Pengertian Majelis Ta’lim dan Latar Belakang Berdirinya

Muhammad SAW. yang berlangsung secara sembunyi-sembunyi dirumah Arqam bin Abil Arqam dapat dianggap sebagai majelis t a’lim dalam konteks pengertian sekarang. Kemudian setelah adanya perintah Allah SWT. untuk menyiarkan Islam secara terang-terangan, pengajian seperti itu segera berkembang di tempat-tempat lain yang diselenggarakan secara terbuka dan tidak lagi diselenggarakan secara sembunyi-sembunyi. 3 Memang dilihat dari segi historis Islam, majelis t a’lim dengan dimensinya yang berbeda-beda pada zaman Rasulullh tersebut, telah muncul berbagai jenis kelompok pengajian sukarela dan tanpa bayaran yang disebut halaqhah, yaitu pengajian di Masjid Nabawi atau Al-Haram, biasanya ditandai dengan salah satu pilar masjid untuk tempat berkumpulnya peserta kelompok masing-masing dengan seorang sahabat. Pada periode Madinah, ketika Islam telah menjadi kekuatan nyata dalam masyarakat waktu itu, penyelenggaraan pengajian tersebut berlangsung lebih pesat. Rasulullah duduk di Masjid Nabawi untuk memberikan pengajian kepada para sahabat dan kaum muslimin ketika itu. Dengan cara ini Nabi Muhammad SAW. telah berhasil menyiarkan Islam, serta berhasil pula membentuk karakter dan ketaatan umat. Lebih lanjut dari itu berhasil pula membentuk dan membina para pejuang Islam yang tidak saja gagah perkasa di medan peperangan dalam membela dan menegakan Islam, tetapi juga terampil dalam mengatur pemerintahan dan membina kehidupan kemasyarakatan. Apa yang menjadi tradisi Nabi Muhammad SAW. semacam itu diterapkan para sahabat, tabi’in, tabi’it tabi’in dan seterusnya sampai generasi sekarang. Bahkan di Masjidil Harham sendiri sampai saat ini terdapat pengajian, serta dikunjungi para jama’ah dari berbagai bangsa, terutama ketika musim haji tiba. Sementara itu di Indonesia terutama di masa penyiaran Islam oleh para wali dahulu juga mempergunakan majelis t a’lim untuk menyampaikan dakwahnya. Itulah sebabnya maka untuk Indonesia, Majelis t a’lim juga merupakan lembaga pendidikan Islam tertua. Barulah 3 Hasbullah Kapita Salekta Pendidikan Islam……., h. 96 kemudian seiring dengan perkembangan ilmu dan pemikiran dalam mengatur pendidikan, tumbuh lembaga pendidikan yang lebih formal sifatnya seperti pesantren, madrasah dan sekolah. Dengan demikian, menurut pengalaman historis, sistem majelis t a’lim telah berlangsung sejak awal penyebaran Islam di Saudi Arabia, kemudian menyebar ke berbagai penjuru dunia Islam di Asia, Afrika dan Indonesia pada khususnya sampai sekarang. 4

