nuansa perpaduan antara kebebasan berkontrak dalam perjanjian dengan aturan memaksa dari ketentuan undang-undang sebagai batasan.
Di samping persamaan-persamaan tersebut diatas perlu diperhatikan bahwa dalam konteks perseroan terbatas, pemegang saham bertindak sebagai
settlor sekaligus beneficiary. Hal ini jelas berbeda dengan suatu zedelijke ligchamen. Dalam suatu zedelijke ligchamen, settlor atau pendiri atau anggota
tidak pernah menjadi beneficiary. Beneficiary adalah mereka yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh para pendiri atau settlor ini.
Berdasarkan pada kriteria yang ditentukan inilah para pengurus sebagai trustee menentukan beneficiary-nya yang memperoleh kemanfaatan trusts corpus
tersebut.
208
E. Undang-Undang Pasar Modal sebagai Model Transplantasi Hukum
Transplantasi hukum, selain terjadi karena proses penjajahan, seperti halnya transplantasi Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan Kitab Undang-
Undang Hukum Dagang di Indonesia, sebagaimana dikatakan oleh Mistelis, juga dapat terjadi pada masa-mas reformasi huku m.
209
208
Hal ini serupa dengan suatu discretionary trusts dalam tradisi hukum Anglo Saxon.
209
Mistelis, op.cit., hlm. 1066.
Pada masa reformasi hukum ini, transplantasi dilakukan secara sadar oleh kalangan legislatif dari suatu negara.
Para anggota legislatif ini senantiasa dihadapkan pada kewajiban untuk menyusun suatu undang-undang dalam bidang tertentu, yang diharapkan dapat berguna dan
bermanfaat pada saat undang-undang tersebut diterapkan dalam masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Produk legislatif tersebut harus dapat berlaku umum bagi penduduk dan warga negaranya, dan dapat memberikan solusi bagi berbagai hal yang ada dalam
masyarakat. Transplantasi UUPM dilakukan dengan kesadaran, pengertian dan
pemahaman dari perumus undang-undang tersebut bahwa undang-undang yang dirumuskannya tersebut yang diambil dari Amerika Serikat adalah undang-undang
yang secara relatif sangat baik jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Perkembangan pasar modal di Amerika Serikat yang sudah mengalami jatuh
bangun berkali-kali dianggap sudah memiliki berbagai aturan yang lengkap, yang dapat dipakai dan dipergunakan untuk memberikan pengarahan dan pengaturan
pasar modal yang lebih baik bagi Indonesia. Pada prinsipnya dapat diketahui bahwa pasar modal adalah suatu institusi
perdata yang mengatur mengenai masalah penerbitan suatu benda yang dinamakan dengan efek,
210
Sehubungan dengan konsepsi bahwa pranata pasar modal adalah pranata dalam hukum perdata yang berada dalam lapangan hukum harta kekayaan,
tentunya aturan-aturan yang terkait dengan pasar modal, khususnya yang terkait yang merupakan suatu bentuk ”utang piutang ” antara
penerbit dan investor, baik dalam bentuk instrumen utang ataupun ekuitas, dan proses perdagangan efek-efek tersebut pada suatu tempat tertentu yang telah
diatur secara khusus dengan ketentuan khusus. Dalam hal ini berarti suatu aturan- aturan yang terkait dengan pasar modal juga berada dalam lingkup hukum harta
kekayaan, yang meliputi hukum kebendaan.
210
Kata “Efek” berasal dari Bahasa Belanda, yaitu “Effecten”, yang dalam Bahasa Inggris disebut dengan “Securities”.
