Pada gambar jawaban siswa kelas kontrol pada bagian i terlihat siswa dapat mengkoneksikan konsep pythagoras dengan aljabar namun karena mungkin
tergesa-gesa dalam menghitung perkalian sehingga jawaban akhir aritmatika sosialnya menjadi kurang tepat sedangkan pada gambar ii diatas tidak tepat.
Terlihat siswa tidak dapat mengkoneksikan konsep pythagoras dengan aljabar, siswa malah menjumlahkan aljabar-aljabar yang ada di soal yang disesuaikan
dengan sukunya masing-masing serta lupa jika aljabar tersebut terlebih dahulu dimasukkan kedalam rumus pythagoras sehingga hasil dari aritmatika sosialnya
pun menjadi salah, ini terjadi karena tidak adanya pembelajaran yang menumbuhkan kemampuan koneksi antar topik matematika siswa. Kendala
beberapa siswa pada kelas kontrol tidak tahu kapan yang tepat harus menggunakan rumus pythagoras dibandingkan dengan kelas eksperimen. Pada
kelas kontrol yang menjawab soal nomor 5 dengan baik dan benar hanya 4 siswa dari 40 siswa.
Indikator mengkoneksikan konsep pythagoras dengan topik matematika lain memiliki skor total 24, siswa pada kelas eksperimen memiliki rata-rata
sebesar 15,85. Sedangkan nilai rata-rata pada kelas kontrol lebih kecil yaitu sebesar 14,13.
b. Mengkoneksikan konsep pythagoras dengan kehidupan sehari-hari
Indikator mengkoneksikan konsep pythagoras dengan kehidupan sehari- hari diukur melalui soal nomor 2 dan 4. Pada indikator ini, persentase kelas
eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol dengan selisih 5. Dibawah ini diberikan contoh jawaban pada kelas eksperimen dan kontrol.
Sebagai contoh, diambil jawaban soal nomor 2 dengan pertanyaan Berapa kira-kira panjang tali layang-layang untuk menarik
perahu dengan sudut 45° dan tingginya 150 m, seperti yang ditunjukan gambar?
Jawaban dua siswa pada kelas eksperimen sebagai berikut:
Gambar 4.11 Jawaban soal nomor 2 i yang benar dan ii yang salah pada kelas
eksperimen i
ii
Pada gambar 4.11 bagian i, terlihat siswa dapat mengkoneksikan konsep pythagoras dengan kehidupan sehari-hari dengan baik dan benar, sedangkan pada
gambar ii jawaban siswa kelas eksperimen tidak tepat. Siswa sudah dapat mengkoneksikan konsep pythagoras dengan kehidupan sehari-hari dan
menggunakan rumus yang tepat tetapi salah mengambil sisi yang seharusnya digunakan sehingga berakibat jawaban akhirnya pun salah. Pada kelas eksperimen
terdapat 13 siswa dari 40 siswa yang dapat menjawab dengan baik dan benar. Jawaban dua siswa pada kelas kontrol sebagai berikut:
Pada gambar jawaban siswa kelas kontrol pada bagian i terlihat siswa dapat mengkoneksikan konsep pythagoras dengan kehidupan sehari-hari dengan
Gambar 4.12 Jawaban soal nomor 2 i yang benar dan ii yang salah pada kelas
kontrol i
ii
baik dan benar, sedangkan pada gambar ii diatas tidak tepat. Terlihat siswa tidak dapat mengkoneksikan konsep pythagoras dengan kehidupan sehari-hari dan lupa
rumus sudut istimewa pada pythagoras. Pada kelas kontrol terdapat 10 siswa dari 40 siswa yang dapat menjawab dengan baik dan benar
Indikator mengkoneksikan konsep pythagoras dengan kehidupan sehari- hari memiliki skor total 7, siswa pada kelas eksperimen memiliki rata-rata sebesar
5,00. Sedangkan nilai rata-rata pada kelas kontrol lebih kecil yaitu sebesar 4,65. Perolehan persentase kelas kontrol pada indikator mengkoneksikan konsep
pythagoras dengan kehidupan sehari-hari lebih rendah daripada kelas eksperimen. Kelas ekpserimen memperoleh persentase sebesar 71,43 sedangkan kelas kontol
memperoleh persentase sebesar 66,43. Disebabkan karena kelas eksperimen lebih banyak menjawab dengan jawaban yang mendekati hasil sempurna berbeda
dengan kelas kontrol yang lebih sering menjawab dengan hanya menuliskan yang diketahui dalam soal kemudian langsung dimasukkan begitu saja ke rumusnya.
Berdasarkan hasil tes kemampuan koneksi matematika dapat diketahui bahwa siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran
heuristik vee memiliki rata-rata kemampuan koneksi matematika 20,85. Sedangkan siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan strategi
pembelajaran konvensional memiliki rata-rata kemampuan koneksi matematika 18,78 sehingga dapat disimpulkan bahwa perolehan rata-rata kemampuan koneksi
matematika pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol dikarenakan strategi pembelajaran heuristik vee yang digunakan pada kelas
eksperimen dapat meningkatkan kemampuan koneksi matematika siswa daripada strategi pembelajaran konvensional yang digunakan pada kelas kontrol.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, terlihat bahwa strategi pembelajaran heuristik vee pada pokok pembahasan pythagoras, yang
diterapkan pada proses pembelajaran dan penelitian di SMP Negeri 3 Tangerang memberikan hasil kemampuan koneksi matematika yang tinggi sehingga strategi
pembelajaran heuristik vee berpengaruh terhadap kemampuan koneksi matematik siswa.