Tinjauan Tauhid TADISI RUWATAN DALAM PERSPEKTIF FIQH
mengungapkan isi pokok ajaran kitab suci itu, yaitu ajaran tentang “Memahaesakan Tuhan”. Bahkan secara jells tauhid juga menggambarkan inti
ajaran semua nabi dan rasul yang diutus untuk setiap kelompok manusia di bumi hingga kelahiran Nabi Muhammad SAW., yaitu ajaran ketuhanan Yang Maha
Esa. Sedangkan secara terminologis, ada beberapa pengertian tauhid yang
dikemukakan para ulama. Di antaranya adalah dikemukakan oleh ‘Ali bin Utsman al Hujwiri, Tauhid adalah menyatakan keesaan sesuatu dan memiliki pengetahuan
yang sempurna tentang keesaannya. Karena Tuhan itu Esa, tanpa ada seutu dalam tindakan-tindakan-Nya.
32
Mneurut Muhammad Abduh, tauhid adalah suatu ilmu yang membahasa tentang wujud Allah, tentang sifat-sifat yang wajib tetap pada-
Nya, sifat-sifat yang boleh disiftkan kepada-Nya dan tentang sifat-sifat yang sama sekali wajib dilenyapkan dari-Nya, juga membahas tentang rasul-rasul Allah,
meyakinkan kerasulan mereka, meyakinan apa yang wajib ada pada diri mereka, apa yang boleh dihubungkan kepada diri mereka dan apa yang terlarang
menghubungkannya kepada diri mereka.
33
2. Definisi Syirik Pada umumnya, jika seseorang mendengar kata musyrik, maka yang
terlintas dalam otaknya ialah penyembah patung, si penyembah berhala dan si penyembah api. Syirk
كﺮﺷ, artinya saham, andel, kongsi, kaperasi, kerja sama.
32
‘Ali Ibn Utsman al-Hujwiry, Kasyful Mahjub; Risalah Persia Tertua tentang Tasawuf, terj. Suwardjo Muthary dan Abdul Hadi W.M Bandung: Mizan, 1993, cet. Ke-2, h. 251
33
Muhammad Abduh, Risalah at-Tawhid, Mesir: al-Manar, 1353 H., cet. Ke-7, h. 34
Musyrik ialah ism Fa’il ﻞﻋﺎﻔﻟا ﻢﺳا, pelaku dari syarika atau syirk, orang yang
meyakini atau setidak-tidaknya beranggapan ada ekuatan yang dapat memberi manfaat atau mendatangkan mudharat, selain dari kekuasaan Allah. Menurut al-
Qur’an syirk itu digolongkan dikategorikan pada zhulm, sebagaimana yang dikatakan al qur’an dalam surat Lukman ayat 13.
34
Pengenalan Syirik: Syirik berasal daripada perkataan Arab yang berarti “Berkongsi” atau “Bersepakat”.
Mensyirikan Allah berarti menyekutukan Allah dengan benda-benda lain.
35
Yaitu seseorang menyamakan selain Allah dengan Allah pada perkara yang merupakan
hak istimewa Allah seperti: Ibadah, mencipta, mengatur, memberi manfaat dan mudharat, membuat hukum dan syariat dan lain-lain.
36
Pada pendapat yang lain definisi syirik ialah syirik berasal dari kata syarika, secara harfiah berarti kongsi, sekutu, rekan atau mengambil bagian
pemegang andil. Menurut syariah, syirik mempunyai arti kemusyrikan atau pemujaan berhala. Sejak seseorang menghubungkan makhluk-makhluk lainnya
dengan Allah, dia disebut musyrik. Lawan dari syirik adalah tauhid, yang dapat diartikan penolakan terhadap segala rupa perseutuan dengan Allah SWT.
37
Dalam hal ini al-Qur’an menegaskan:
34
Zainal Arifin Djarmis, Islam Aqidah Syari’ah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996, Jilid 1, Cet. 1, h 226.
