Teknik Analisa Data METODOLOGI PENELITIAN

41 BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

1. Sejarah Berdirinya Majelis Ta’lim al-Huda di Kecematan

Cibuaya Majelis t a’lim al-Huda adalah di bawah naungan Yayasan Pendidikan Islam al-Faridiyah Cibuaya yang didirikan pada tahun 1964. Yayasan al-Faridiyah ini diambil dari nama pendirinya yaitu K.H. Ahmad Faridi. Beliau datang ke Desa Cibuaya pada tahun 1956. Beliau berasal dari Serang Jamblan Cirebon Jawa Barat dan menetap tinggal di Desa Cibuaya. K.H. Ahmad Faridi bin Tahir seorang ulama tauhid berpaham A hlussunah Wal Jama’ah, moderat dan beliau kurang simpati terhadap ibadah dan amaliyah yang jelas-jelas membawa kemusyrikan, seperti berdzikir dengan mengharap sesuatu agar keinginannya tercapai, berziarah kerena ingin memperoleh kek ayaan, sasajen setiap malam jum’at, percaya kepada cincin yang bentuknya batu-batuan dan sebagainya, yang berkembang di masyrakat Desa Cibuaya pada saat itu. K.H. Ahmad Faridi tokoh pendidik kharismatik, pelopor dan pendiri pendidikan non formal di Desa Cibuaya. Menghimpun masyarakat dari semua kalangan dalam sebuah pengajian- pengajian rutin yang sekarang bernama majelis t a’lim, pelaksanaannya terpisah antara kelompok wanita dan bapak-bapak. Dinamika kehidupan di Desa Cibuaya dalam pendidikan dulu masih diwarnai oleh faham peodal kolonial yang masih melekat erat di masyarakat cibuaya, sehingga Sekolah Rakyat SR lembaga pendidikan formal yang diselenggarakan oleh pemerintah muridnya masih terbatas hanya untuk orang-orang kaya dan aparat, demikian kelasnya pun hanya terbatas sempai kelas III tiga. Bagi masyarakat yang kehidupan ekonominya setengah miskin dan beragama Islam kendatipun Islamnya KTP dan Islam keturunan tidak sepi dari pemahaman animisme, mereka mendidiknya melalui pendidikan non formal yaitu pesantren- pesantren dan pengajian-pengajian lingkungan mushola itupun masih jarang. Oleh karena itu, K.H. Ahmad Faridi berinisiatif ingin mendirikan majelis t a’lim, yang sekarang bernama majelis t a’lim al-Huda yang berada di Desa Cibuaya, Kel. Cibuaya, Kec. Cibuaya, Kab. Karawang untuk meningkatkan masyarakat Desa Cibuaya agar mengetahui ajaran-ajaran Islam yang diperintahkan oleh Allah dan terhindar dari kebodohan.

2. Visi, Misi dan Tujuan

a. Visi dan Misi

Visi dan misi majelis t a’lim al-Huda adalah ingin mengangkat derajat orang-orang Islam di Cibuaya dan ingin mengangkat orang-orang dari kegelapan ke dalam kehidupan yang terang. Maksudnya, ingin mengubah orang-orang yang sebelumnya tidak mengetahui pendidikan agama, menjadi orang-orang yang mengerti dan memahami arti pendidikan agama tersebut. Serta guna membina dan mewujudkan ketahanan dan kesejahteraan umat dari semua aspek kehidupan sosial, ekonomi, pendidikan dan kebudayaan secara Islami berasas Pancasila dan UUD 1945. 1 1 Sidik Azis, Sejarah Berdirinya Majelis Ta’lim al-Huda dan Latar Belakang Perjuangan Pendidikan Islam di Cibuaya, 1988 b. Tujuan 1 Menyelenggarakan kegiatan keagamaan 2 Menerima dan menyalurkan zakat, infaq dan shadakoh 3 Memberikan santunan kepada fakir miskin 4 Mengembangkan dan melestarikan kebudayaan Islam. 5 Mewujudkan kesejahteraan lahir batin umat Islam di Desa Cibuaya

3. Program Kerja Majelis Ta’lim al-Huda di Kecematan Cibuaya

Setiap kegiatan yang dilakukan seseorang atau sebuah lembaga tentu mempunyai tujuan dan untuk mencapai tujuan tersebut perlulah dibuat perencanaan program kerja terlebih dahulu. Adapun program kerja majelis t a’lim al-Huda, terbagi pada dua bagian program kerja, yaitu program kerja jangka panjang dan program kerja tahunan. 1. Program Kerja Jangka Panjang “Menyelenggarakan pendidikan dakwah dan Ukhuwah Islamiyah dengan kegiatan pengajian-pengajian dalam upaya mewujudkan kesejahteraan lahir batin umat Islam di Desa Cibuaya, Kel. Cibuaya, Kec. Cibuaya, Kab. Karawang ”. 2. Program Kerja Tahunan a Menyelenggarakan dan membina ta’mir masjid Memakmurkan masjid b Mengadakan peringatan hari-hari besar Islam c Mengadakan santunan kepada anak yatim piatu dan orang tua jompo yang kurang mampu. Program kerja tahunan ini, sudah dan sedang dilaksanakan setiap tahun. Selain program tersebut di atas, masih ada program lain yaitu setiap seksi yang berada dalam kepengurusan majelis t a’lim al-Huda memiliki program kerja tersendiri, sudah barang tentu harus mendapat wewenang terlebih dahulu dari ketua majelis