Ciri-ciri Karakteristik Pranata Serupa Trusts dan Trusts dalam Tradisi Hukum Eropa Kontinental

administered by that person as a fiduciary for the benefit of the one making the transfer”. Jika seseorang menyerahkan sebidang tanah dengan rumah di atasnya kepada kakaknya dengan ketentuan bahwa kakaknya itu akan melakukan pengurusan atas rumah itu untuk kepentingannya, trusts sudah tercipta ketika kakaknya menerima tanah dan rumah tersebut. Dalam hal ini kakaknya sebagai trustee menjadi pemilik dari rumah tersebut.

C. Ciri-ciri Karakteristik Pranata Serupa Trusts dan Trusts dalam Tradisi Hukum Eropa Kontinental

Penjelasan dan uraian yang telah diberikan di muka memperlihatkan bahwa dalam konsepsi hukum harta kekayaan yang berkembang di negara-negara dengan tradisi hukum Eropa Kontinental, pemisahan antara fungsi pengurusan dan pengelolaan dengan fungsi pemanfaatan atas suatu benda tidak memerlukan pemisahan dalam pemilikan seperti halnya dalam suatu trusts menurut konsepsi tradisi hukum Anglo Saxon. Dalam negara-negara yang bertradisi hukum Eropa Kontinental, dimungkinkan untuk menyerahkan hak milik kepada trustee dengan berbagai macam batasan dalam kewenangan, termasuk batasan untuk menikmati benda yang berada dalam kepemilikan trusts, sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan di Skotlandia, negara bagian Louisiana, dan negara-negara bertradisi hukum Eropa Kontinental lainnya yang menerapkan tax heaven seperti Jersey, Guamsey dan Mauritius; 177 177 Lihat catatan kaki 11 Louisiana Ho, loc. cit. hlm. 289. atau menyerahkan hak milik kepada beneficiary dengan kewajiban penyerahan pengurusan dan pengelolaan kepada Universitas Sumatera Utara trustee, seperti halnya dalam bewind yang berlaku di Afrika Selatan atau yang diatur dalam Nederlands Burgerlijke Wetboek; 178 atau menyerahkan hak milik kepada suatu budel harta terpisah separate patrimony yang tidak dimiliki oleh siapapun, yang melekatkan kewajiban pengelolaan dan pengurusan di tangan trustee dan kenikmatan atau pemanfaatannya kepada beneficiary, seperti yang berlaku di Provinsi Quebec Kanada. 179 1. pemberian oleh seseorang setelah orang tersebut meninggal yang serupa dengan trusts will; Dengan demikian, jelaslah juga bahwa transplantasi trusts yang terjadi di negara-negara yang bertradisi hukum Eropa Kontinental tetap mengalami perubahan dalam paradigma dan konsepsi trusts tersebut. Perubahan tersebut pada dasarnya terjadi karena prinsip-prinsip hukum memaksa yang tidak dapat disimpangi, khususnya yang terkait dengan hukum kebendaan yang hanya mengakui satu jenis kepemilikan, yaitu kepemilikan dalam hukum. Dengan demikian juga dapat dilihatlah bahwa meskipun pada negara-negara dengan tradisi hukum Eropa Kontinental hukum perdatanya juga mengenal pranata-pranata hukum yang serupa trusts, pranata-pranata tersebut adalah pranata yang secara konseptual sudah berubah dan menyesuaikan diri dengan konsepsi hukum yang ada dalam tradisi hukum Eropa Kontinental. Penjelasan yang diberikan sebelumnya memperlihatkan bahwa pranata- pranata hukum yang didalamnya mengandung trusts tersebut secara garis besar dapat lahir dari : 178 Ibid, catatan kaki 12 dalam Louisiana Ho, loc cit. hlm. 289. 