35
Http: Warkah Rohani, Membersihkan diri dari noda Syirik, Januari 06, 2004, Selasa, Diakses pada Maret 12, 2009.
36
Perdana Akhmad, anggota tim terapi Ruqyah cabang Jogyakarta, Membongkar kesesatan perilaku syirik masyarakat Indonesia, Lampung; Ruqyah Media Pustaka, Mei 2005, Cet. 1, h. 82.
37
Muhamad Ibrahim H.i. Surty, Al-Qur’an membasmi syirik, Jakarta; Panjimas, 1987. Cet. 1, h. 20.
...
ﻡﺎﻌﻧﹰﻻﺍ ٦
: ١۹
Artinya : “Katakanlah: Sesungguhnya Dia adalah Tuhan yang Maha Esa dan
Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan dengan Allah.
Syirik terbagi dalam dua bagian: Syirik jali atu syirik khafi. Yaitu syirik yang terang seperti menyembah berhala, puja kubur, puja pohon kayu yang
dianggap keramat, puja pantai dan seumpamanya, ke semua itu adalah kerja-kerja syirik.
38
Dalam Al-Qur’an Syirik telah didefinisikan sebgai berikut:
39
1. Syirik adalah dosa yang besar ...
ﺀﺎﺴﻨﻟﺍ ٤
: ٤٨
Artinya : “Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah
berbuat dosa yang besar”... 2. Syirik adalah kedzaliman yang besar
...
ﻥﺎﻤﻘﻟ ۳١
: ١۳
Artinya : “Sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman
yang besar.
38
Tuan Guru Nik Abdul Aziz Nik Mat, Tafsir Surah At-Taubah, Bangi, Selangor; As- Syahab media, 1999, Cet. 1, h. 132.
39
Syaikh Ja’far Subhani, Tauhid dan Syirik, Studi Kritis fahaman wahbi, Al-Baqir: Bandung, Mizan, januari 1987, Cet. Ke-1, h. 31.
3. Syirik menunjukkan kesesatan seseorang
...
ﺀﺎﺴﻨﻟﺍ ٤
: ١١٦
Artinya : “Barangsiapa yang mempersekutukan sesuatu dengan Allah, Maka
Sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.”
4. Seseorang yang melakukan syirik diharamkan memasuki surga
...
.
ﺓﺪﺋﺎﳌﺍ ٥
: ٧٢
Artinya : ...Sesungguhnya orang yang mempersekutukan sesuatu dengan Allah,
Maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka. 5. Penganut syirik adalah mussuh bagi Ahli Tauhid orang Islam.
...
ﺍ ﺓﺪﺋﺎﳌﺍ
٥ :
٨٢
Artinya : “Sesungguhnya
kamu dapati
orang-orang yang
paling keras
permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik”.
Oleh karena itu, pokok utama setiap dakwah para Nabi dan Rasul sepanjang masa ialah menyeru manusia agar menunjukan ibadah hanya kepada
Allah Yang Maha Esa, seraya menjauhkan diri dari menunjuannya kepada apa
dan siapa pun selain Nya.
40
Tauhid dalam ibadat, serta pembebasan diri dari belenggu dan keberhalaan watsaniyah merupakan yang terpenting di antara
ajaran-ajaran agama-agama samawi, dan paling menonjol diantara risalah-risalah para nabi.
3. Pandangan Tauhid Terhadap Prosesi Upacara Tradisi Ruwatan Meski sudah memasuki era globalisasi, tradisi ruwatan masih tetap
tumbuh subur di masyarakat. Tradisi ini bertujuan membebaskan seseorang dari pengaruh bahaya atau kutukan. Hingga kini, tradisi ruwatan yang biasa digelar
pada bulan Suro ini, terkadang masih dapat kita dijumpai pada masyarakat muslim pesisir teluk lampung. Mereka percaya ruwatan ini mampu membebaskan
seseorang dari marabahaya atau kutukan. Meski tradisi ini merupakan tradisi Jawa, banyak pula peserta yang bukan merupakan masyarakat Jawa.