Universitas Sumatera Utara
dengan kelembagaan dan instrumen efek yang diterbitkan dan diperdagangkan di pasar modal haruslah secara prinsip sejalan dengan ”ledge generali” dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata, dengan tetap memperhatikan beberapa hal yang merupakan ”lex specialist”, yang hanya dapat ditemukan keberlakuanny dalam
bidang pasar modal itu sendiri. Sejalan dengan prinsip-prinsip ”equity” dan bentuk-bentuk pranata trusts
yang ada dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan Kitab Undang- Undang Hukum Dagang, prinsip-prinsip equity dan bentuk-bentuk trusts yang
ditransplantasikan ke dalam UUPM haruslah secara konsepsi tidak bertentangan satu dengan yang lainnya. Bahkan sebagai acuan, pranata trusts yang
ditranslantasikan ke dalam UUPM, baik kelembagaan trusts, trusts corpus, peran dan fungsi trustee dan wewenang beneficiary yang ada di dalam kelembagaan dan
instrumen tersebut, harus dapat dikembalikan pada ketentuan umum yang ada dan diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang. Ketentuan-ketentuan umum tersebut adalah : 1.
adanya pengakuan pemisahan harta kekayaan tertentu oleh settlor, yang menjadi trusts corpus tersendiri, yang berada di luar harta kekayaan settlor,
trustee maupun beneficiary 2.
adanya pihak yang ditunjuk sebagai pemilik dari trusts corpus dan atau melakukan pengurusan atas trusts corpus
3. adanya investor sebagai beneficiary atau pihak yang menikmati trusts corpus
yang dilindungi oleh hukum
Universitas Sumatera Utara
4. adanya pertanggungjawaban perdata dari trustee dalam kegiatannya, baik
sebagai pemilik yang ditunjuk atau pengurus pengelola trusts corpus Berdasarkan pada hal-hal tersebut, dapat dikatakan bahwa meskipun
kelembagaan dan instrumen khusus yang ada dalam UUPM merupakan suatu lex specialist, semua bentuk pemilikan dan pengurusan oleh trustee dalam UUPM
juga memiliki padanannya dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang sebagai lep generali.
Selain keberadaan hal-hal tersebut di atas dengan bentuk-bentuk pemilikan dan pengurusan yang serupa, hukum perjanjian yang turut membentuk pranata
trusts yang ada dan diakui dalam UUPM juga secara langsung menunjukkan berlakunya asas-asas dalam hukum perjanjian yang diatur dalam Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata bagi keberadaan trusts dalam UUPM, khususnya yang terkait dengan ketentuan Pasal 1317 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
mengenai janji untuk kepentingan pihak ketiga.
Analisis Transplantasi Kelembagaan Trusts dalam Undang-Undang Pasar Modal
Trusts sebagaimana telah dijelaskan dan diuraikan mulai dari Bab II hingga Bab IV adalah suatu pranata hukum. Sebagai suatu pranata hukum trusts
merefleksikan hubungan kepercayaan fiduciary relation. Hubungan kepercayaan ini dapat terwujud dalam hubungannya dengan institusi atau lembaga tertentu.
Dalam bidang pasar modal, kelembagaan trusts dalam UUPM dapat ditemukan dalam ketentuan Pasal 56 UUPM, yang terkait dengan fungsi penyimpanan
Universitas Sumatera Utara
kolektif custody efek dalam suatu investasi kolektif. Fungsi penyimpanan kolektif efek ini sendiri dapat dihubungkan dengan kegiatan perdagangan efek
211
maupun yang tidak terkait dengan kegiatan perdagangan efek sama sekali.
212
a. Kelembagaan Trusts Terkait Perdagangan Efek
Berikut di bawah ini diberikan analisis yang terkait dengan kelembagaan trusts yang ada dalam UUPM dan peraturan pelaksanaannya, yang memenuhi ciri-ciri
atau karakteristik suatu trusts yang netral, sebagaimana didefinisikan dalam Convention on the Law Applicable to Trusts and on Their Recognition.
Berdasarkan pada eksistensi warkat yang diperdagangkan, dalam praktik dikenal dua jenis perdagangan efek. Pertama adalah perdagangan efek dengan
mempergunakan warkat atau yang disebut dengan script trading. Kedua adalah perdagangan efek yang tidak lagi mempergunakan warkat, atau yang dikenal
dengan scriptless trading. Warkat, secara harfiah adalah surat.
