Larangan Bagi Pengurus Trustee Untuk Menjual Benda Yang Diurusnya

2 pengurus trusts corpus semata-mata, tanpa menjadi pemilik dalam hukum, dan 3 pengurus sebagai bewindvoering secara teoretis, pengasingan, penjualan dan atau bentuk-bentuk pengalihan trusts corpus lainnya oleh trustee, termasuk kemungkinan percampuran yang terjadi dengan harta pribadi trustee sangatlah sukar terjadi, selain telah adanya ketentuan yang mengatur mengenai larangan penjualan barang milik orang lain dan Actio Pauliana.

D. Larangan Bagi Pengurus Trustee Untuk Menjual Benda Yang Diurusnya

Ketentuan Pasal 1471 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata secara tegas menyatakan bahwa jual beli kebendaan milik orang lain adalah batal demi hukum. Dengan pengertian batal demi hukum adalah bahwa perjanjian tersebut dianggap tidak pernah ada sejak semula, sehingga penyerahan hak milik tidak pernah terjadi. Penyerahan yang dilakukan hanyalah sebatas penyerahan biasa yang bukan penyerahan yang dimaksudkan dalam Pasal 584 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata jo. Pasal 612 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Pasal 613 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan Pasal 616 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Dalam konteks trusts, jika seorang trustee, dalam praktik, menjual kebendaan yang berada dalam trusts trusts corpus kepada pihak ketiga, penjualan benda tersebut adalah tanpa hak, karena trustee bukanlah pemilik Universitas Sumatera Utara dalam dominium. Ini berarti setiap tindakan penjualan trusts corpus adalah tindakan yang batal sejak semula, yang tidak memiliki kekuatan hukum sama sekali. Jika dibandingkan dengan ketentuan mengenai penjualan trusts corpus oleh trustee dalam tradisi hukum Anglo Saxon yang memberikan perlindungan bagi bonafide purchaser for value without notice, ketentuan Pasal 1471 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata boleh dikatakan tidak memberikan perlindungan bagi pihak pembeli. Tidak perduli apakah pembeli tersebut adalah pembeli yang beriktikad baik atau beriktikad buruk. Pemilik yang sebenarnya bahkan tidak diwajibkan untuk memberikan penggantian apapun kepada pembeli tersebut, kecuali dalam hal benda tersebut adalah benda-benda bergerak yang berwujud dan piutang-piutang kepada pembawa yang dibeli melalui pelelangan umum dan atau melalui bursa-bursa yang menyelenggarakan jual beli benda-benda tersebut secara khusus. 245 Pihak pembeli yang dirugikan karena pembatalan jual beli tersebut, dapat menuntut penggantian dari pihak penjual yang tidak berwenang tersebut. 246 245 Lihat Pasal 1977 ayat 2 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata jo. Pasal 582 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. 246 Lihat rumusan kata-kata bagian akhir dalam Pasal 1471 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Penjelasan dan analisis yang diberikan tersebut menunjukkan bahwa ketentuan perlindungan bagi beneficiary atau investor dalam pasar modal jauh lebih baik dalam tradisi hukum Eropa Kontinental dibandingkan dengan tradisi hukum Anglo Saxon. Universitas Sumatera Utara

E. Actio Pauliana