melihat di lampung belum terdapat nelayan penangkap ikan, yang di jadikan alat penangkap ikan dari masyarakat lampung hanya menggunakan pancing.
Inilah yang menjadi motivasi mereka untuk tinggal di Lampung. Masyarakat Jawa Barat Cirebon dulunya hanya mendiami pesisir
teluk Lampung dengan menyewa tanah. Hal tersebut di latarbelakangi oleh sulitnya putra daerah untuk menjual tanahnya. Namun dengan kegigihan
masyarakat, sampai saat ini mereka dapat membeli tanah. Hal tersebut di dapatkan mereka dengan cara pendekatan kepada warga putra daerah, yaitu
dengan cara memberikan sebagian hasil tangkapan ikan dengan harapan penduduk asli lampung dapat menerima kedatangan mereka. Lalu pada tahun
1968 sedikit demi sedikit tanah milik warga Lampung dapat di beli oleh masyarakat pendatang dari cirebon.
2. Pertanyaan : Kelurahan Kangkung terbagi menjadi berapa wilayah, dan siapa
saja pemimpin atau kepala kampung di Kelurahan Kangkung?
Jawaban : Kelurahan Kangkung terdiri dari tiga rukun warga yakni RW 1,
RW 2 dan RW 3. Adapun urutan pemerintahan Kelurahan Kangkung yakni : a. Pada tahun 1953 sd 1968 dikepalai oleh Bapak Abdul Halim Kepala
Kampung b. Pada tahun 1968 sd 1979 dikepalai oleh Bapak A. Nawasi Kepala
Kampung c. Pada tahun 1979 sd 1984 dikepalai oleh Bapak Balkani
d. Pada tahun 1984 sd 1989 dikepalai oleh Bapak Firman e. Pada tahun 1989 sd 1995 dikepalai oleh Bapak Aris
f. Pada tahun 1995 sd 1997 dikepalai oleh Bapak Suni g. Pada tahun 1997 sd 2003 dikepalai oleh Bapak Ristiwa Arief
h. Pada tahun 2003 sd 2008 dikepalai oleh Bapak Ristiwa Arief i. Pada tahun 2008 sd sekarang dikepalai oleh Bapak Ediyalis PLT
Kelurahan Kangkung
3. Pertanyaan : Organisasi keagamaan apa saja yang ada di Kelurahan
Kangkung ?
Jawaban : organisasi keagamaan yang ada di sini adalah Nahdhatul Ulama,
organisasi itu dulu di bawa dari Jawa. Itu menurut saya yang mayoritas yang ada disini sedangkan organisasi keagamaan yang lainnya itu ada tapi mungkin
sedikit. Organisasi itu muncul karena ada perpecahan partai politik khususnya yang berbasis agama. Jadi mungkin di sebagian masyarakat disini ada yang
mempunyai faham yang berbeda dengan organisasi keagamaan NU.
4. Pertanyaan : Kegiatan keagamaan dan kesenian apa saja yang ada di
kelurahan Kangkung ?
Jawaban : Kalau kegiatan keagamaan di masyarakat itu biasanya seperti
yasinan, kita melakukan yasinan setiap malam jum’at kemudian di barengi dengan siraman rohani. Dan itu bergiliran dari rumah ke rumah warga.
Sedangkan hari kamis siang sekitar jam 14.00 pengajian buat ibu-ibu di
masjid Nurul Huda. Jika di bulan Ramadhan di laksanakan setelah selesai sholat shubuh.
Masyarakat nelayan asal Jawa Barat amat menyenangi kesenian wayang golek, jaipongan dan pencak silat. Dan dalam hal tradisi keagamaan
yang telah meninggal dunia mereka mengadakan selamatan dimulai dari hari pertama, nilu poe 3 hari, nujuh poe 7 hari, opat puluh poe 40 hari,
nyaratus poe 100 hari dan mendak tahun setahun setelah kematian. Namun tradisi tersebut dilaksanakan dengan kerelaan masing-masing dan dengan
hidangan yang secukupnya serta semampunya, dalam hal ini tidak ada pemaksaan di pelaksanaannya. Melihat kemampuan masing-masing
masyarakat yang ditinggal.
5. Pertanyaan : Ada berapa macam suku dan agama yang ada di Kelurahan
Kangkung ?
Jawaban : Mayoritas disini masyarakatnya Jawa Jawa Cirebon sekitar 60,
dan jawa Serang Jaseng 20 , Batak, yang 20 lainnya itu terbagi ke suku seperti Lampung, Batak, China, Minang, Palembang, Arab dan sunda. Agama
mayoritas Islam 90 , sisanya yang 10 itu terbagi kedalam agama Kristen, Katholik, Budha dan Konghucu.
6. Pertanyaan : Bagaimana antusias warga dalam menyambut Ruat Laut ? Jawaban : Antusias warga terlihat dari program-program yang akan di
laksanakan oleh panitia Ruat Laut, jika acaranya menarik dan meriah maka