Karena itu apabila umat Islam menginginkan kemajuan dan melepaskan diri dari kebodohannya, maka masalah pendidikan adalah
masalah terpokok yang harus diselesaikannya dengan cepat dan tepat.
15
Pada hakikatnya yang disebut pendidikan adalah proses
pembimbingan, pembelajaran dan pelatihan terhadap anak, generasi muda, manusia agar nantinya bisa berkehidupan dan melaksanakan peranan serta
tugas-tugas hidupnya
dengan sebaik-baiknya.
Dengan demikian
pendidikan Islam dapat diartikan sebagai proses pembimbingan, pembelajaran, atau pelatihan agar manusia menjadi muslim atau orang
Islam.
16
Pendidikan diartikan sebagai latihan mental, moral dan fisik jasmaniyah yang menghasilkan manusia berbudaya tinggi untuk
melaksanakan tugas kewajiban dan tanggung jawab dalam masyrakat selaku hamba Allah, maka kependidikan berarti menumbuhkan
kepribadian serta menanamkan rasa tanggung jawab. Jadi, pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum
agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.
Meski manusia unggul dengan ilmu pengetahuannya, manusia bukanlah sumber kebenaran mutlak. Karena itu keunggulan ilmu
pengetahuan harus berdasarkan kepada kekuatan moral, agar ia tidak menjadi hidup tersasar. Untuk itu penguasaan ilmu pengetahuan harus
tumbuh di atas landasan keimanan dan akhlak. Hanya demikian keimanan dan akhlak inilah seseorang akan mampu menemukan profil dirinya
sendiri sebagai menusia yang memiliki derajat kemanusiaan. Al-Quran menjelaskan akan hal itu.
15
Syahminan Zaini, Prinsip-Prinsip Dasar Konsepsi Pendidikan Islam Jakarta: Kalam Mulia,1986
16
Muhaimin, Ilmu Pendidikan Islam, Surabaya: Karya Abditama, h.6
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
17
Pendidikan agama Islam merupakan pendidikan seimbang, berupaya merealisasikan keseimbangan antara kepentingan duniawi dan kepentingan
ukhrawi, sebagaimana firman Allah:
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu kebahagiaan negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari kenikmatan duniawi dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orangyang berbuat kerusakan
.”OS. al-Qhashas: 77
Pendidikan agama Islam memiliki urgensi bagi terciptanya rumah tangga, masyarakat dan generasi yang muslim. Perhatian Islam terhadap
manusia baik laki-laki maupun perempuan sama yaitu memerintahkan kepada mereka untuk beribadah taat kepada-Nya serta menjauhi larangan-
Nya.
18
Jadi, dari beberapa definisi di atas penulis menyimpulkan bahwa pendidikan agama Islam bukan pendidikan duniawi saja, individual saja,
atau sosial saja, juga tidak mengutamakan aspek spritual atau aspek material. Keseimbangan antara semua itu merupakan karekteristik
terpenting pendidikan agama Islam.
17
M. Irsyad Djuwaeli, Pembaharuan Kembali Pendidikan Islam, Jakarta: Karsa Utama Mandiri, 1998, h. 5
18
Hery Noer Aly, Watak Pendidikan Islam, Jakarta: Friska Agung Insani, 2003, h. 154
2. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Seperti diketahui bahwa pembinaan mental anak didik tidaklah dimulai dari sekolah, akan tetapi dimulai dari rumah keluarga, sejak si
anak dilahirkan ke titik maksimal yang dapat sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan dunia, mulailah ia menerima didikan-didikan dan perlakuan-
perlakuan. Mula-mula ibu bapaknya, kemudian dari anggota keluarga yang lain saudara dan kemudian dari lingkungan masyarakatnya.
Hal demikian memberikan warna dan mempengaruhi dasar-dasar pembentukan kepribadiannya. Pembinaan, pertumbuhan mental dan
kepribadiannya itu kemudian akan ditambah dan disempurnakan oleh sekolah. Orang tua seharusnya memberikan pendidikan agama pada anak-
anaknya sejak kecil, bahkan sejak masih dalam kandungan, sebab disadari atau tidak, hal ini akan mempengaruhi proses pertumbuhan dan
perkembangan anak setelah lahir terutama pada perkembangan dan pertumbuhan aspek kejiwaannya.
