Tinjauan Tauhid TADISI RUWATAN DALAM PERSPEKTIF FIQH

mengungapkan isi pokok ajaran kitab suci itu, yaitu ajaran tentang “Memahaesakan Tuhan”. Bahkan secara jells tauhid juga menggambarkan inti ajaran semua nabi dan rasul yang diutus untuk setiap kelompok manusia di bumi hingga kelahiran Nabi Muhammad SAW., yaitu ajaran ketuhanan Yang Maha Esa. Sedangkan secara terminologis, ada beberapa pengertian tauhid yang dikemukakan para ulama. Di antaranya adalah dikemukakan oleh ‘Ali bin Utsman al Hujwiri, Tauhid adalah menyatakan keesaan sesuatu dan memiliki pengetahuan yang sempurna tentang keesaannya. Karena Tuhan itu Esa, tanpa ada seutu dalam tindakan-tindakan-Nya. 32 Mneurut Muhammad Abduh, tauhid adalah suatu ilmu yang membahasa tentang wujud Allah, tentang sifat-sifat yang wajib tetap pada- Nya, sifat-sifat yang boleh disiftkan kepada-Nya dan tentang sifat-sifat yang sama sekali wajib dilenyapkan dari-Nya, juga membahas tentang rasul-rasul Allah, meyakinkan kerasulan mereka, meyakinan apa yang wajib ada pada diri mereka, apa yang boleh dihubungkan kepada diri mereka dan apa yang terlarang menghubungkannya kepada diri mereka. 33 2. Definisi Syirik Pada umumnya, jika seseorang mendengar kata musyrik, maka yang terlintas dalam otaknya ialah penyembah patung, si penyembah berhala dan si penyembah api. Syirk كﺮﺷ, artinya saham, andel, kongsi, kaperasi, kerja sama. 32 ‘Ali Ibn Utsman al-Hujwiry, Kasyful Mahjub; Risalah Persia Tertua tentang Tasawuf, terj. Suwardjo Muthary dan Abdul Hadi W.M Bandung: Mizan, 1993, cet. Ke-2, h. 251 33 Muhammad Abduh, Risalah at-Tawhid, Mesir: al-Manar, 1353 H., cet. Ke-7, h. 34 Musyrik ialah ism Fa’il ﻞﻋﺎﻔﻟا ﻢﺳا, pelaku dari syarika atau syirk, orang yang meyakini atau setidak-tidaknya beranggapan ada ekuatan yang dapat memberi manfaat atau mendatangkan mudharat, selain dari kekuasaan Allah. Menurut al- Qur’an syirk itu digolongkan dikategorikan pada zhulm, sebagaimana yang dikatakan al qur’an dalam surat Lukman ayat 13. 34 Pengenalan Syirik: Syirik berasal daripada perkataan Arab yang berarti “Berkongsi” atau “Bersepakat”. Mensyirikan Allah berarti menyekutukan Allah dengan benda-benda lain. 35 Yaitu seseorang menyamakan selain Allah dengan Allah pada perkara yang merupakan hak istimewa Allah seperti: Ibadah, mencipta, mengatur, memberi manfaat dan mudharat, membuat hukum dan syariat dan lain-lain. 36 Pada pendapat yang lain definisi syirik ialah syirik berasal dari kata syarika, secara harfiah berarti kongsi, sekutu, rekan atau mengambil bagian pemegang andil. Menurut syariah, syirik mempunyai arti kemusyrikan atau pemujaan berhala. Sejak seseorang menghubungkan makhluk-makhluk lainnya dengan Allah, dia disebut musyrik. Lawan dari syirik adalah tauhid, yang dapat diartikan penolakan terhadap segala rupa perseutuan dengan Allah SWT. 37 Dalam hal ini al-Qur’an menegaskan: 34 Zainal Arifin Djarmis, Islam Aqidah Syari’ah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996, Jilid 1, Cet. 1, h 226. 35 Http: Warkah Rohani, Membersihkan diri dari noda Syirik, Januari 06, 2004, Selasa, Diakses pada Maret 12, 2009. 36 Perdana Akhmad, anggota tim terapi Ruqyah cabang Jogyakarta, Membongkar kesesatan perilaku syirik masyarakat Indonesia, Lampung; Ruqyah Media Pustaka, Mei 2005, Cet. 1, h. 82. 