35
yang saling mempegaruhi satu sama lain, baik berupa komunikasi verbal maupun non verbal untuk menyatakan isi pikiran dan perasaan komunikan.
2.4.2 Unsur-unsur dalam komunikasi
Tentunya unsur dasar dalam berkomunikasi ada orang yang menyampaikan informasi disebut komunikator, dan ada orang yang menerima informasi yang
disampaikan oleh komunikator yang disebut komunikan. Apa yang disampaikan tersebut ada yang berifat verbal kata-kata, maupun nonverbal bahasa tubuh.
Wujud dari komunikasi berupa informasi, pengetahuan, pemikiran, ataupun lainnya, hal ini disebut pesan massage dalam berkomunikasi. Dalam penyampaian pesan
dari komunikator kepada komunikan diperlukan perantara atau media penyampai Walgito, 2007.
Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa dalam komunikasi terdapat adanya unsur-unsur:
Skema 2.1 Unsur-unsur komunikasi
36
2.4.3 Jenis komunikasi
Komunikasi dapat berlangsung searah dan juga dapat berlangsung dua arah. Komunikasi berlangsung searah bila dalam proses komunikasi itu tidak ada umpan
balik dari komunikan kepada komunikator. Dalam proses ini komunikator memberikan pesan kepada komunikan, dan komunikan menerima saja apa yang
dikemukakan oleh komunikator tanpa memberikan respon balik terhadap pesan yang diterimanya. Dengan demikian komunikan lebih bersifat pasif.
Komunikasi dua arah adalah komunikasi yang menempatkan komunikan lebih aktif, dalam arti komunikan dapat atau perlu memberikan tanggapan sebagai umpan
balik tentang pesan yang diterima oleh komunikator Walgito, 2007.
2.4.4 Komunikasi efektif orang tua-anak
Pengetahuan tentang unsur-unsur yang terdapat dalam komunikasi orang tua- anak akan memudahkan sebuah proses komunikasi berjalan dengan baik. Orang tua
akan dikatakan sukses jika pesan yang dimaksudkan diterima dengan benar oleh anak, dan kemudian dimaknai sama. Dalam hal ini penulis menyebutknya dengan
komunikasi yang efektif orang tua-anak.
37
Kualitas hubungan seseorang dengan lingkungannya sangat ditentukan dari bagaimana ia berkomunikasi. Menurut Tubs Moss dalam Rakhmat, 2007
mengungkapkan ada lima pengaruh yang ditimbulkan dari komunikasi yang efektif, yaitu:
1. Pengertian
Pengertian artinya penerimaan yang cermat dari isi stimuli seperti yang dimaksud oleh komunikator. Kegagalan menerima isi pesan secara cermat
disebut primary breakdown in communication kegagalan komunikasi primer.
2. Kesenangan
Tidak semua komunikasi ditujukan untuk menyampaikan informasi dan membentuk pengertian. Ada juga komunikasi yang dilakukan untuk
mengupayakan agar orang lain merasa apa yang disebut analisis transiksional atau mendapatkan persetujuan. Komunikasi ini biasa disebut phatic
communication komunikasi fatis, dimaksudkan untuk menimbulkan kesenangan. Komunikasi ini yang menjadikan hubungan antar manusia
menjadi hangat, akrab, dan menyenangkan.
3. Mempengaruhi sikap
38
Tujuan komunikasi ini adalah mempengaruhi orang lain, atau yang sering disebut dengan komunikasi persuasif.
4. Hubungan sosial yang baik
Komunikasi juga ditujukan untuk menumbuhkan hubungan sosial yang baik. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak tahan hidup sendiri. Kebutuhan
sosial adalah kebutuhan untuk menumbuhkan dan mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan orang lain dalam hal interaksi dan asosiasi,
pengendalian dan kekuasaan, dan cinta serta kasih sayang.
5. Tindakan
Komunikasi juga dilahirkan untuk melahirkan tindakan yang dikehendaki. Efektifitas komunikasi biasanya dikur dari tindakan nyata yang dilakukan
komunikan.