Pendidikan agama Islam mempunyai fungsi yang sangat penting untuk pembinaan dan penyempurnaan kepribadian dan mental anak,
karena pendidikan agama Islam mempunyai dua aspek terpenting, yaitu aspek pertama yang ditujukan kepada jiwa atau pembentukan kepribadian
anak, dan kedua, yang ditujukan kepada pikiran yakni pengajaran agama Islam itu sendiri. Aspek pertama dari pendidikan agama Islam adalah yang
ditujukan pada jiwa atau pembentukan kepribadian. Artinya, bahwa melalui pendidikan agama Islam ini anak didik diberikan keyakinan
tentang adanya Allah SWT. Aspek kedua dari pendidikan agama Islam adalah yang ditujukan kepada aspek pikiran intelektualitas, yaitu
pengajaran agama Islam itu sendiri. Artinya, bahwa kepercayaan kepada Allah SWT. beserta seluruh ciptaan-Nya tidak akan sempurna manakala isi
makna yang dikandung oleh setiap firman-Nya ajaran-ajaran-Nya tidak dimengerti dan dipahami secara benar. Di sini anak didik tidak hanya
sekedar diinformasikan tentang perintah dan larangan, akan tetapi justru pada pertanyaan apa, mengapa dan bagaimana beserta argumentasinya
yang dapat diyakini dan diterima oleh akal. Fungsi pendidikan Agama Islam di sini dapat menjadi inspirasi dan pemberi kekuatan mental yang
akan menjadi bentuk moral yang mengawasi segala tingkah laku dan petunjuk jalan hidupnya serta menjadi obat anti penyakit gangguan jiwa.
Pendidikan agama Islam adalah sebuah proses yang dilakukan untuk menciptakan manusia-manusia yang seutuhnya, beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa serta mampu mewujudkan eksistensinya sebagai khalifah Allah di muka bumi
Khalifah Fil’Ardi berdasarkan kepada ajaran al-Quran dan Sunnah, maka tujuan dalam konteks ini berarti
terciptanya insan-insan kamil setelah proses pendidikan berakhir. Tujuan pendidikan agama Islam merupakan pendidikan yang
berkesadaran dan bertujuan, Allah telah menyusun landasan pendidikan yang jelas bagi seluruh umat manusia melalui syariat Islam, termasuk
tentang tujuan pendidikan agama Islam Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa fungsi pendidikan
agama Islam adalah: a.
Memperkenalkan dan mendidik anak didik agar meyakini ke-Esaan Allah SWT. pencipta alam semesta beserta seluruh isinya.
b. Memperkenalkan kepada anak didik apa dan mana yang diperintahkan
dan mana yang dilarang. c.
Menyuruh anak agar sejak dini dapat melaksanakan ibadah, baik ibadah yang menyangkut Hablum Minallah maupun ibadah yang
menyangkut Hablum Minan Nas. d.
Mendidik anak didik agar taat dan hormat kepada orang tua dan serta tidak merusak lingkungannya.
19
3. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan adalah batas akhir yang dicita-citakan seseorang dan dijadikan pusat perhatiannya untuk dicapai melalui usaha. Dalam proses
19
Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996, h. 29
pendidikan, tujuan ialah orientasi yang dipilih pendidik dalam membimbing peserta didiknya, sehingga tujuan pendidikan dapat
dikatakan sebagai masalah sentral dalam proses pendidikan. Tujuan pendidikan berarti apa yang ingin dicapai dengan
pendidikan. Masalahnya adalah, manusia yang bagaimanakah yang ingin dibentuk melalui pendidikan. Tujuan juga merupakan sasaran yang hendak
dicapai dan sekaligus merupakan pedoman yang memberi arah bagi segala aktifitas yang dilakukan.
Kalau dilihat kembali pengertian pendidikan agama Islam, maka terdapat sesuatu yang diharapkan dapat terwujud ketika seseorang telah
mengalami sebuah proses pendidikan agama Islam, yaitu manusia yang utuh baik jasmani maupun rohani, sehingga dapat hidup berkembang
secara wajar dan normal karena didasari oleh ketaqwaannya kepada Allah SWT.
Salah satu tujuan pendidikan agama Islam adalah mengembangkan manusia yang baik yang beribadah dan tunduk kepada Allah serta
mensucikan diri dari dosa.
20
Adapun tujuan orang muslim adalah ibadah kepada Allah. Allah berfirman dalam surat Az-Dzariyat ayat 56:
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
Fadlil Al-Jamali merumuskan tujuan pendidikan agama Islam yang lebih rinci, sebagai berikut:
1. Mengenalkan manusia akan perananya diantara sesama makhluk dan
tanggung jawab pribadinya di dalam hidup ini.
20
Hery Noer Aly, Watak Pendidikan Islam..........,h.152