213
211
Pasal 56 ayat 1 dan ayat 2 UUPM.
212
Pasal 56 ayat 2 dan ayat 3 UUPM.
213
J.S. Dadu dan Sutan Mohammad Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2001, hlm. 1621. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 2001, hlm. 1269.
Dalam konteks pasar modal, warkat berarti bukti kepemilikan efek. Dalam hal efek tersebut merupakan efek bersifat
ekuitas, warkat atau bukti pemilikan efek berwujud dalam saham, baik dalam bentuk saham biasa maupun saham preferens dengan hak-hak khusus, waran,
opsi, dan jenis-jenis Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu HMETD lainnya. HMETD ini, pada waktu yang ditetapkan dan menurut tata cara yang telah
ditentukan sebelumnya dapat dikonversi menjadi saham. Sementara itu, dalam hal
Universitas Sumatera Utara
efek tersebut adalah efek bersifat utang, warkat tersebut terwujud dalam bentuk surat utang pasar modal, misalnya dalam bentuk obligasi korporasi, maupun
obligasi pemerintah surat utang negara yang diperdagangkan di pasar modal. Di Indonesia, dalam sistem perdagangan biasa yang dilakukan di pasar,
baik pasar tradisional maupun pasar modern, perdagangan yang terkait dengan peralihan hak milik dari bendaa yang diperdagangkan selalu diikuti dengan
penyerahan dari benda yang akan dialihkan kepemilikannya tersebut.
214
Tanpa dilaksanakannya penyerahan benda yang diperdagangkan tersebut, hak milik atas
benda tersebut tidak atau belumlah beralih. Dengan demikian, agar terjadi peralihan hak milik atas benda yang diperdagangkan, setiap perdagangan atau
penjualan suatu benda harus diikuti dengan penyerahan yang pelaksanaannya dilakukan menurut ketentuan Pasal 612, Pasal 613, dan Pasal 616 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata.
215
b. Analisis Kelembagaan Trusts Tidak Terkait Perdagangan Efek
Dengan demikian, jelaslah bahwa perdagangan dengan warkat memerlukan penyerahan fisik dari surat efek atau warkat efek
agar hak milik dari efek tersebut dapat beralih kepemilikannya. Dalam konteks yang demikian tidak dapat ditemukan pranata trusts di dalamnya, selain dalam
bentuk resulting trusts yang telah dijelaskan di muka.
Berikut di bawah ini diberikan analisis kelembagaan trusts dalam UUPM yang terkait dengan peran bank umum sebagai BK dan peran MI sebagai lembaga
214
Pasal 584 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
215
Pasal 1459 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Universitas Sumatera Utara
yang berhubungan dengan suatu penitipan kolektif, yang tidk terkait dengan kegiatan perdagangan efek di bursa.
1 Bank Umum Sebagai Bank Kustodian BK Sebagai Custodian Trustee
Bank umum merupakan salah satu lembaga yang menurut ketentuan UUPM melakukan kegiatan penitipan, termasuk di dalamnya penitipan
kolektif.
216
Sebagai suatu lembaga penitipan biasa, bank umum sebagai BK melakukan fungsi penyimpanan untuk dan atas nama nasabahnya, termasuk di
dalamnya efek-efek yang dipercayakan untuk disimpan oleh bank umum sebagai BK tersebut. Sebagai penyimpan efek dan atau harta kekayaan milik nasabah, BK
semata-mata hanya berfungsi sebagai penyimpan harta kekayaan yang dipercayakan kepadanya. Walaupun demikian, dalam perjanjian penitipan
tertentu, seorang nasabah dapat memercayakan kepada BK untuk melakukan pengelolaan efek-efek yang dititipkan tersebut sehingga pada praktiknya BK
inilah yang muncul ke permukaan sebagai wakil pemilik efek sebenarnya yang namanya tidak pernah muncul ke permukaan.