Adman 2004 mengungkapkan bahwa komunikasi efektif orang tua-anak merupakan tersampaiknnya pesan, gagasan, dan perasaan yang dilakukan dengan cara
yang baik dalam kontak sosial yang baik pula. Menurut Adman 2004 ada lima faktor komunikasi yang efektif orang tua-anak The 5 Inevitable Laws of Effective
Communication, yang disingkat REACH yang berarti merengkuh atau meraih.
Adapun kelima faktor tersebut yaitu:
39
a. Respect Yang dibutuhkan dalam mengembangkan komunikasi yang efektif orang tua-
anak adalah sikap menghargai antara orang tua dan anak, yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan. Jika orang tua bahkan harus mengkritik atau memarahi anak,
lakukan dengan penuh respek terhadap harga diri dan kebanggaan anak.
b. Empathy Empati adalah kemampuan orang tua untuk menempatkan diri pada situasi
atau kondisi yang dihadapi oleh anak. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti terlebih
dulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh anak. Dengan memahami dan mendengarkan anak terlebih dahulu, orang tua dapat membangun keterbukaan dan
kepercayaan yang diperlukan dalam membangun kerjasama atau sinergi dengan anak. Rasa empati akan memampukan orang tua untuk dapat menyampaikan pesan
message dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan receiver menerimanya.
c. Audible Makna dari audible adalah dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik.
Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima
40
umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang orang tua sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan atau anak.
d. Clarity Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka hukum
keempat yang terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang lainnya. Clarity dapat
pula berarti keterbukaan dan transparasi.
e. Humble Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap
rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa menghargai anak, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang
orang tua miliki.
2.4.4.1 Komunikasi anak dalam keluarga
Komunikasi yang pertama kali dialami oleh anak adalah hubungan anak dengan ibunya, kemudian meluas dengan ayah dan anggota keluarga yang lain.
Dalam pemberian stimulasi mental pada anak maka peran seorang ibu untuk pengasuhan anak sangat besar. Komunikasi ibu-anak sebagai suatu pola perilaku yang
mengikat ibu dan anak secara timbal balik mencakup berbagai upaya keluarga secara
41
langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Suatu sikap yang sering terlihat pada orang tua yang lupa bahwa anaknya mulai menginjak remaja, justru membutuhkan lebih banyak waktu dan perhatian
untuk menciptakan hubungan timbal balik, hubungan komunikatif dan dialogis. Agar permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh remaja dapat memperoleh bantuan,
dorongan, dan dukungan dari orang tua untuk mengatasinya. Orang tua diharapkan memiliki kesadaran penuh dalam membimbing anaknya
dalam memperoleh nilai-nilai sebagai pegangan hidup. Hal ini bisa dicapai dengan pemeliharaan hubungan baik antara orang tua dan anak. Anak yang menghadapi
masalah, baik kecil maupun besar mengidamkan orang tua sebagai tempat bernaung yang dapat diperoleh melalui komunikasi. Komunikasi akan terbentuk bila hubungan
timbal balik selalu terjalin antara ayah, ibu, dan anak.
2.4.4.2 Komunikasi orang tua-anak dalam Islam
Islam mengungkapkan bahwa orang tua memiliki perasaan tertentu pada anak, perasaan ini adalah dengan menampakkan apa yang diciptakan oleh Allah SWT. di
dalam hati kedua orang tua, berupa sentuhan cinta dan kasih sayang terhadap anak- anaknya.
42
2.4.4.3 Kedua orang tua secara fitrah akan mencitai anak
Secara fitrah, di dalam hati hati kedua orang tua akan tumbuh perasaan cinta terhadap anak dan akan tumbuh pula perasaan psikologis lainnya, berupa perasaan
kebapakan dan keibuan untuk memelihara, mengasihi, menyayangi, dan memperhatikan anak.