179 Ibid, catatan kaki 13. Universitas Sumatera Utara 2. pemberian selama hidup seseorang inter vivos trusts Konteks pemberian selama hidup seseorang kepada pihak ketiga dengan kewajiban ini memiliki dasar hukum pada ketentuan Pasal 1121 French Civil Code, atau 1353 Nederlands Burgerlijke Wetboek atau Pasal 1317 Kitab Undang- Undang Hukum Perdata. Ketentuan pasal-pasal tersebut sering kali disebut dengan nama ”Janji untuk kepentingan pihak ketiga” atau ”derden beding”. Transplantasi trusts yang berakar dari tradisi hukum Anglo Saxon ke dalam negara-negara dengan tradisi hukum Eropa Kontinental pada umumnya terjadi karena dua alasan pokok berikut. a. Negara-negara tersebut merupakan negara yang merupakan negara-negara dengan mixed jurisdiction, yaitu negara-negara yang secara historis, teritorial dan kultural berbaur antara tradisi hukum Eropa Kontinental dengan tradisi hukum Anglo Saxon, seperti yang terjadi di Provinsi Quebec civil law, di Canada common law, Negara Bagian Louisiana civil law, di Amerika Serikat common law, Ceylon civil law diantara negara persemakmuran common law dan Afrika Selatan yang pernah dijajah oleh Belanda civil law dan Inggris common law pada kurun yang berbeda. b. Negara-negara berkembang yang tengah memacu perkembangan perekonomian dunia usaha yang memasukkan transplantasi berbagai institusi finansial ke dalam negara-negara berkembang tersebut, khususnya pasar uang dan pasar modal. Negara-negara tersebut antara lain Jepang civil law, Korea Selatan civil law, Taiwan civil law, dan Cina civil law yang membuat undang-undang khusus tentang trusts guna mengakomodasi Universitas Sumatera Utara masuknya berbagai instrumen pasar modal seperti mutual fund dan asset securitization di negara mereka masing-masing. Selanjutnya, sebagai suatu bentuk transplantasi, trusts yang ditransplantasika pada negara-negara yang bertradisi hukum Eropa Kontinental tersebut juga menunjukkan terjadinya perubahan dan perbedaan dengan sumber asalnya. Trusts yang ditransplantasikan pada negara-negara yang bertradisi hukum Eropa Kontinental tidak mengubah konsepsi hukum yang sudah dibakukan, norma-norma dan kaidah-kaidah hukum dalam kitab undang-undang code sama sekali tidak disimpangi. Bentuk-bentuk transplantasi trusts ke dalam negara- negara dengan tradisi hukum Eropa Kontinental ini pada prinsipnya juga mengambil konsepsi hukum yang serupa dengan bentuk-bentuk fiducia yang berkembang dalam kitab undang-undang code tersebut. Trusts pada negara- negara dengan tradisi hukum Eropa Kontinental tetap tidak mengakui adanya dualisme pemilikan, yaitu dalam bentuk legal owner dan equity owner sebagaimana diakui dan dikenal dalam tradisi hukum Anglo Saxon. Pembuatan trusts dalam tradisi hukum Eropa Kontinental dapat mengambil empat macam bentuk, yaitu : 1. melalui penyisihan suatu benda atau harta kekayaan tertentu yang selanjutnya oleh hukum dijadikan sebagai suatu harta kekayaan sendiri, yang merupakan subjek hukum mandiri, yang bukan lagi merupakan milik settlor, maupun menjadi milik trustee atau beneficiary; 2. melalui penyerahan hak kebendaan di luar hak milik atau hak perseorangan lain dari suatu benda atau harta kekayaan yang diakui sebagai benda di dalam Universitas Sumatera Utara hukum, dengan tetap mempertahankan hak milik atas benda tersebut di tangan settlor, dengan ketentuan bahwa hak kebendaan atau hak perseorangan yang melekat pada harta kekayaan tersebut tetap dapat dipertahankan meskipun settlor dinyatakan pailit; 3. melalui penyerahan hak milik dari benda atau harta kekayaan yang hendak diletakkan dalam trusts kepada beneficiary, dengan ketentuan bahwa harta kekayaan pribadi beneficiary tersebut, dengan pencabutan kewenangan tertentu sehingga beneficiary tidak berwenang untuk melakukan tindakan hukum secara bebas atas harta kekayaan tersebut, dan karenanya harta kekayaan tersebut bukan merupakan bagian dari budel pailit dalam hal beneficiary dinyatakan pailit; 4. melalui penyerahan hak milik dari benda atau harta kekayaan yang hendak diletakkan dalam trusts kepada seseorang lain, yang selanjutnya bertindak sebagai trustee seperti dalam pemberian hak