baik dan benar, sedangkan pada gambar ii diatas tidak tepat. Terlihat siswa tidak dapat mengkoneksikan konsep pythagoras dengan kehidupan sehari-hari dan lupa
rumus sudut istimewa pada pythagoras. Pada kelas kontrol terdapat 10 siswa dari 40 siswa yang dapat menjawab dengan baik dan benar
Indikator mengkoneksikan konsep pythagoras dengan kehidupan sehari- hari memiliki skor total 7, siswa pada kelas eksperimen memiliki rata-rata sebesar
5,00. Sedangkan nilai rata-rata pada kelas kontrol lebih kecil yaitu sebesar 4,65. Perolehan persentase kelas kontrol pada indikator mengkoneksikan konsep
pythagoras dengan kehidupan sehari-hari lebih rendah daripada kelas eksperimen. Kelas ekpserimen memperoleh persentase sebesar 71,43 sedangkan kelas kontol
memperoleh persentase sebesar 66,43. Disebabkan karena kelas eksperimen lebih banyak menjawab dengan jawaban yang mendekati hasil sempurna berbeda
dengan kelas kontrol yang lebih sering menjawab dengan hanya menuliskan yang diketahui dalam soal kemudian langsung dimasukkan begitu saja ke rumusnya.
Berdasarkan hasil tes kemampuan koneksi matematika dapat diketahui bahwa siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran
heuristik vee memiliki rata-rata kemampuan koneksi matematika 20,85. Sedangkan siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan strategi
pembelajaran konvensional memiliki rata-rata kemampuan koneksi matematika 18,78 sehingga dapat disimpulkan bahwa perolehan rata-rata kemampuan koneksi
matematika pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol dikarenakan strategi pembelajaran heuristik vee yang digunakan pada kelas
eksperimen dapat meningkatkan kemampuan koneksi matematika siswa daripada strategi pembelajaran konvensional yang digunakan pada kelas kontrol.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, terlihat bahwa strategi pembelajaran heuristik vee pada pokok pembahasan pythagoras, yang
diterapkan pada proses pembelajaran dan penelitian di SMP Negeri 3 Tangerang memberikan hasil kemampuan koneksi matematika yang tinggi sehingga strategi
pembelajaran heuristik vee berpengaruh terhadap kemampuan koneksi matematik siswa.
Temuan tersebut serupa dengan hasil penelitian Ni Md. Okty Purwani dkk 2014 yang mengungkapkan dalam penelitiannya bahwa pembelajaran heuristik
vee menunjukkan pemahaman konsep yang lebih baik, begitu juga hasil penelitian Gerald J. Calais dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa diagram vee
sebuah pembelajaran heuristik adalah strategi yang ideal untuk meningkatkan kemampuan penemuan siswa dalam penyelidikan sains dan matematika. Dalam
penelitian ini, strategi pembelajaran heuristik vee membuat siswa lebih aktif dan merasa dilibatkan dalam pembelajaran karena dalam proses pembelajaran
heuristik vee siswa dilatih untuk berpikir dengan menghubungkan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya dengan pengetahuan yang sedang dipelajari untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang diberikan sehingga melatih kemampuan koneksi matematika siswa. Untuk mengembangkan kemampuan koneksi
dibutuhkan konsep-konsep jika konsep tidak cukup maka siswa akan mengalami kesulitan dalam penemuan pengetahuan baru
E. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna dan memberikan kesimpulan yang diharapkan. Berbagai upaya telah dilakukan agar memperoleh
hasil yang maksimal. Namun demikian, masih terdapat hal-hal yang tidak dapat terkontrol dan tidak dapat dikendalikan sehingga hasil dari penelitian ini pun
mempunyai keterbatasan diantaranya: 1.
Penelitian ini hanya dilakukan pada pokok bahasan pythagoras saja, sehingga belum bisa digeneralisasikan pada pokok bahasan lain.
2. Alokasi waktu yang terbatas sehingga diperlukan persiapan yang lebih baik
lagi agar siswa dapat terkontrol secara maksimal. 3.
Kelas yang digunakan dalam penelitian memiliki jumlah siswa yang relatif banyak, sehingga peneliti mengalami kesulitan dalam mengkondisikan siswa
agar tertib dan sesuai prosedur. Pemberian petunjuk pada LKS belum dipahami oleh siswa, sehingga peneliti perlu memberikan penjelasan kembali
tentang petunjuk penggunaan strategi pembelajaran heuristik vee.