217
Diagram 7 : Nasabah sebagai Settlor dan Beneficiary
216
Pasal 43 ayat 1 UUPM.
217
Hal ini terkait dengan penitipan kolektif dan pembukaan sub rekening pada LPP. Dalam hal investor tidak membuka sub rekening pada LPP, yang akan muncul ke permukaan sebagai
pemilik terdaftar di LPP hanya nama BK tersebut. Nasabah
Settlor Bank Umum Kustodian
Trustee
Nasabah Beneficiary Fiduciary Duty
Universitas Sumatera Utara
Diagram tersebut diatas memperlihatkan bahwa nasabah adalah settlor sekaligus beneficiary. Jika konstruksi tersebut dikaitkan dengan persyaratan atau ciri-ciri
atau karakteristik dari suatu trusts yang netral, yang diatur dalam Pasal 2 dan Pasal 11 Convention on the Law Applicable to Trusts and on Their Recognition
dapat dikatakan sebagai berikut. 1
Trusts corpus adalah efek yang dititipkan oleh nasabah kepada bank umum sebagai BK yang berfungsi sebagai trustee. Efek yang dititipkan tersebut
adalah harta kekayaan yang berada di luar budel pailit yang berada di luar jangkauan kreditor pribadi trustee, demikian juga para pemegang saham dari
bank umum sebagai trustee. 2
Hak milik atas trusts corpus tercatat atas nama BK sebagai trustee untuk kepentingan nasabahnya.
3 BK sebagai trustee memiliki hak dan kewenangan yang dapat
dipertanggungjawabkan untuk melakukan penyimpanan atas efek-efek yang menjadi trusts corpus menurut ketentuan yang diatur dalam perjanjian
penitipan, dengan memerhatikan ketentuan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4 Dalam hal BK, sebagai trustee, melakukan tindakan yang dapat
mengakibatkan efek yang dititipkan sebagai trusts corpus tercampur dengan harta kekayaan BK tersebut atau hilang atau dijual dengan tanpa persetujuan
dari nasabah, efek tersebut dapat dilacak dan diperoleh kembali. Penitipan kolektif dalam kegiatan reksa dana, baik itu RD PT maupun RD KIK.
218
218
Butir 1.c. Peraturn Bapepam VI.A.3.
Universitas Sumatera Utara
Diagram 8 : Penitipan Kolektif di BK dalam RD PT
Diagram 9 : Penitipan Kolektif di BK dalam RD KIK
Dari kedua diagram yang diperlihatkan di atas, jelas tampak bahwa secara konseptual, peran bank umum sebagai BK dalam reksa dana tidaklah berbeda
antara RD PT dengan RD KIK, yaitu sebagai pihak yang melakukn penyimpanan efek-efek yang menjadi dasar pengeluaran saham dalam RD PT dan unit
penyertaan dalam RD KIK secara kolektif, dengan mencatatkan efek-efek tersebut atas nama BK tersebut untuk kepentingan dari seluruh pemegang saham
dalam RD PT dan seluruh pemegang unit penyertaan dalam RD KIK. Dengan demikian, jika konstruksi tersebut dikaitkan dengan ketentuan
Pasal 2 dan Pasal 11 Convention on the Law Applicable to Trusts and on Their Recognition dapat dikatakan sebagai berikut :
Sponsor Bank Umum
Kustodian Trustee
Investor Beneficiary
Fiduciary Duty RD PT
Sponsor Bank Umum
Kustodian Trustee
Investor Beneficiary
Fiduciary Duty RD KIK
Universitas Sumatera Utara
1 Trusts corpus adalah efek yang dititipkan secara kolektif oleh Direksi PT
dalam RD PT maupun berdasarkan KIK dalam RD KIK kepada BK yang berfungsi sebagai trustee. Efek yang dititipkan secara kolektif tersebut bersift
fungible, merupakan harta kekayaan bersama milik pemegang saham dalam RD PT maupun pemegang unit penyertaan dalam RD KIK yang berada di
luar budel pailit yang berada di luar jangkauan kreditor pribadi trustee, demikian juga para pemegang saham dari bank umum sebagai trustee.