41
Upacara ritual tradisi ruwatan ini merupakan warisan budaya pra-Islam yaitu masa animisme-dinamisme-totemisme, dan hindu-Budha yang cenderung
kearah mistis dan kemudian berbaur menjadi satu serta diakui sebagai agama Islam. Namun tidak semua muslim percaya dan menjalankan konsep-konsep pra-
Islam ini. Akibatnya dalam masyarakat Jawa khususnya, berkembang dua variant agama Islam, yaitu sinkretis dan Islam puritan. Islam sinkretis yang kemudian
diistilahkan dengan agami Jawi merupakan penganut Islam yang terpengaruh banyak oleh hal-hal yang bersifat mistis. Mereka masih menjalankan syariah agama
40
Syaikh Ja’far Subhani, Tauhid dan Syirik, studi kritis fahaman wahabi, h.31.
41
Berita.liputan6.comsosbud2010-07-12310338Ruwatan.Tradisi.
tetapi tidak sepenuhnya. Islam puritan merupakan penganut agama Islam yang lebih taat ter-hadap ajaran agamanya, meskipun tidak terlepas sama sekali dari
penganut pra Islam.
42
Gus Mus – Selaku Pengasuh Ponpes Roudhotul Thalibin Rembang -- menuturkan kaitan antara tradisi sosial masyarakat Indonesia Ruwatan itu
dengan dakwah. Berikut penuturan Gus Mus : ” Ruwatan itu bermula dari dakwah Islam yang dilakukan Walisongo
yang berdakwah dengan menggunakan kearifan sosial. Kalau di zaman moderen istilahnya kanalisasi. Misalnya, tradisi selamatan orang yang meninggal itu
tidak ada dalam Islam. Tapi tradisi ini kemudian diisi ulama tradisional dengan membaca kalimat-kalimat thoyibah, dzikir, dan sedekah memberi makan orang
miskin. Muatan-muatan agama itu diberikan dengan tidak terasa. Jadi agama dilakukan orang Jawa itu sebagai tradisi.
43
Tetapi kalau kalangan Islam modern, yang mengacu pada teks Quran dan Hadist, akan mengatakan tidak boleh. Jadi ada dua pendapat; yang satu
menyatakan apa yang tidak dilarang oleh agama itu boleh, lainnya berpendapat apa yang tidak ada dalam agama itu tidak boleh. Masing-masing pendapat ini
ada pengikutnya.
44
42
Koentjaraningrat, 1984, Kebudayaan Jawa, Jakarta: Balai Pustaka, h 310.
43
Detik.com Kamis 2162001
.
44
Detik.com Kamis 2162001
.
Contoh lain ya agama yang dilakukan sebagai tradisi ya ruwatan itu. Ruwatan itu sama saja dengan orang berziarah kubur. Ziarah kubur itu bagi
orang-orang Islam modern, yang selalu melihat pada teks, tidak boleh. Tapi menurut pendahulu kita, para ulama tradisional, datang ke kuburan itu baik.
Mengingatkan akan mati. Di sana baca dzikir itu dianjurkan. Jadi yang satu terlalu hati-hati, yang satu lagi yakin tidak akan terpeleset sebab sudah
bersyahadat”.
45
Ruwatan itu ada yang menyebutnya adat, ada pula yang menilainya sebagai kepercayaan. Islam memandang, adat itu ada dua macam, adat yang
mubah boleh dan adat yang haram. Sedang mengenai kepercayaan, itu sudah langsung haram apabila bukan termasuk dalam Islam.
