tidak maka tangkapan ikan akan menurun dan mereka mempercayai bahwa nyi Loro Kidul akan memberikan bencana di Laut.
5. Pertanyaan : Bagaimana konteks hukum pelaksanaan tradisi ruwatan
menurut pandangan masyarakat muslim Nelayan Kelurahan Kangkung terhadap tradisi ruwatan?.
Jawaban : saya sebagai muslim memandang nya adalah sebagai kebudayaan
masyarakat melainkan bukan kepercayaan masyarakat. Ruat laut adalah tradisi leluhur yang menurut pandangan saya sebagai muslim adalah
bertentangan dengan syari’at. Karena menurut saya membuang kepala kerbau di laut itu mubazir, dan adanya sesaji itu sangat bertentangan dengan akidah
Islam. Sebenarnya saya kurang setuju dengan adanya sesaji itu, dan akan saya hapus yang kurang tepat dengan syari’at Islam. Buat kedepannya tidak lagi
membuang kepala kerbau ke laut, tetapi dana yang untuk membeli sesaji itu di gunakan untuk membeli benih ikan dan akan di sebar ke laut, agar lebih
manfaat. Sedangkan menurut sisi positifnya pada tradisi ruat laut adalah silaturrahmi antar para nelayan serta kekompakan dan juga gotong royong,
semangat seperti itulah yang akan terus kami lestarikan sebagai pelaksana tradisi ruat laut. Dan saat ini acara ruat laut tidak selalu dilakukan pada bulan
suro, karena ruat laut di jadikan sebagai obyek wisata yang biyasanya di selenggarakan oleh pemerintah guna menyambut hari ulang tahun Kota
Bandar Lampung. Dan acara ruat laut tidak menjadi sebuah kewajiban seperi
pada zaman dulu, seperti tahun ini tidak dilaksanakan acara ruatan melainkan diganti dengan acara bakti sosial yaitu melakukan khitanan massal. Hal
tersebut di latar belakangi oleh majunya para penduduk kelurahan Kangkung dari aspek pendidikan, banyak para generasi muda yang menjadi sarjana.
Selain itu juga karena adanya pencerahan atau siraman rohani yang selalu di berikan saat acara ruatan oleh kyai Ulama.
6. Pertanyaan : Bagaimana tata aturan dan pelaksanaan upacara tradisi ruwatan
laut?
Jawaban : Untuk tata aturannya di buat perencanaan dengan melakukan
musyawarah antara kelompok nelayan. Kemudian di bentuk kepanitiaan Ruat Laut, panitia ruat laut berkordinasi dengan pemerintah yaitu dinas kelautan
dan perikanan kota Bandar Lampung. Untuk pendanaannya diperoleh dari swadaya masyarakat yang penarikannya dikordinir oleh bendahara TPI
tempat pelelangan ikan sebanyak Rp. 10.000 sepuluh ribu rupiah perkepala keluarga sebagai sumbangan wajib. Jadi dana yang terkumpul sebanyak Rp.
10.000 X ..... KK = Rp. ……………… ……………., dan bagi masyarakat yang tingkat ekonominya lebih tinggi misalnya para pedagang, pejabat desa
dan nelayan darat biasanya mereka menyumbangkan uang lebih dari Rp. 10.000, belum lagi ditambag uang kas saving dari TPIKUD Mina Jaya.
Oleh karena itu terkadang dana yang terkumpul mencapai kurang lebih Rp. ………… ………….Secara keseluruhan ada kecenderungan bahwa semakin