37 Muhamad Ibrahim H.i. Surty, Al-Qur’an membasmi syirik, Jakarta; Panjimas, 1987. Cet. 1, h. 20. ...         ﻡﺎﻌﻧﹰﻻﺍ ٦ : ١۹ Artinya : “Katakanlah: Sesungguhnya Dia adalah Tuhan yang Maha Esa dan Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan dengan Allah. Syirik terbagi dalam dua bagian: Syirik jali atu syirik khafi. Yaitu syirik yang terang seperti menyembah berhala, puja kubur, puja pohon kayu yang dianggap keramat, puja pantai dan seumpamanya, ke semua itu adalah kerja-kerja syirik. 38 Dalam Al-Qur’an Syirik telah didefinisikan sebgai berikut: 39 1. Syirik adalah dosa yang besar ...        ﺀﺎﺴﻨﻟﺍ ٤ : ٤٨ Artinya : “Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar”... 2. Syirik adalah kedzaliman yang besar ...     ﻥﺎﻤﻘﻟ ۳١ : ١۳ Artinya : “Sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar. 38 Tuan Guru Nik Abdul Aziz Nik Mat, Tafsir Surah At-Taubah, Bangi, Selangor; As- Syahab media, 1999, Cet. 1, h. 132. 39 Syaikh Ja’far Subhani, Tauhid dan Syirik, Studi Kritis fahaman wahbi, Al-Baqir: Bandung, Mizan, januari 1987, Cet. Ke-1, h. 31. 3. Syirik menunjukkan kesesatan seseorang ...       ﺀﺎﺴﻨﻟﺍ ٤ : ١١٦ Artinya : “Barangsiapa yang mempersekutukan sesuatu dengan Allah, Maka Sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.” 4. Seseorang yang melakukan syirik diharamkan memasuki surga ...                . ﺓﺪﺋﺎﳌﺍ ٥ : ٧٢ Artinya : ...Sesungguhnya orang yang mempersekutukan sesuatu dengan Allah, Maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka. 5. Penganut syirik adalah mussuh bagi Ahli Tauhid orang Islam.          ... ﺍ ﺓﺪﺋﺎﳌﺍ ٥ : ٨٢ Artinya : “Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik”. Oleh karena itu, pokok utama setiap dakwah para Nabi dan Rasul sepanjang masa ialah menyeru manusia agar menunjukan ibadah hanya kepada Allah Yang Maha Esa, seraya menjauhkan diri dari menunjuannya kepada apa dan siapa pun selain Nya. 40 Tauhid dalam ibadat, serta pembebasan diri dari belenggu dan keberhalaan watsaniyah merupakan yang terpenting di antara ajaran-ajaran agama-agama samawi, dan paling menonjol diantara risalah-risalah para nabi. 3. Pandangan Tauhid Terhadap Prosesi Upacara Tradisi Ruwatan Meski sudah memasuki era globalisasi, tradisi ruwatan masih tetap tumbuh subur di masyarakat. Tradisi ini bertujuan membebaskan seseorang dari pengaruh bahaya atau kutukan. Hingga kini, tradisi ruwatan yang biasa digelar pada bulan Suro ini, terkadang masih dapat kita dijumpai pada masyarakat muslim pesisir teluk lampung. Mereka percaya ruwatan ini mampu membebaskan seseorang dari marabahaya atau kutukan. Meski tradisi ini merupakan tradisi Jawa, banyak pula peserta yang bukan merupakan masyarakat Jawa. 41 Upacara ritual tradisi ruwatan ini merupakan warisan budaya pra-Islam yaitu masa animisme-dinamisme-totemisme, dan hindu-Budha yang cenderung kearah mistis dan kemudian berbaur menjadi satu serta diakui sebagai agama Islam. Namun tidak semua muslim percaya dan menjalankan konsep-konsep pra- Islam ini. Akibatnya dalam masyarakat Jawa khususnya, berkembang dua variant agama Islam, yaitu sinkretis dan Islam puritan. Islam sinkretis yang kemudian diistilahkan dengan agami Jawi merupakan penganut Islam yang terpengaruh banyak oleh hal-hal yang bersifat mistis. Mereka masih menjalankan syariah agama 40 Syaikh Ja’far Subhani, Tauhid dan Syirik, studi kritis fahaman wahabi, h.31. 