Terjadinya Pranata Serupa Trusts Melalui Pemberian Semasa Hidup

b. Terjadinya Pranata Serupa Trusts Melalui Pemberian Semasa Hidup

Pasal 1317 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata memberikan dua pengertian ”pemberian oleh seseorang”, yaitu pemberian setelah meninggal melalui wasiat dan pemberian semasa hidup. Berbeda halnya dengan pemberian melalui wasiat, di mana pemberi wasiat tidak lagi terikat atau memiliki hubungan apapun dengan benda yang diberikan tersebut, dalam suatu pemberian semasa hidup, pihak yang memberikan sesuatu tersebut dalam banyak hal masih terikat dan atau memiliki kepentingan tertentu, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan kebendaan yang telah diberikan tersebut. ii. Analisis Keberadaan Trusts dalam KUH Dagang Seperti telah dijelaskan di atas, Kitab Undang-Undang Hukum Dagang merupakan salah satu bagian transplantasi hukum yang terjadi pada masa pendudukan Hindia Belanda di Indonesia, yang diberlakukan sama dengan dan merupakan kelanjutan dari aturan-aturan hukum yang telah diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. 200 200 Lihat Pasal 1 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang. Analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang juga masih dapat ditemukan berbagai bentuk hukum yang didalamnya terdapat pranata trusts. Berikut di bawah ini adalah peraturan dan bentuk-bentuk hukum yang terkait dengan persepsi, karakteristik, dan ciri-ciri trusts yang netral yang dinyatakan dalam rumusan Pasal 2 dan Pasal 11 Convention on the Law Applicable to Trusts and on Their Recognition. Universitas Sumatera Utara a. Eksistensi Harta Terpisah dalam Firma dan CV Pada dasarnya pada kedua bentuk firma dan CV tersebut juga dapat ditemui dua jenis trustee, yaitu trustee pemilik yang sekaligus sebagai trustee pengurus pada sekutu aktif atau trustee pemilik semata-mata pada sekutu pasif atau trustee pengurus semata-mata pada sekutu aktif tanpa penyertaan modal dalam bentuk benda atau uang. Trustee pengurus dalam hubungan hukum di sinipun mengemban tidak hanya last yang diberikan untuk menjalankan usaha, melainkan juga kewenangan volmacht untuk memperoleh keuntungan bagi persekutuan firma maupun CV tersebut. b. Perseroan Terbatas sebagai Kumpulan Harta Terpisah Perseroan Terbatas naamloze venootschap adalah suatu perseroan sejati 201 di mana direksi sebagai pengurus bukan lagi sekutu yang bertanggung jawab secara pribadi atas setiap tindakan mereka yang mewakili perseroan terbatas tersebut. 202 Sebagai perseroan sejati, perseroan terbatas memiliki personalia sebagai suatu badan hukum, suatu subjek hukum mandiri yang mempunyai harta kekayaan pribadi yang terpisah. 203 201 Pasal 20 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang. 202 Lihat Pasal 39 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang. 203 Lihat Pasal 1653 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Universitas Sumatera Utara Diagram 6 : Perseroan Terbatas dengan Harta Kekayaan Terpisah dan PendiriPemegang Saham sebagai Beneficiary Dari diagram diatas dapat diketahui hal-hal berikut. 1. Trusts corpus dalam perseroan terbatas serupa dengan suatu perkumpulan yang berbadan hukum. Harta kekayaan perseroan terbatas yang merupakan trusts corpus tersebut merupakan harta kekayaan terpisah, yang terpisah dari harta kekayaan Direksi sebagai pengurus perseroan terbatas trustee. Ini berarti kreditor pribadi trustee tidak dapat menggugat dan memperoleh pelunasan dari trusts corpus. 204 2. Hak milik atas trusts corpus tercatat atas nama perseroan terbatas tersebut sebagai suatu subjek hukum mandiri, yang kepentingannya diurus oleh direksi sebagai trustee. Di samping itu, isteri dan ahli waris Direksi yang bertindak selaku trustee juga tidak berhak untuk memperoleh suatu bagian apapun dari harta kekayaan perseroan terbatas tersebut ketika direksi tersebut meninggal. 204 Lihat Pasal 39 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang. Pendiri sebagai Settlor Perseroan terbatas dengan harta kekayaan terpisah Pemegang Saham Pendiri dan investor sebagai Beneficiary Fiduciary Duty Pemasukan modal dalam perseroan Direksi sebagai Trustee Universitas Sumatera Utara 3. Direksi sebagai trustee memiliki hak dan kewenangan yang dapat dipertanggungjawabkan untuk melakukan pengurusan, pengelolaan terhadap harta kekayaan perseroan menurut ketentuan yang anggaran dasar maupun dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. 205 4. Segala tindakan direksi yang mengakibatkan kerugian terhadap harta kekayaan direksi dapat dituntut kembali. 206 Seperti halnya perkumpulan yang diakui sebagai badan hukum zedelijke ligchamen, dalam konteks perseroan terbatas, direksi perseroan terbatas adalah trustee yang menjalankan tindakan pengurusan semata-mata, dengan pemilikan berada di tangan perseroan terbatas tersebut sebagai suatu badan hukum. Dengan pengakuan perseroan terbatas sebagai badan hukum, hal tersebut mempertegas eksistensi harta terpisah settlor. Selanjutnya, sebagaimana halnya settlor dalam perkumpulan, dalam perseroan terbataspun, settlor sebagai pemegang saham memiliki peran yang cukup besar untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya pengurusan dan pengelolaan harta kekayaan perseroan terbatas tersebut oleh direksi selaku trustee. Direksi sebagai trustee pengurus tidak hanya merupakan pemegang last dari perseroan terbatas tersebut, melainkan sebagai pemegang mandat volmacht dari perseroan terbatas tersebut. Sebagai pemegang mandat, Direksi diwajibkan untuk mempertanggungjawabkan pengurusan dan pengelolaan yang dilakukan olehnya setiap tahunnya. 207 205 Pasal 45 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang. 206 Ibid. 207 Pertanggungjawaban direksi dibuat dalam bentuk laporan tahunan untuk disetujui Rapat Umum Pemegang Sham perseroan terbatas. Analisis juga memperlihatkan bahwa keberadaan pranata trusts dalam bentuk perseroan terbatas tidak terlepas dari Universitas Sumatera Utara nuansa perpaduan antara kebebasan berkontrak dalam perjanjian dengan aturan memaksa dari ketentuan undang-undang sebagai batasan. Di samping persamaan-persamaan tersebut diatas perlu diperhatikan bahwa dalam konteks perseroan terbatas, pemegang saham bertindak sebagai settlor sekaligus beneficiary. Hal ini jelas berbeda dengan suatu zedelijke ligchamen. Dalam suatu zedelijke ligchamen, settlor atau pendiri atau anggota tidak pernah menjadi beneficiary. Beneficiary adalah mereka yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh para pendiri atau settlor ini. Berdasarkan pada kriteria yang ditentukan inilah para pengurus sebagai trustee menentukan beneficiary-nya yang memperoleh kemanfaatan trusts corpus tersebut. 208

E. Undang-Undang Pasar Modal sebagai Model Transplantasi Hukum