2 Hak milik atas efek-efek yang dititipkan secara kolektif tersebut tercatat atas
nama BK sebagai trustee untuk kepentingan seluruh pemegang saham dalam RD PT maupun pemegang unit penyertaan dalam RD KIK.
3 BK sebagai trustee memiliki hak dan kewenangan yang dapat dipertanggung-
jawabkan untuk melakukan penyimpanan secara kolektif atas efek-efek yang menjadi dasar penerbitan saham dalam RD PT maupun unit penyertaan
dalam RD KIK tersebut menurut ketentuan yang diatur dalam perjanjian penitipan, dengan memerhatikan ketentuan yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku. 4
Jika BK selaku trustee melakukan tindakan yang dapat mengakibatkn efek yang dititipkan secara kolektif tersebut tercampur dengan harta kekayaan
bank umum tersebut atau hilang atau dijual dengan tanpa persetujuan dari nasabah, bank umum tersebut bertanggung jawab untuk mengembalikan
efek-efek tersebut secara fungible. Hilangnya efek tersebut memungkinkan untuk dilacak dan diperoleh kembali.
Universitas Sumatera Utara
Dalam konstruksi tersebut di atas, jelaslah bahwa BK memiliki fungsi sebagai trustee pemilik sekaligus sebagai pemegang kuasa atau instruksi
lastgeving dari efek-efek “milik” reksa dana tersebut, baik RD KIK maupun RD PT, yang dititipkan secara kolektif padanya. “Last” yang dibebankan pada bank
umum sebagai BK dalam penitipan kolektif di PPE, hanya saja dalam hal ini penitipan pada BK tidak terkait dengan kegiatan perdagangan efek yang dititipkan
secara kolektif tersebut.
2 Manajer Investasi MI Sebagai Trustee Pengurus
MI mempunyai fungsi sebagai pengelola dana nasabah dan penasihat investasi.
219
Analisis menunjukkan bahwa MI bukanlah dan tidak pernah menjadi pemilik harta kekayaan yang dipisahkan tersebut. Jadi dalam konteks ini, MI
hanyalah berperan sebagai trustee pengurus semata-mata. Dalam menjalankan Sebagai pengelola dana nasabah dan penasihat investasi, MI tunduk
pada ketentuan yang diatur dalam Peraturan Bapepam Nomor V.G.3. dan Peraturan Bapepam Nomor V.G.1.
Jika dalam fungsi pengelolaan, MI melakukan pengelolaan atas efek yang tersimpan dalam penitipan pada BK, dalam pemberian nasihat investasi, MI tidak
melakukan pengelolaan dan karenanya hanya bersifat pasif. Dalam konteks yang demikian, yaitu MI sebagai pemberi nasehat investasi tidak ditemukan adanya
konsepsi trusts, karena sama sekali tidak ada fungsi pengurusan dan perwakilan yang dijalankan oleh MI untuk dan atas nama nasabahnya.
219
Peraturan Bapepam No. X.N.1.
Universitas Sumatera Utara
tugasnya sebagai trustee pengurus, MI tidak hanya sekedar merupakan lasthebber, melainkan juga memiliki wewenang volmacht dalam melakukan pengelolaan
aset nasabahnya, termasuk reksa dana, baik RD PT maupun RD KIK.
3 Wali Amanat sebagai Indenture Trustee
Di samping ketentuan mengenai penitipan kolektif yang secara tegas mengatur mengenai fungsi perwakilan dalam transaksi perdagangan,
penyimpanan, pemilikan terdaftar dan pengurusan efek di pasar modal, UUPM juga menyatakan “Wali Amanat mewakili kepentingan pemegang efek bersifat
utang baik di dalam maupun di luar pengadilan”.