41 Berita.liputan6.comsosbud2010-07-12310338Ruwatan.Tradisi. tetapi tidak sepenuhnya. Islam puritan merupakan penganut agama Islam yang lebih taat ter-hadap ajaran agamanya, meskipun tidak terlepas sama sekali dari penganut pra Islam. 42 Gus Mus – Selaku Pengasuh Ponpes Roudhotul Thalibin Rembang -- menuturkan kaitan antara tradisi sosial masyarakat Indonesia Ruwatan itu dengan dakwah. Berikut penuturan Gus Mus : ” Ruwatan itu bermula dari dakwah Islam yang dilakukan Walisongo yang berdakwah dengan menggunakan kearifan sosial. Kalau di zaman moderen istilahnya kanalisasi. Misalnya, tradisi selamatan orang yang meninggal itu tidak ada dalam Islam. Tapi tradisi ini kemudian diisi ulama tradisional dengan membaca kalimat-kalimat thoyibah, dzikir, dan sedekah memberi makan orang miskin. Muatan-muatan agama itu diberikan dengan tidak terasa. Jadi agama dilakukan orang Jawa itu sebagai tradisi. 43 Tetapi kalau kalangan Islam modern, yang mengacu pada teks Quran dan Hadist, akan mengatakan tidak boleh. Jadi ada dua pendapat; yang satu menyatakan apa yang tidak dilarang oleh agama itu boleh, lainnya berpendapat apa yang tidak ada dalam agama itu tidak boleh. Masing-masing pendapat ini ada pengikutnya. 44 42 Koentjaraningrat, 1984, Kebudayaan Jawa, Jakarta: Balai Pustaka, h 310. 43 Detik.com Kamis 2162001 . 44 Detik.com Kamis 2162001 . Contoh lain ya agama yang dilakukan sebagai tradisi ya ruwatan itu. Ruwatan itu sama saja dengan orang berziarah kubur. Ziarah kubur itu bagi orang-orang Islam modern, yang selalu melihat pada teks, tidak boleh. Tapi menurut pendahulu kita, para ulama tradisional, datang ke kuburan itu baik. Mengingatkan akan mati. Di sana baca dzikir itu dianjurkan. Jadi yang satu terlalu hati-hati, yang satu lagi yakin tidak akan terpeleset sebab sudah bersyahadat”. 45 Ruwatan itu ada yang menyebutnya adat, ada pula yang menilainya sebagai kepercayaan. Islam memandang, adat itu ada dua macam, adat yang mubah boleh dan adat yang haram. Sedang mengenai kepercayaan, itu sudah langsung haram apabila bukan termasuk dalam Islam. Adat yang boleh contohnya blangkon tutup kepala untuk orang Jawa. Itu tidak dilarang dalam Islam. Tetapi kemben, pakaian wanita yang hanya sampai dada bawah leher, itu haram, karena tidak menutup aurat. Tetapi kalau dilengkapi dengan kerudung, menutup seluruh tubuh dan juga menutup rambut kepala, maka tidak haram lagi, jadi boleh. Hanya saja namanya bukan kemben lagi tapi busana Muslimah atau jilbab, kalau jelas-jelas sudah menutup aurat secara Islam. 46 Adat yang boleh, seperti blangkon tersebut pun, kalau disamping sebagai adat masih pula diyakini bahwa akan terkena bahaya apabila tidak memakai 45 Muhaimin Iqbal.html. Wed, 20 Jun 2001. 