Ruwatan laut dalam Perspektif Islam

telah melakukan perbuatan yang sangat dilarang oleh Allah SWT dan mendapatkan dosa yang amat besar karena telah berbuat syirik. Dalam surat An- Nisa’ ayat 48 Allah SWT befirman :                      . ﺀﺎﺴﻨﻟﺍ : ٤ ٤٨ Artinya : “Sesungguhnya Allah SWT tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia akan mengampuni segala dosa yang selain syirik, bagi siapa yang dikehendaki- nya. Barangsiapa yang mempersekutukan-Nya Allah SWT maka sungguh dia telah berbuat dosa yang besar”. Dalam ayat ini terlihat dengan jelas, bahwa kemurkaan-Nya terhadap umat muslim yang menyembah tandingan-tandingan-Nya, tidak ada ampunan bagi diri mereka, tetapi Allah SWT mengampuni perbuatan dosa selain dari syirik.            . ﻡﺎﻌﻧﻷﺍ : ٦ ٧٢ Artinya : “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kedzaliman syirik. Mereka itulah orang-orang yang mendapatkan keimanan dan mereka itulah orang-orang yang mendapatkan petunjuk”. Dari ayat ini dapat dipahami bahwa Allah SWT sangat melarang umat muslim mencampur adukkan nilai keimanan dengan kemusyrikan, seperti umat muslim yang menjalankan rukun Islam namun ia juga masih meminta pertolongan atau penyembahan terhadap selain Allah SWT. Dalam hal ini kepercayaan atau keyakinan mencakup dua aspek yaitu, aspek jasmani dan rohani, artinya dengan adanya kepercayaan berarti akan melaksanakan hal yang dipercayai terhadap kebenarannya sebagaimana pelaksanaan ruwatan laut sebagai kepercayaan nelayan Ujung Bom Kelurahan kangkung. Begitu juga dengan masalah keiman yang juga mengandung arti mempercayai, meyakini, membenarkan dengan hati, kemudian diiringi dengan pengucapan lidah dan dilaksanakan dengan anggota badan. Dari penjelasan diatas jelas bahwa ruwatan laut dengan keimanan mempunyai hubungan yang sangat erat yaitu sama-sama menyangkut masalah keyakinan, tetapi ada perbedaan antara keduanya. Upacara ruwatan laut adalah keyakinan yang bersumber dari akal budi manusia yang kemudian dijadikan sebagai kebiasaan masyarakat. Sedangkan iman yaitu keyakinan yang bersumber dari kitab suci Al-Qur’an yang dijadikan sebagai kepercayaan masyarakat.