72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Kemampuan koneksi matematik yang diajarkan dengan dengan strategi
pembelajaran heuristik vee lebih baik dari pada kemampuan koneksi matematik yang diajarkan dengan strategi pembelajaran konvensional. Hal ini
dapat dilihat dari persentase setiap indikator koneksi matematik, pada kelas eksperimen diperoleh mengkoneksikan antar topik matematika lainnya
66,04 dan mengkoneksikan dengan kehidupan sehari-hari 71,43, Sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh mengkoneksikan antar topik
matematika lainnya 58,85 dan mengkoneksikan dengan kehidupan sehari- hari 66,43. Dengan demikian sebagian besar persentase indikator
kemampuan koneksi matematik untuk kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol.
2. Kemampuan koneksi matematik siswa yang menggunakan strategi
pembelajaran heuristik vee lebih tinggi daripada kemampuan koneksi matematik siswa yang diajarkan menggunakan pembelajaran konvensional
dengan strategi ekspositori t
hitung
= 2,37 t
tabel
= 1,66 . Hal ini terlihat dari rata-rata kemampuan koneksi matematik siswa yang diajarkan menggunakan
strategi pembelajaran heuristik vee sebesar 68,30 sedangkan rata-rata kemampuan koneksi matematik siswa yang diajarkan menggunakan
pembelajaran konvensional sebesar 61,50. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran heuristik vee lebih baik terhadap
kemampuan koneksi matematik dibandingkan dengan strategi pembelajaran konvensional
B. Saran
Berdasarkan temuan yang penulis temukan dalam penelitian ini, ada beberapa saran penulis terkait penelitian ini, diantaranya:
1. Berdasarkan hasil penelitian bahwa strategi pembelajaran heuristik vee
mampu meningkatkan kemampuan koneksi matematik siswa, sehingga pembelajaran tersebut dapat menjadi salah satu pilihan pembelajaran
matematika yang dapat diterapkan oleh guru. 2.
Penelitian berikutnya mungkin dapat meneliti indikator kemampuan koneksi matematik yang lainnya yang belum diteliti dalam penelitian ini.
3. Dengan adanya beberapa keterbatasan dalam melaksanakan penelitian ini,
sebaiknya dilakukan penelitian lanjut yang meneliti tentang strategi pembelajaran heuristik vee pada pokok bahasan lain, mengukur aspek yang
lain atau jenjang sekolah yang berbeda. 4.
Guru yang hendak menggunakan strategi pembelajaran heuristik vee dalam pembelajaran matematika di kelas diharapkan dapat mendesain pembelajaran
dengan seefektif mungkin sehingga pembelajaran bisa selesai tepat waktu.
74
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Muhammad. Belajar Menjadi Bahagia dan Sukses Sejati. Jakarta:PT Elex Media Komputindo, 2011.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2012 . Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2002 Dahar, Ratna Wilis. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga, 2011.
Gerald J. Calais, The Vee Diagram as a Problem Solving Strategy: Content Area
ReadingWriting Implication, National Forum Teacher Education Journal, Volume 19, Number 3, 2009
Gultom, Jahinoma. 2013. Perbedaan Kemampuan Koneksi Matematika Kooperatif Tipe Jigsaw Dan Pengajaran Langsung. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan
Sains VIII UKSW. ISSN:2087 ‐0922.
Ibrahim dan Suparni, Pembelajaran Matematika Teori dan Aplikasinya.Yogyakarta : SUKA- Press. 2012.
Kadir, Statistika Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: PT. Rosemata Sampurna, 2010 Kanisius dkk., Kontribusi Kemampuan Koneksi, Kemampuan Representasi, dan Disposisi
Matematis terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa SMA Swasta di Kabupaten Manggarai. Jurnal : Universitas Pendidikan Ganesha. 2013
Mawardi dan Puspasari Nur, Perbedaan Efektifitas Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dengan Pembelajaran Konvensional pada Mata Pelajaran PKn Kelas IV SD Negeri 1
Badran Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung, Scholaria Jurnal Ilmu Pendidikan Ke-SD-an : Universitas Kristen Satya Wacana. Vol:1 No: 1 Mei 2011
Ni Md. Okty Purwani dkk., Pengaruh Model Pembelajaran Heuristik Vee terhadap
Pemahaman Konsep IPA Siswa Kelas V SD Gugus II Kecamatan Mendoyo. e-Journal Mimbar PGSD : Universitas Pendidikan Ganesha. Vol: 2 No: 1 Tahun 2014
Novak. J.D Gowin. D.B, Learning How to Learn. Cambridge: Cambridge University Press, 2002.
Ozgul Keles and Sibel Ozsoy, Pre- service teachers’ attitudes toward use of Vee diagrams in
general physics laboratory, Internasional Electronic Journal of Elementary Education, Volume 1, Issue 3, June, 2009.
Pinellas County Schools Division of Curriculum and Instruction Secondary Mathematics, Mathematical
Power for
All Students
K-12 dari
http:fcit.usf.edufcat8mresourcemathpowrfullpower.pdf, 7 Juli 2014, 10:00 WIB