2. Fungsi Majelis Ta’lim

Sebagai lembaga pendidikan non formal, majelis t a’lim berfungsi sebagai berikut: a. Membina dan mengembangkan ajaran Islam dalam rangka membentuk masyarakat yang bertakwa kepada Allah SWT. b. Sebagai taman rekreasi rohaniah, karena penyelenggaraanya bersifat santai. c. Sebagai ajang berlangsungnya silaturrahmi masal yang dapat menghidup suburkan dakwah dan ukhuwah Islamiah. d. Sebagai sarana dialog berkesinambungan antara ulama dengan umat. e. Sebagai media penyampaian gagasan yang bermanfaat bagi pembangunan umat dan bangsa pada umumnya 5 . Dalam prakteknya, majelis t a’lim merupakan tempat pangajaran atau pendidikan agama Islam. Majelis t a’lim bersifat terbuka terhadap segala usia, atau strata sosial, dan jenis kelamin. Waktu penyelenggaraan pengajiannya pun bermacam-macam, ada yang diselenggarakan pagi, siang, sore, atau malam. Tempat pengajarannya pun bisa dilakukan dirumah, masjid, mushola, gedung aula, halaman, dan sebagainya. Majelis t a’lim juga merupakan wahana interaksi dan komunikasi yang kuat antara 4 Hasbullah, Kapita Salekta Pendidikan Islam……, h. 98 5 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 1994. h. 101 masyarakat awam dengan para mualim, dan antara sesama anggota jama’ah majelis ta’lim tanpa dibatasi oleh tempat dan waktu. Pertumbuhan majelis talim dikalangan anggota masyarakat menunjukan akan adanya kebutuhan dan hasrat anggota masyarakat tersebut akan pengetahuan dan pendidikan agama. Peningkatan tuntunan jamaah dan peranan pendidikan yang bersifat non formal, menimbulkan pula kesadaran dan inisiatif dari para ulama dan anggota masyarakat untuk memperbaiki, meningkatkan dan mengembangkan kualitas dan kemampuan, sehingga eksistensi majelis talim dapat menjalankan fungsi dan tanggung jawabnya sebaik-baiknya. 6 Majelis t a’lim merupakan pusat informasi umat Islam dan arena pertemuan terbuka serta berkesinambungan diantara mereka. Kita memperkirakan sejauhmana pengaruh informasi dalam suatu masyarakat yang hidup di tengah-tengah majelis t a’lim, dimana kaum muslimin bertemu di dalamnya. Sesungguhnya Islam merupakan agama yang berhikmah baik ditinjau dari sudut informasi, sosial, maupun politik 7 . Setelah itu dicoba untuk diaplikasikan dan dikembangkan dalam kehidupan ril umat untuk kehidupan di dunia ini dengan nilai-nilai Islam. Proses Islamisasi dalam segala aspek kehidupan secara arif bijaksana digulirkan, umat Islam berusaha untuk bangkit. Kebangkitan ini memerlukan peran majelis t a’lim sebagai basis perjuangan. Kebangkitan berawal dari majelis t a’lim menuju masyarakat secara luas. Karena itu upaya aktualisasi fungsi dan peran majelis t a’lim pada abad lima belas hijriyah adalah sangat mendesak dilakukan umat Islam. 8 6 Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam....., h. 102 7 Muhammad Khair Ramadhan Yusuf, Peran Media Informasi Islam Dalam Pengembangan Ummat, Jakarta : Pustaka Al Kautsar,1994, h. 44 8 Gunawan Aslah, Artikel: Islam fungsi dan peran Majelis Ta’lim, 5 Maret 2010.

3. Tujuan Majelis Talim

Sebagai muslim, tentunya kita menginginkan perubahan masyarakat yang rusak saat ini menjadi masyarakat Islam. Orang muslim harus diselamatkan dari kehinaan yang mereka alami dengan cara mengajak mereka untuk berjuang menegakkan syariat Islam di bawah naungan Daulah Khilafah yang dapat menjamin kesejahteraan hidup di dunia dan tentu saja kebahagiaan hidup di akhirat. Majelis talim sebagai lembaga non formal di masyarakat merupakan sarana yang sangat potensial untuk menyampaikan dakwah Islam dan membina masyarakat. Agar majelis talim dapat menjadi wadah pembinaan umat menuju masyarakat Islam, majelis t a’lim tidak boleh dijalankan sebagai sebuah aktivitas rutin belajar-mengajar tanpa arah dan tujuan yang tidak jelas. Majelis ta ’lim menyebarkan dakwah Islam yang murni dari berbagai macam penyimpangan keyakinan dan pemikiran serta ajaran-ajaran sesat demi menggapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Sebenarnya tujuan majelis talim itu adalah: a. Mengokohkan aqidah keimanan jamaahnya. b. Menjadikan jamaahnya sebagai pribadi yang selalu terikat dengan syariat Islam dalam kehidupan sehari-hari. c. Menjadikan jamaahnya sebagai ibu yang mendidik anaknya dengan baik, sehingga menjadi kader umat yang berkualitas. d. Menjadikan jamaahnya sebagai pejuang penegakkan syariat dalam masyarakat. Untuk mencapai tujuan di atas, maka majelis talim harus dikelola dengan sungguh-sungguh. Mulai dari mempersiapkan matode yang akan disajikan, pemberi materi dan metode penyampaian yang tepat sehingga mudah bagi jamaah majelis talim untuk menerima materi sebagai pemahaman yang berpengaruh dalam perilaku mereka.