Fenomena mengenai persaan orang tua terhadap anaknya telah digambarkan dalam Al Quran. Al Quran menggambarkan anak-anak sebagai perhiasan hidup:
Dalam QS. Al Kahfi: 60 yang artinya: “Harta dan anak adalah perhiasan kehidupan dunia…”
Al Quran juga menjelaskan bahwa anak-anak merupakan nikmat agung yang berhak untuk di syukuri kepada Allah Swt.
Dalam QS. Al Isra’: 6
yang artinya: “…dan Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak, dan Kami jadikan kamu k
elompok yang lebih besar.”
Sesekali Al Quran juga menjelaskan bahwa dengan memandangi anak-anak akan menghibur hati, bila saja mereka sejalan dengan orang-orang yang bertakwa
Dalam QS. Al Furqan: 74
43
Yang artinya: “Dan orang-orang yang berkata, „Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami istri-istri kami dan anak-anak kami sebagai penyenang hati kami, dan
jadikanlah kami imam bagi orang- orang yang bertakwa.”
Dari semua ini, dapat diketahui bahwa perasaan kasih sayang terhadap anak- anak yang ditanamkan kepada Allah di dalam hati kedua orang tua merupakan untuk
memberikan dorongan ruh di dalam mendidik, memelihara dan memperhatikan kemaslahatan mereka.
2.4.4.4 Kasih sayang terhadap anak-anak merupakan anugrah Allah terhadap hamba
Perasaan-perasaan mulia yang ditanamkan kepada Allah di dalam hati kedua orang tua itu adalah perasaan kasih sayang terhadap anak-anak. Perasaan ini
merupakan kemuliaan baginya di dalam mendidik, mempersiapkan dan membina anak-anak untuk mencapai keberhasilan dan kesuksesan paling besar.
Orang yang hatinya kosong dari perasaan kasih sayang akan bersifat keras dan kasar. Tidak diragukan lagi bahwa di dalam sifat-sifat yang buruk ini akan berdampak
pada kelainan anak-anak, dan akan membawa anak-anak ke dalam penyimpangan, kebodohan dan kesusahan. Abdullah Nasih Ulwan, 1994
44
Rosulullah SAW sangat memperhatikan masalah kasih sayang ini, dan sangat menganjurkan kepada orang-orang yang bertanggung jawab di dalam masalah
pendidikan untuk memiliki perasaan dan tabiat yang mulia ini. Abu dawud dan Tarmidzi meriwayatkan dari Amr bin Syu’aib dari bapaknya dan dari kakeknya,
bahwa Rosulullah SAW bersabda: “Tidaklah termasuk golongan kami, orang-orang yang tidak mengasihi anak kecil di antara kami dan tidak mengetahui hak orang
besar di antara kami .” Abdullah Nasih Ulwan, 1994
Imam Bukhori telah meriwayatkan dari Aisyah r.a.: “Seorang A’rabi telah mendatangi Nabi SAW dan berkata
“Apakah engkau mencium anak-anakmu, sedang kami belum pernah melakukan hal itu.
” Maka Nabi SAW bersabda, “Apakah engkau ingin Allah mencopot rasa kasih sayang dari hatimu
”? Amru bin Syu’aib dari ayahnya dari neneknya r.a. berkata Rosulullah SAW
bersabda: Suruhlah anak-anak kamu shalat ketika umur mereka tujuh tahun, dan pukulah mereka karena meninggalkan shalat jika telah berumur sepuluh tahun. Dan
pisahkan anak laki-laki dari anak perempuan dalam tempat tidur mereka Abu Dawud dalam dalam An-Nawawy, 1986.
Apabila Rosulullah SAW melihat seorang anak kecil mendekati ajal, maka berlinanganlah air matanya sebagai tanda kesedihan dan kasih sayangnya atas anak-
anak kecil dan sebagai pelajaran bagi umat tentang keutamaan kasih sayang itu.
45
2.5 Kerangka Berpikir