46 AM Saefuddin, Ruwatan dalam Perspektif Islam, Harian Terbit, Jum’at 11 Agustus 2000, hal 6 blangkon yang kaitannya dengan kekuatan ghaib maka sudah menyangkut keyakinankepercayaan, hingga hukumnya dilarang atau haram, karena tidak sesuai dengan Islam. Keyakinan yang dibolehkan hanyalah yang diajarkan oleh Islam. Demikian pula ruwatan, sekalipun ada yang mengatakan bahwa itu merupakan adat, namun karena menyangkut hal ghaib, berkaitan dengan nasib sial, bahaya dan sebagainya; maka jelas merupakan keyakinan batil, karena Islam tidak mengajarkan seperti itu. Sedang keyakinan adanya bala’ akibat kondisi dilahirkannya seseorang itupun sudah merupakan pelanggaran dalam hal keyakinan, yang dalam Islam terhitung syirik, menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala, sedang orangnya disebut musyrik, pelaku durhaka terbesar dosanya. Tidak ada dalil yang menunjukkan benarnya keyakinan itu, namun justru ada ketegasan bahwa meyakini nasib sial dengan alamat-alamat seperti itu adalah termasuk tathoyyur, yang hukumnya syirik, menyekutukan Allah SWT; dosa terbesar. 47 Tathoyyur atau Thiyaroh adalah merasa bernasib sial, atau meramal nasib buruk karena melihat burung, binatang lainnya, atau apa saja. Abu Dawud meriwayatkan hadits marfu’ dari Ibnu Mas’ud ra: 47 Maulana, Tabloid Jum’at, Dewan Masjid Indonesia, Jakarta, No. 743 Thn XVII, 9 Rajab4 Agustus 2006, hlm 5 ﹺﻞّﹸﻛﻮّﺘﻟﺎﹺﺑ ﻪﺒﻫﹾﺬﻳ ﻪّﹶﻠﻟﺍ ّﻦﻜﹶﻟﻭ ، ّﹶﻻﹺﺇ ﺎّﻨﻣ ﺎﻣﻭ ٌ،ﻙﺮﺷ ﹸﺓﺮﻴّﻄﻟﺍ ،ﻙﺮﺷ ﹸﺓﺮﻴّﻄﻟﺍ . 48 Artinya : ”Thiyarah adalah syirik, thiyarah adalah syirik, dan tiada seorangpun dari antara kita kecuali telah terjadi dalam hatinya sesuatu dari hal ini, hanya saja Allah menghilangkannya dengan tawakkal kepada-Nya.” HR. Abu Daud Hadits tersebut diatas diriwayatkan juga oleh At-Tirmidzi dengan dinyatakan shahih, dan kalimat terakhir tersebut dijadikannya sebagai ucapan dari Ibnu Mas’ud. ﹶﻝﺎﹶﻗ ﻭﹴﺮﻤﻋ ﹺﻦﺑ ﻪّﹶﻠﻟﺍ ﺪﺒﻋ ﻦﻋ - ﻢﻠﺳﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﷲﺍ ﻰﻠﺻ ﻪّﹶﻠﻟﺍ ﹸﻝﻮﺳﺭ ﹶﻝﺎﹶﻗ . ﻦﻣ ﺔﺟﺎﺣ ﻦﻣ ﹸﺓﺮﻴّﻄﻟﺍ ﻪﺗّﺩﺭ , ﻙﺮﺷﹶﺃ ﺪﹶﻘﹶﻓ . ﻚﻟﹶﺫ ﹸﺓﺭﺎّﹶﻔﹶﻛ ﺎﻣ ﻪّﹶﻠﻟﺍ ﹶﻝﻮﺳﺭ ﺎﻳ ﺍﻮﹸﻟﺎﹶﻗ ؟ ﹶﻝﺎﹶﻗ , ﻢﻫﺪﺣﹶﺃ ﹶﻝﻮﹸﻘﻳ ﹾﻥﹶﺃ , ﻴﺧ ّﹶﻻﹺﺇ ﺮﻴﺧ ﹶﻻ ّﻢﻬّﹶﻠﻟﺍ ﻪﹶﻟﹺﺇ ﹶﻻﻭ ﻙﺮﻴﹶﻃ ّﹶﻻﹺﺇ ﺮﻴﹶﻃ ﹶﻻﻭ ﻙﺮ ﻙﺮﻴﹶﻏ . 49 Artinya: Imam Ahmad meriwayatkan hadits dari Ibnu ‘Amr bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mengurungkan hajatnya karena thiyarah, maka dia telah berbuat syirik.” Para sahabat bertanya, ”Lalu apakah sebagai tebusannya?” Beliau menjawab, ”Supaya mengucapkan, ﻙﺮﻴﹶﻏ ﻪﹶﻟﹺﺇ ﹶﻻﻭ ﻙﺮﻴﹶﻃ ّﹶﻻﹺﺇ ﺮﻴﹶﻃ ﹶﻻﻭ ﻙﺮﻴﺧ ّﹶﻻﹺﺇ ﺮﻴﺧ ﹶﻻ ّﻢﻬّﹶﻠﻟﺍ . 50 48 Muhammad At-Tamimi, terjemahan Muhammad Yusuf Harun, Kitab Tauhid, Jakarta: Darul Haq, cet. Ke- III, 1420H1999, hlm. 150 49 Muhammad At-Tamimi, terjemahan Muhammad Yusuf Harun, Kitab Tauhid, Jakarta: Darul Haq, cet. Ke- III, 1420H1999, hlm. 150 50 Muhammad At-Tamimi, terjemahan Muhammad Yusuf Harun, Kitab Tauhid, Jakarta: Darul Haq, cet. Ke- III, 1420H1999, hlm. 151 Artinya : Ya Allah, tiada kebaikan kecuali kebaikan dari Engkau, tiada kesialan kecuali kesialan dari Engkau, dan tiada sembahan yang haq selain Engkau.” HR Ahmad; Syaikh Muhammad At-Tamimi. Sedangkan meminta perlindungan kepada Batoro Kolo agar tidak dimangsa dengan upacara ruwatan dan wayangan itu termasuk kemusyrikan yang dilarang dalam Al-Qur’an: ﻦﻣ ﺍﹰﺫﹺﺇ ﻚّﻧﹺﺈﹶﻓ ﺖﹾﻠﻌﹶﻓ ﹾﻥﹺﺈﹶﻓ ﻙّﺮﻀﻳ ﺎﹶﻟﻭ ﻚﻌﹶﻔﻨﻳ ﺎﹶﻟ ﺎﻣ ﻪّﹶﻠﻟﺍ ﻥﻭﺩ ﻦﻣ ﻉﺪﺗ ﺎﹶﻟﻭ ﲔﻤﻟﺎّﹶﻈﻟﺍ . ﺲﻧﻮﻳ ١٠ : ١٠٦ Artinya : ”Dan janganlah kamu memohon kepada selain Allah, yang tidak dapat memberi manfaat dan tidak pula mendatangkan bahaya kepadamu,jika kamu berbuat hal itu, maka sesungguhnya kamu, dengan demikian, termasuk orang- orang yang dhalim musyrik.” 47