220
Dengan demikian, di samping lembaga-lembaga yang telah dianalisis sebelumnya, masih ada satu
lembaga lagi, yaitu wali amanat, yang menurut ketentuan UUPM melakukan fungsi perwakilan dalam hukum. Seperti telah disinggung dalam Bab I, secara
historis penggunaan kata-kata “wali amanat” merupakan pengganti dari “trustee”, yang dipergunakan dalam Keputusan Menteri Keuangan No. 696KMK.0111985
tentang Lembaga Penunjang Pasar Modal.
221
Penggunaan istilah “trustee” ini selanjutnya diubah dengan “Trust-Agent” dalam Keputusan Menteri Keuangan
No.1548KMK.0131990.
222
Wali amanat mewakili kepentingan pemegang efek bersifat utang baik di dalam maupun di luar pengadilan.
223
220
Pasal 51 ayat 2 UUPM.
221
Pasal 1 butir c Keputusan Menteri Keuangan No.696KMK.0111985.
222
Lihat Pasal 1 butir 73 Keputusan Menteri Keuangan No.1548KMK.0131990 tentang Pasar Modal.
223
Pasal 51 ayat 2 UUPM.
Sejak ditandatangani kontrak perwaliamanatan antara emiten dan wali amanat, wali amanat telah sepakat dan
Universitas Sumatera Utara
mengikatkan diri untuk mewakili pemegang efek bersifat utang, tetapi perwakilan tersebut akan berlaku efektif pada saat efek bersifat utang telah dialokasikan
kepada para pemodal. Dalam hal ini, wali amanat diberi kuasa berdasarkan undang-undang ini untuk mewakili pemegang efek bersifat utang dalam
melakukan tindakan hukum yang berkaitan dengan kepentingan pemegang efek bersifat utang tersebut, termasuk melakukan penuntutan hak-hak pemegang efek
bersifat utang, baik di dalam maupun di luar pengadilan tanpa memerlukan surat kuasa khusus dari pemegang efek bersifat utang dimaksud.
224
Diagram 10 : Wali Amanat sebagai Indenture Trustee
Dari penjelasan yang diberikan di atas dapat diketahui bahwa wali amanat adalah indenture trustee, yang mewakili kepentingan seluruh investor dari surat
utang yang dikeluarkan oleh emitten.
224
Penjelasan Pasal 51 ayat 2 UUPM. Emiten
Settlor Wali Amanat
Indenture Trustee
Investor Beneficiary
Perjanjian Perwaliamanatan Trust Indenture
Fiduciary Duty Obligasi
Universitas Sumatera Utara
BAB IV URGENSI DALAM PENGATURAN HUKUM
DARI LEMBAGA TRUSTS DALAM SISTEM HUKUM INDONESIA
Dalam penjelasan yang diberikan dalam Bab III, telah diuraikan sekilas mengenai proses pembentukan undang-undang yang mengatur mengenai trusts di
Cina. Sebagai suatu negara yang bertradisi hukum Eropa Kontinental yang dipengaruhi oleh kodifikasi hukum, Cina merupakan suatu negara yang pada
mulanya, secara konseptual tidaklah mengenal trusts sebagai bagian dari sistem hukumnya.
Masuknya berbagai pranata ekonomi, khususnya yang masuk melalui pasar modal di Cina telah melahirkan berbagai lembaga dan instrumen pasar
modal yang di dalamnya membawa serta pranata trusts di dalamnya. Masuknya pranata trusts ke Cina dimulai dengan pendirian China International Trust and
Investment Company CITIC yang diikuti dengan pendirian Chinese Trusts and Investment Companies TICs.
Undang-undang tentang Trusts di Cina hanya terdiri dari tujuh bab, yang mengatur mengenai ketentuan umum, pembentukan trusts, harta kekayaan dalam
trusts, pihak-pihak dalam trusts, variasi dan pengakhiran trusts, charitable trusts
Universitas Sumatera Utara
dan ketentuan penutup, dengan meniadakan pengaturan mengenai trusts business.
225
A. Pranata Trusts Terkait dengan Pengakuan Keberadaan Harta Terpisah dalam Hukum Perdata Indonesia