pakai hasil karena kematian atau suatu fideicommissum. Dalam pemberian hak pakai hasil karena kematian, pemegang hak milik adalah pihak ketiga yang selanjutnya menjadi pemilik sejati dengan meninggalnya penerima hak pakai hasil atau saat lain yang ditentukan dalam wasiat. Dalam hal ini, meskipun hak milik tersebut masuk dalam budel waris atau budel pailit, sifat kebendaan memberikan perlindungan bagi pemegang hak pakai hasil sebagai beneficiary, sehingga hal tersebut tidak merugikan kepentingan penerima hak pakai hasil. Hak pakai hasil itu sendiri berada di luar budel waris atau budel pailit pemegang hak milik. Berbeda dengan pemberian hak pakai hasil karena kematian dalam Universitas Sumatera Utara fideicommissum, penerima warisan selama hidupnya hanya berhak melakukan pengurusan, yang dengan meninggalnya penerima warisan ini, hak milik seutuhnya beralih ke tangan ahli waris dari penerima warisan pertama kali tersebut. Harta kekayaan dalam fideicommissum adalah harta kekayaan yang terpisah dari harta kekayaan penerima warisan berdasarkan fideicommissum. Keempat hal yang terkait dengan lahirnya trusts tersebut di atas menunjukkan bahwa agar suatu trusts dapat tercipta, settlor haruslah mengeluarkan harta kekayaan yang hendak diserahkan dalam trusts itu dari pemilikannya, yaitu baik dengan pemisahan ke dalam parimoni tersendiri, maupun dengan cara menyerahkan hak milik atas harta kekayaan tersebut kepada trustee classic trusts maupun beneficiary bewind trusts atau pihak lain yang ditunjuk olehnya berdasarkan pada kepercayaan, maupun hak kebendaan lainnya yang terbatas atau hak perseorangan yang diakui oleh hukum sebagai benda tertentu. Dari keempat macam atau cara pembentukan trusts seperti tersebut diatas, trustee merupakan satu-satunya pihak yang berhak dan diberikan kewenangan untuk melakukan pengurusan atas harta kekayaan yang diletakkan dalam trusts tersebut. Pengurusan dan pengelolaan harta kekayaan tersebut tunduk pada berbagai macam kewajiban dan pertanggungjawaban perdata oleh trustee dalam hubungannya dengan instrumen yang melahirkan trusts tersebut, peraturan perundang-undangan yang berlaku dan putusan hakim. Jadi dalam hal ini trustee terikat pada : Universitas Sumatera Utara 1. syarat-syarat yang ditentukan oleh settlor dalam surat wasiatnya testamentaire trusts berdasarkan trusts will ataupun dalam perjanjian pembentukan trusts antara settlor dan trustee; 2. ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk di dalamnya putusan hakim yang terkait. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, trustee tidak lagi hanya bertanggung jawab sepenuhnya kepada beneficiary yang berhak atas kenikmatan dari penggunaan, pemanfaatan atau perolehan dan keuntungan dari harta kekayaan yang diletakkan dalam trusts termasuk pengurusan dan pengelolaannya fiduciary duty dalam trusts yang berkembang di negara-negara dengan tradisi hukum Anglo Saxon, melainkan juga terhadap settlor yang dalam pandangan trusts klasik yang berkembang di negara-negara dengan tradisi hukum Anglo Saxon sudah tidak lagi memiliki hubungan hukum dengan trustee, seketika setelah trusts terbentuk. Bentuk-bentuk trusts dan pranata-pranata serupa trusts dalam negara- negara dengan tradisi hukum Eropa Kontinental bersama-sama dengan trusts yang ditransplantasikan, dalam perkembangannya dipergunakan tidak saja oleh negara- negara dengan tradisi hukum Eropa Kontinental, melainkan juga negara-negara dengan tradisi hukum Anglo Saxon, dalam rangka mengisi kebutuhan hukum akan pranata-pranata trusts dalam kehidupan perekonomian atau bisnis mereka. Universitas Sumatera Utara

D. KUH Perdata dan KUHD Sebagai Model Transplantasi Hukum