C. Analisis Penulis

Dari kajian lapangan yang penulis temukan dapat dianalisis bahwasanya ruwatan laut merupakan budaya lokal yang ada di masyarakat nelayan dan bisa dijadikan sebagai salah satu strategi pemberdayaan masyarakat, karena masyarakat berperan aktif dalam pelaksanaan ruwatan laut mulai dari tahap persiapan, dimana masyarakat nelayan secara bersama-sama membantu terlaksananya ruwatan laut baik berupa tenaga maupun dana. Tahap pelaksanaan, masyarakat nelayan turut serta dalam prosesi ruwatan laut, dan tahap evaluasi, masyarakat nelayan secara bersama-sama dengan pengurus ruwatan laut melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tradisi ruwatan laut serta memusyawarahkannya. Kepercayaan terhadap tradisi ruwatan laut sudah merupakan bagian dari kebiasaan masyarakat nelayan yang tidak boleh ditinggalkan meskipun dalam bentuk upacara yang sangat sederhana. Dari sini akan muncul suatu pertanyaan yang sangat esensial yaitu mengapa tradisi ruwatan laut tersebut masih senantiasa dipercayai dan dilestarikan? Sementara keyakinan mereka adalah Agama Islam. Pertanyaan diatas penting dikemukakan disini karena disatu sisi masyarakat nelayan mempercayai suatu kebenaran agamanya, akan tetapi disisi lain mereka mempercayai bahwa tradisi ruwatan laut merupakan suatu keharusan dan kewajiban bagi masyarakat nelayan. Adapun sebab mengapa ruwatan laut masih dipercayai dan dilaksanakan oleh masyarakat nelayan Ujung Bom Kelurahan Kangkung adalah karena masyarakat nelayan mempercayai bahwa apabila telah melaksanakan ruwatan laut selametan, maka hasil penangkapan ikan akan meningkat, keselamatan dilaut terjaga, dan perahu tidak akan dihantam badai gelombang. Sedangkan tujuan dilaksanakannya ruwatan laut ada tiga: Pertama, ruatan laut ini merupakan perwujudan rasa syukur kepada Alloh SWT yang telah memberikan anugerah dan rahmatnya berupa hasil tangkapan ikan yang melimpah dan tiada henti-hentinya sepanjang masa pada masyarakat setempat. Kedua , ruwatan laut juga merupakan salah satu permohonan agar masyarakat setempat selalu dilindungi, dijauhkan dari segala marabahaya dan senantiasa mendapat keselamatan dalam melaksanakan kegiatan pernelayanan. Ketiga, mohon pada Allah agar sumber penghasilan dilaut dapat dilestarikan serta diberikan hasil yang berlimpah. Pada prosesi ruwatan laut ada sebagian kecil masyarakat yang mengikuti ritual pembakaran kemenyan serta mempercayai mitos akan adanya penunggu laut, hal ini jika dianalisis menurut Hukum Islam, mendekati pada perbuatan musyrik. Sebagaimana terdapat pada surat An-Nisa ayat 48 dan Al-An’am ayat 82 yang berisi tentang larangan Alloh SWT pada umat manusia yang mecampuradukkan antara nilai keimanan dengan kemusyrikan. Ruatan laut merupakan akulturasi antara budaya dan agama, karena dengan melaksanakan ruwatan laut tidak saja melestarikan nilai-nilai budaya, tetapi pada ruwatan laut tersebut ada pelestarian nilai-nilai sosial keagamaannya. Adapun nilai-nilai sosial keagamaan yang terdapat pada tradisi ruwatan laut antara lain : 1. Gotong Royong ta’awun Pada pelaksanaan ruwatan laut masyarakat nelayan secara bersama-sama atas dasar keswadayaan dan kesukarelaan membantu pelaksanaan ruwatan laut baik itu berupa tenaga maupun dana, sikap tolong menolong tersebut terdapat dalam firman Alloh SWT surat Al-Maidah ayat : 2 dan At-Taubah ayat : 71 sebagai berikut :

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS IV SD NEGERI 2 KANGKUNG KECAMATAN TELUK BETUNG SELATAN KOTA BANDAR LAMPUNG

0 11 52

TRADISI UPACARA NADRAN PADA MASYARAKAT NELAYAN CIREBON DI KELURAHAN KANGKUNG BANDAR LAMPUNG

4 75 99

PENILAIAN POTENSI TAMAN WISATA WIRA GARDEN KELURAHAN BATU PUTUK KECAMATAN TELUK BETUNG BARAT KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2014

3 13 46

DAMPAK KETIDAKSESUAIAN LOKASI PASAR TRADISIONAL TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI PENDUDUK DI KELURAHAN TELUKBETUNG KECAMATAN TELUK BETUNG SELATAN BANDAR LAMPUNG

3 17 72

TRADISI RUWATAN BERSIH BUMI KEARIFAN LOK

0 4 18

PENGARUH PINJAMAN BERGULIR TERHADAP PENDAPATAN DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi pada Program KOTAKU di Kecamatan Teluk Betung Utara Kota Bandar Lampung) - Raden Intan Repository

0 0 117

ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM REVITALISASI PASAR TRADISIONAL TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG DAN MINAT BELI KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi Pada Pasar Tradisional Kangkung, Kelurahan Teluk Betung, Kecamatan Teluk Betung Selatan, Bandar Lampung

0 5 141

EFEKTIFITAS PROGRAM INDONESIA PINTAR TERHADAP UPAYA PENINGKATAN KESEJAHTERAN MASYARAKAT DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi Di Kelurahan Kupang Teba Kecamatan Teluk Betung Utara Kota Bandar Lampung) - Raden Intan Repository

0 0 139

ANALISIS KONTRIBUSI BUDIDAYA KERANG HIJAU TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi di Pulau Pasaran Kelurahan Kota Karang Kecamatan Teluk Betung Timur Kota Bandar Lampung) - Raden Intan Repository

0 0 147

DAKWAH PERSUASIF PADA MASYARAKAT MARJINAL DI UJUNG BOM KELURAHAN KANGKUNG KECAMATAN TELUK BETUNG SELATAN KOTA BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 2 100