dengan IV kelima. Hasil dari selisih tersebut merupakan proporsi varian dari DV yang terkait dengan pengaruh IV yang ditambahkan yaitu task orientation. Tahap akhir dalam rangka mendapatkan informasi tentang berapa besar proporsi varian dari motivasi belajar yang dipengaruhi oleh masing-masing independen variabel adalah membandingkan R2 yang dihasilkan dari regresi tujuh IV dengan R2 yang dihasilkan dari enam IV. Selisih yang didapat merupakan proporsi varian yang menggambarkan IV ke tujuh, yang dalam hal ini IV ke tujuh adalah ego orientation. Bertambahnya R square change ini dapat dilihat pada tabel 4.8 di bawah ini : Tabel 4.13 Proporsi varian DV yang terkait dengan IV No IV R 2 R 2 change Kontribusi Varian Sig 1 Respect 0,049 4,9 TS 2 Respect + emphaty 0,049 TS 78 3 Respect + Emphaty + audible 0,077 2,8 TS 4 Respect + Emphaty + audible + clarity 0,079 0,2 TS 5 Respect + Emphaty + audible + clarity + humble 0,082 0,3 TS 6 Respect + Emphaty + audible + clarity + humble + Task Ort 0,240 15,8 S 7 Respect + Emphaty + audible + clarity + humble + Task Ort + ego Ort 0,251 1,1 TS Total keseluruhan 25,1 Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui kontribusi masing-masing IV terhadap skor motivasi belajar. Berikut ini dijelaskan deskripsi dari masing- masing IV sebagai berikut: 1. Skor motivasi belajar dengan respect diperoleh R 2 R Square sebesar 0,049 yang berarti bahwa variable respect memiliki kontribusi sebesar 4,9 dalam mempengaruhi skor motivasi belajar. Selain itu, pada tabel 4.8 dapat diperoleh nilai sebesar 0,580 yang 79 berarti bahwa repect secara positif mempengaruhi motivasi belajar dengan kriteria tidak signifikan. 2. Skor motivasi belajar dengan emphaty diperoleh R 2 R Square sebesar 0,049 yang berarti bahwa variable emphaty tidak memiliki kontribusi dalam mempengaruhi skor motivasi belajar. Selain itu, pada tabel 4.8 dapat diperoleh nilai sebesar –0,164 yang berarti bahwa emphaty secara negatif mempengaruhi motivasi belajar dengan kriteria tidak signifikan. 3. Skor motivasi belajar dengan audible diperoleh R 2 R Square sebesar 0,170 yang berarti bahwa variable audible memiliki kontribusi sebesar 2,8 dalam mempengaruhi skor motivasi belajar. Selain itu, pada tabel 4.8 dapat diperoleh nilai sebesar 0,055 yang berarti bahwa audible secara positif mempengaruhi motivasi belajar dengan kriteria tidak signifikan. 4. Skor motivasi belajar dengan clarity diperoleh R 2 R Square sebesar 0,079 yang berarti bahwa variable clarity memiliki kontribusi sebesar 0,2 dalam mempengaruhi skor motivasi belajar. Selain itu, pada tabel 4.8 dapat diperoleh nilai sebesar –0,405 yang berarti bahwa clarity secara negatif mempengaruhi motivasi belajar dengan kriteria tidak signifikan. 5. Skor motivasi belajar dengan humble diperoleh R 2 R Square sebesar 0,082 yang berarti bahwa variable humble memiliki kontribusi sebesar 0,3 dalam mempengaruhi skor motivasi belajar. 80 Selain itu, pada tabel 4.8 dapat diperoleh nilai sebesar -0,017 yang berarti bahwa humble secara negatif mempengaruhi motivasi belajar dengan kriteria tidak signifikan. 6. Skor motivasi belajar dengan task orientation diperoleh R 2 R Square sebesar 0,240 yang berarti bahwa variable task orientation memiliki kontribusi sebesar 15,8 dalam mempengaruhi skor motivasi belajar. Selain itu, pada tabel 4.8 dapat diperoleh nilai sebesar 1,880 yang berarti bahwa task orientation secara positif mempengaruhi motivasi belajar dengan criteria signifikan. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi task orientation yang diberikan pada siswa, maka semakin tinggi pula motivasi belajar siswa.

7. Skor motivasi belajar dengan ego orientation diperoleh R

2 R Square sebesar 0,251 yang berarti bahwa variable ego orientation memiliki kontribusi sebesar 1,1 dalam mempengaruhi skor motivasi belajar. Selain itu, pada tabel 4.8 dapat diperoleh nilai sebesar -0,273 yang berarti bahwa ego orientation secara negatif mempengaruhi motivasi belajar dengan kriteria tidak signifikan. Selanjutnya untuk bahasan mengenai kesimpulan penelitian dapat dilihat pada bab 5. 81

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN