2. Mengenalkan manusia akan interaksi sosial dan tanggung jawabnya
dalam tata hidup bermasyarakat. 3.
Mengenalkan manusia akan alam ini dan mengejar mereka untuk mengetahui hikmah diciptakannya serta memberikan kemungkinan
kepada mereka untuk mengambil manfaat dari alam tersebut. 4.
Mengenalkan manusia akan pencipta alam ini Allah dan memerintahkan beribadah kepada-Nya.
21
Perumusan tujuan pendidikan ini menjadi penting. Artinya, bagi proses pendidikan, karena dengan adanya tujuan yang jelas dan tepat maka
arah proses itu akan tepat dan jelas pula. Tujuan pendidikan agama Islam dengan jelas mengarah kepada terbentuknya insan kamil yang
berkepribadian muslim, merupakan perwujudan manusia seutuhnya, takwa, cerdas, baik budi pekertinya, terampil, kuat kepribadiannya,
berguna bagi diri sendiri, agama, keluarga, masyarakat dan negara. Mahmud Yunus menjelaskan tujuan pendidikan Agama Islam
sebagai berikut: 1.
Menanamkan perasaan cinta dan taat kepada Allah dalam hati anak yaitu dengan mengingatkan nikmat Allah yang tidak terhitung
banyaknya. 2.
Menanamkan i’tikad yang benar dan kepercayaan yang betul dalam diri anak.
3. Mendidik anak dari kecilnya, supaya mengikuti perintah Allah
maupun terhadap masyarakat, yaitu dengan mengisi hati mereka supaya takut kepada Allah dan berharap mendapat pahala.
4. Mendidik anak supaya membiasakan akhlak yang mulia dan adat
kebiasaan yang baik. 5.
Memberi pelajaran supaya anak didik mengutahui macam-macam ibadah yang wajib dikerjakan dan cara melakukannya
21
Abd. Halim Soebahar, Wawasan Baru Pendidikan Islam....,h. 20
6. Memberi petunjuk kepada mereka untuk hidup di dunia dan menuju
akhirat. 7.
Memberi contoh dan suri tauladan yang baik. 8.
Membentuk warga negara yang baik dan masyarakat yang berbudi luhur dan berakhlak mulia serta berpegang teguh dengan ajaran
agama.
Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa tujuan pendidikan agama Islam adalah untuk meningkatkan pemahaman tentang ajaran Islam,
keterampilan mempraktekkannya, dan meningkatkan pengamalan ajaran Islam itu dalam kehidupan sehari-hari. Jadi secara ringkas dapat dikatakan
bahwa tujuan utama pendidikan agama Islam adalah keberagamaan, yaitu menjadi seorang muslim dengan intensitas keberagamaan yang penuh
kesungguhan Upaya untuk mewujudkan sosok manusia seperti yang tertuang
dalam definisi pendidikan di atas tidaklah terwujud secara tiba-tiba. Upaya itu harus melalui proses pendidikan dan kehidupan, khususnya pendidikan
agama dan kehidupan beragama. Proses itu berlangsung seumur hidup, di lingkungan
keluarga, sekolah
dan lingkungan
masyarakat. Salah satu masalah yang dihadapi oleh dunia pendidikan agama
Islam saat ini, adalah bagaimana cara penyampaian materi pelajaran agama tersebut kepada peserta didik sehingga memperoleh hasil
semaksimal mungkin.
22
C. Ibu-Ibu Rumah Tangga
1. Pengertian Ibu
Ibu adalah orang yang telah mengandung anaknya selama 9 bulan, melahirkan dan merawat anaknya dari bayi sampai besar dan telah
mencurahkan segala kasih sayangnya untuk anaknya. Ibu juga yang selalu
22
Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Jakarta: Raja Grafindo, 1983, h. 13
memberi dorongan untuk melakukan segala hal dan selalu mendoakan anaknya. Ibu juga seseorang yang istimewa yang harus dihormati, dan
sayangi. Tentunya tanpa ibu kita tidak akan pernah bisa hidup didunia ini. Teman Nabi Muhammad pernah bertanya kepada beliau Siapa yang
pertama harus saya hormati? dan Nabi Muhammad menjawab Ibumu sampai tiga kali ia bertanya dan jawabannya sama, baru yang ke empatnya
Nabi menjawab Ayahmu. Seorang ibu melahirkan anaknya ke dunia dengan susah payah, rasa
sakit yang luar biasa, dan dengan pengorbanan hidupnya. Ketika anaknya lahir ke dunia, beliau menyusui banyinya hingga ia berumur 2 tahun dan
memberikan makanan tambahan. Beliau rela mengorbankan waktunya untuk mengajari, membimbing dan memberikan anaknya bekal untuk
masa depannya. Sang ibu selalu berharap dalam hati agar anaknya bisa hidup dengan baik di dunia dan menjadi anak berbakti. Peranan ibu lebih
dominan daripada peranan bapak dalam keluarga, bila dilihat dari sisi pendidikan. Sebab ibu lebih banyak menyertai anaknya, pengaruhnya lebih
umum dan luas. Seorang penyair pernah berkata “Ibu laksana sekolahan. Bila kau
persiapkan, maka kau telah persiapkan satu bangsa yang baik pangkalnya”.
23
Islam telah berpesan melalui al-Qur ’an dan sunnah tentang
kedudukan orang tua. Terlebih khusus lagi, adanya penekanan untuk senantiasa berbuat baik kepada ibu. Allah berfirman :
23
Al-Tahir, Al-Hadad, Wanita Dalam Syariat dan Masyarakat, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1993, h. 40
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu
bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka
sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ah dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia.Q.S. al-
Isra’: 23“
24
Ada satu hal yang tidak boleh dilupakan oleh seorang ibu kapan pun juga, yaitu ia tetap sebagai seorang istri dari suaminya, baik yang sebelum
maupun setelah memiliki anak. Kehidupan rumah tangga suami istri memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kejiwaan dan perasaan
emosional anak-anak. Jadi, menurut penulis ibu adalah seorang yang sangat istimewa dan
yang harus dihormati oleh anaknya di bangdingkan dengan yang lain, karena ibu mencurahkan semua kasih sayangnya buat anaknya. Dengan
adanya ibu, kita sebagai anak tidak akan ada di dunia ini.
2. Pengertian Rumah Tangga
Pernikahan menurut Islam adalah suatu hal yang sangat penting dan utama, karena melalui ikatan inilah seorang laki-laki dan seorang wanita
membentuk wadah yang disebut keluarga, dengannya mereka dapat menemukan kebahagiaan, ketenangan, serta cinta dan kasih sayang.
25
Keluarga adalah sebuah institusi terkecil di dalam masyarakat yang berfungsi sebagai wahana untuk mewujudkan kehidupan yang tentram,
aman, damai, dan sejahtera dalam suasana cinta dan kasih sayang diantara anggota-anggotanya. Dalam pengertian yang sempit anggota keluarga
meliputi orang tua dan anak-anaknya.
26
Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang paling penting untuk merubah manusia, sehingga Allah pun akan merubah keadaan yang ada
24
Adil Fathi Abdullah, Menjadi Ibu Ideal, Jakarta: Pustaka al-Kautsar 2003, h.7
25
Susi Dwi Bawarni dan Arin Mariani, Potret Keluarga Sakinah, Surabaya : Media Idaman Press,1993, h. 7
26
Sri Mulyani, Relasi Suami Istri Dalam Islam, Jakarta: Pusat Studi Wanita UIN Syarif Hidayatullah, 2004, h. 39