BAB III POTRET KELURAHAN KANGKUNG

A. Sejarah Singkat Kelurahan Kangkung

Kangkung adalah sebuah nama kelurahan yang namanya berasal dari nama sayuran, yaitu Kangkung. Dahulu di daerah perbatasan antara Bumi Waras dengan Nila Sari ada Rawa Kecil yang isinya tanaman sayuran kangkung. Maka dari itulah kelurahan kangkung namanya berasal. Kelurahan kangkung lebih di kenal masyrakat Bandar Lampung dengan sebutan Ujung Bom, ujung bom adalah sebuah tempat dermaga para kolonial Belanda yang menjadikan daerah kangkung sebagai pendaratan kapal mereka, dan di sana mereka menurunkan alat mortir yaitu bom yang bentuknya seperti bambu runcing namun terbuat dari besi. Belanda membuat dermaga dengan menancapkan besi-besi di pinggiran pantai sebagai tempat sandaran kapal. 1 Pada mulanya, Kelurahan kangkung di huni oleh Suku Lampung Lampung Pesisir yang merupakan penduduk asli, namun sekitar tahun 1952 datanglah perahu besar yang berasal dari Jawa Barat Cirebon dengan membawa awak kapal yang sebagian besar isinya masih mempunyai ikatan kekeluargaan. Mereka datang dan mendarat ke pesisir teluk lampung dengan tujuan untuk menangkap ikan yaitu menjadi nelayan. Mereka melihat di lampung belum terdapat nelayan penangkap ikan, yang di jadikan alat penangkap ikan dari 1 Djamhari, Tokoh Masyarakat, Wawancara, Tanggal 29 April 2011 masyarakat lampung hanya menggunakan pancing. Inilah yang menjadi motivasi mereka untuk tinggal di Lampung. 2 Masyarakat Jawa Barat Cirebon dulunya hanya mendiami pesisir teluk Lampung dengan menyewa tanah. Hal tersebut di latarbelakangi oleh sulitnya putra daerah untuk menjual tanahnya. Namun dengan kegigihan masyarakat, pada tahun 1968 sampai saat ini mereka dapat membeli tanah. Hal tersebut di dapatkan mereka dengan cara pendekatan kepada warga putra daerah, yaitu dengan cara memberikan sebagian hasil tangkapan ikan dengan harapan penduduk asli lampung dapat menerima kedatangan mereka. Lalu pada tahun 1968 sedikit demi sedikit tanah milik warga Lampung dapat di beli oleh masyarakat pendatang dari cirebon. 3 Kelurahan Kangkung terdiri dari tiga rukun warga yakni RW 1, RW 2 dan RW 3. Adapun urutan pemerintahan Kelurahan Kangkung yakni : a. Pada tahun 1953 sd 1968 dikepalai oleh Bapak Abdul Halim Kepala Kampung b. Pada tahun 1968 sd 1979 dikepalai oleh Bapak A. Nawasi Kepala Kampung c. Pada tahun 1979 sd 1984 dikepalai oleh Bapak Balkani d. Pada tahun 1984 sd 1989 dikepalai oleh Bapak Firman e. Pada tahun 1989 sd 1995 dikepalai oleh Bapak Aris f. Pada tahun 1995 sd 1997 dikepalai oleh Bapak Suni 2 Djamhari, Tokoh Masyarakat, Wawancara, Tanggal 29 April 2011 3 Djamhari, Tokoh Masyarakat, Wawancara, Tanggal 29 April 2011 g. Pada tahun 1997 sd 2003 dikepalai oleh Bapak Ristiwa Arief h. Pada tahun 2003 sd 2008 dikepalai oleh Bapak Ristiwa Arief i. Pada tahun 2008 sd sekarang dikepalai oleh Bapak Ediyalis PLT Kelurahan Kangkung 4

