13
b. Memberikan masukan pada para pendidik agar melibatkan orang tua dalam proses pembelajaran
1.5 Sistematika Penulisan
Pada penulisan skripsi ini peneliti menggunakan kaidah penulisan sesuai dengan pedoman penyusunan skripsi fakultas Psikologi. Adapun sistematika penulisan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bab 1 Pendahuluan
Pada bab ini penulis membaginya kedalam beberapa bagian, yaitu latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
serta sistematika penulisan.
Bab 2 Kajian Pustaka
Pada bab ini membahas kajian teori yang terdiri dari pengertian motivasi belajar, motivasi intrinsik dan ekstrinsik, fungsi motivasi dalam belajar, bentuk-bentuk
motivasi dalam belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi dalam belajar, indikator motivasi dalam belajar, pengertian orientasi tujuan, orientasi tujuan model
dweck’s, jenis-jenis orientasi tujuan, pengertian komunikasi, unsur-unsur dalam komunikasi, jenis komunikasi, komunikasi efektif, komunikasi anak dalam keluarga,
anak-anak dalam Islam, dan hipotesis penelitian.
Bab 3 Metode Penelitian
14
Pada bab memuat penjelasan mengenai pendekatan dan metode penelitian, definisi variabel konseptual dan variabel operasional, populasi dan sampel, teknik
pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, metode dan instrumen penelitian, teknik uji instrumen penelitian, dan teknik analisis data.
Bab 4 Analisis Data
Pada bab ini berisi gambaran umum subjek penelitian, data penelitian, presentasi data mengenai uji persyaratan dan penyebaran skor skala komunikasi efektif orang
tua-anak, orientasi tujuan, dan motivasi belajar siswa, serta uji hipotesis.
Bab 5 Kesimpulan, Diskusi, dan Saran
Bab ini berisi kesimpulan, diskusi, dan saran
15
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Motivasi Belajar
2.1.1 Pengertian motivasi
Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Motivasi juga
bisa diartikan sebagai motive, yakni suatu keadaan ketegangan di dalam individu, yang membangkitkan, memelihara dan mengarahkan tingkah laku menuju pada satu
tujuan atau sasaran Chaplin, 2005. Pintrich dan Schunk 1996 mengungkapkan bahwa motivasi belajar adalah
aktivitas yang dipengaruhi dan dipertahankan untuk mendapatkan tujuan yang diharapkan. Menurut Pintrich dan Schunk 1996 motivasi tidak bisa di observasi
secara langsung, namun kita dapat melihatnya dari perilaku-perilaku tertentu seperti: choice of task, effort, dan persistence.
Iskandar 2009 mengartikan motivasi belajar sebagai daya penggerak dalam diri individu untuk melakukan kegiatan belajar untuk menambah pengetahuan dan
keterampilan serta pengalaman. Motivasi belajar ini tumbuh karena ada keinginan untuk bisa mengetahui dan memahami sesuatu dan mendorong serta mengarahkan
16
minat belajar siswa sehingga sunguh-sungguh untuk belajar dan termotivasi untuk mencapai prestasi.
Dalam proses belajar motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, ia tidak akan mungkin melakukan aktivitas
belajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya. Segala sesuatu yang menarik minat orang lain belum tentu
menarik minat orang tertentu selama sesuatu itu tidak bersentuhan dengan kebutuhannya. Maslow sangat percaya bahwa tingkah laku manusia dibangkitkan dan
diarahkan oleh kebutuhan, seperti kebutuhan fisiologis, rasa aman, rasa cinta, penghargaan, dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Kebutuhan-kebutuhan inilah
menurut Maslow yang mampu memotivasi tingkah laku individu. Seseorang yang melakukan aktivitas belajar secara terus menerus tanpa
motivasi dari luar dirinya disebut juga seseorang yang memilki motivasi intrinsik. Motivasi ini sangat penting dalam aktivitas belajar. Menurut Sabri 2007 motivasi
intrinsik ialah motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang atau motivasi yang erat hubungannya dengan tujuan belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik ialah motivasi
yang datangnya dari luar diri individu, atau motivasi ini tidak ada kaitannya dengan tujuan belajar. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik diperlukan bila motivasi intrinsik
tidak ada dalam diri seseorang sebagai subjek belajar. Dari uraian yang terdapat di atas, maka penulis mencoba menyimpulkan
definisi motivasi belajar. Menurut penulis, motivasi belajar adalah daya dorong yang
17
dimiliki individu dalam proses pembelajaran untuk membangkitkan, mengarahkan, dan menggerakkan tingkah laku untuk mencapai tujuan tertentu.
2.1.2 Motivasi intrinsik dan ekstrinsik
Menurut Djamarah 2002 motivasi terbagi menjadi dua macam, yaitu motivasi dari dalam diri
seseorang disebut “motivasi intrinsik” dan motivasi dari luar diri seseor
ang yang disebut “motivasi ekstrinsik”.
a. Motivasi intrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap individu
sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Menurut Syah 2002, motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat
mendorong melakukan tindakan belajar. Menurut Iskandar 2009, motivasi intrinsik adalah daya dorong dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Motivasi itu dikatakan intrinsik bila tujuannya inheren dengan situasi belajar
dan bertemu dengan kebutuhan dan tujuan anak didik untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung di dalam pelajaran itu. Anak didik termotivasi untuk belajar semata-
18
mata untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung dalam bahan pelajaran, bukan karena keinginan lain seperti ingin mendapat pujian, nilai yang tinggi, atau hadiah,
dan sebagainya. Bila seseorang telah memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya, maka ia secara
sadar akan melakukan sesuatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya. Dalam aktivitas belajar, motivasi intrinsik sangat diperlukan. Seseorang yang
tidak memiliki motivasi interinsik sulit sekali melakukan aktivitas belajar terus menerus. Seseorang yang memiliki motivasi interinsik selalu ingin maju dalam
belajar. Keinginan itu dilatarbelakangi oleh pemikiran yang positif, bahwa semua mata pelajaran yang dipelajari sekarang akan dibutuhkan dan sangat berguna kini dan
di masa mendatang. Seseorang yang memiliki motivasi intrinsik yang tinggi untuk mempelajari
suatu mata pelajaran, maka ia akan mempelajarinya dalam jangka waktu tertentu. Motivasi intrinsik ini muncul karena membutuhkan sesuatu dari apa yang
dipelajarinya. Motivasi intrinsik memang berhubungan dengan kebutuhan seseorang yang memunculkan kesadaran untuk melakukan aktivitas belajar.
Perlu ditegaskan, bahwa anak didik yang memiliki motivasi intrinsik cenderung akan menjadi orang yang terdidik, berpengetahuan, dan memiliki keahlian
dalam bidang tertentu. Gemar belajar adalah aktivitas yang tidak pernah sepi dari kegiatan anak didik yang memiliki motivasi interinsik. Jadi, motivasi interinsik
19
muncul berdasarkan kesadaran dengan tujuan esensial, bukan sekedar atribut dan seremonial.
b. Motivasi ekstrinsik