B. Keadaan Geografis dan Demografis

Dilihat dari kondisi geografis Kelurahan Kangkung, kelurahan ini merupakan daerah dataran rendah yang berada ditepian pantai. Penduduknya secara mayoritas adalah para nelayan yang bermata pencaharian sebgai nelayan dilaut. Kangkung merupakan salah satu kelurahan yang ada di wilayah Kecamatan Teluk Betung Selatan Kota Bandar Lampung. Dilihat dari luas tanah daerah Kelurahan Kangkung adalah 30,2 Ha. Adapun batas-batas wilayah Kelurahan Kangkung yakni berbatasan dengan : a. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Gunung Mas b. Sebelah selatan berbatasan dengan Teluk Lampung c. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Bumi Waras d. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Pesawahan 5 4 Djamhari, Tokoh Masyarakat, Wawancara, Tanggal 29 April 2011 5 Sumber: Papan Monografi Kelurahan Kangkung Th. 2011, Dicatat Tanggal 29 April 2011

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS IV SD NEGERI 2 KANGKUNG KECAMATAN TELUK BETUNG SELATAN KOTA BANDAR LAMPUNG

0 11 52

TRADISI UPACARA NADRAN PADA MASYARAKAT NELAYAN CIREBON DI KELURAHAN KANGKUNG BANDAR LAMPUNG

4 75 99

PENILAIAN POTENSI TAMAN WISATA WIRA GARDEN KELURAHAN BATU PUTUK KECAMATAN TELUK BETUNG BARAT KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2014

3 13 46

DAMPAK KETIDAKSESUAIAN LOKASI PASAR TRADISIONAL TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI PENDUDUK DI KELURAHAN TELUKBETUNG KECAMATAN TELUK BETUNG SELATAN BANDAR LAMPUNG

3 17 72

TRADISI RUWATAN BERSIH BUMI KEARIFAN LOK

0 4 18

PENGARUH PINJAMAN BERGULIR TERHADAP PENDAPATAN DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi pada Program KOTAKU di Kecamatan Teluk Betung Utara Kota Bandar Lampung) - Raden Intan Repository

0 0 117

ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM REVITALISASI PASAR TRADISIONAL TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG DAN MINAT BELI KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi Pada Pasar Tradisional Kangkung, Kelurahan Teluk Betung, Kecamatan Teluk Betung Selatan, Bandar Lampung

0 5 141

EFEKTIFITAS PROGRAM INDONESIA PINTAR TERHADAP UPAYA PENINGKATAN KESEJAHTERAN MASYARAKAT DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi Di Kelurahan Kupang Teba Kecamatan Teluk Betung Utara Kota Bandar Lampung) - Raden Intan Repository

0 0 139

ANALISIS KONTRIBUSI BUDIDAYA KERANG HIJAU TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi di Pulau Pasaran Kelurahan Kota Karang Kecamatan Teluk Betung Timur Kota Bandar Lampung) - Raden Intan Repository

0 0 147

DAKWAH PERSUASIF PADA MASYARAKAT MARJINAL DI UJUNG BOM KELURAHAN KANGKUNG KECAMATAN TELUK BETUNG SELATAN KOTA BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 2 100