Adat yang boleh contohnya blangkon tutup kepala untuk orang Jawa. Itu tidak dilarang dalam Islam. Tetapi kemben, pakaian wanita yang hanya
sampai dada bawah leher, itu haram, karena tidak menutup aurat. Tetapi kalau dilengkapi dengan kerudung, menutup seluruh tubuh dan juga menutup rambut
kepala, maka tidak haram lagi, jadi boleh. Hanya saja namanya bukan kemben lagi tapi busana Muslimah atau jilbab, kalau jelas-jelas sudah menutup aurat
secara Islam.
46
Adat yang boleh, seperti blangkon tersebut pun, kalau disamping sebagai adat masih pula diyakini bahwa akan terkena bahaya apabila tidak memakai
45
Muhaimin Iqbal.html. Wed, 20 Jun 2001.
46
AM Saefuddin, Ruwatan dalam Perspektif Islam, Harian Terbit, Jum’at 11 Agustus 2000, hal 6
blangkon yang kaitannya dengan kekuatan ghaib maka sudah menyangkut keyakinankepercayaan, hingga hukumnya dilarang atau haram, karena tidak
sesuai dengan Islam. Keyakinan yang dibolehkan hanyalah yang diajarkan oleh Islam.
Demikian pula ruwatan, sekalipun ada yang mengatakan bahwa itu merupakan adat, namun karena menyangkut hal ghaib, berkaitan dengan nasib
sial, bahaya dan sebagainya; maka jelas merupakan keyakinan batil, karena Islam tidak mengajarkan seperti itu.
Sedang keyakinan adanya bala’ akibat kondisi dilahirkannya seseorang itupun sudah merupakan pelanggaran dalam hal keyakinan, yang dalam Islam
terhitung syirik, menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala, sedang orangnya disebut musyrik, pelaku durhaka terbesar dosanya. Tidak ada dalil yang
menunjukkan benarnya keyakinan itu, namun justru ada ketegasan bahwa meyakini nasib sial dengan alamat-alamat seperti itu adalah termasuk tathoyyur,
yang hukumnya syirik, menyekutukan Allah SWT; dosa terbesar.
47
Tathoyyur atau Thiyaroh adalah merasa bernasib sial, atau meramal nasib buruk karena melihat burung, binatang lainnya, atau apa saja.
Abu Dawud meriwayatkan hadits marfu’ dari Ibnu Mas’ud ra:
47
Maulana, Tabloid Jum’at, Dewan Masjid Indonesia, Jakarta, No. 743 Thn XVII, 9 Rajab4 Agustus 2006, hlm 5
ﹺﻞّﹸﻛﻮّﺘﻟﺎﹺﺑ ﻪﺒﻫﹾﺬﻳ ﻪّﹶﻠﻟﺍ ّﻦﻜﹶﻟﻭ ، ّﹶﻻﹺﺇ ﺎّﻨﻣ ﺎﻣﻭ ٌ،ﻙﺮﺷ ﹸﺓﺮﻴّﻄﻟﺍ ،ﻙﺮﺷ ﹸﺓﺮﻴّﻄﻟﺍ .
48
Artinya : ”Thiyarah adalah syirik, thiyarah adalah syirik, dan tiada seorangpun
dari antara kita kecuali telah terjadi dalam hatinya sesuatu dari hal ini, hanya saja Allah menghilangkannya dengan tawakkal kepada-Nya.” HR. Abu Daud
Hadits tersebut diatas diriwayatkan juga oleh At-Tirmidzi dengan dinyatakan shahih, dan kalimat terakhir tersebut dijadikannya sebagai ucapan dari
Ibnu Mas’ud.
ﹶﻝﺎﹶﻗ ﻭﹴﺮﻤﻋ ﹺﻦﺑ ﻪّﹶﻠﻟﺍ ﺪﺒﻋ ﻦﻋ -
ﻢﻠﺳﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﷲﺍ ﻰﻠﺻ ﻪّﹶﻠﻟﺍ ﹸﻝﻮﺳﺭ ﹶﻝﺎﹶﻗ .
ﻦﻣ ﺔﺟﺎﺣ ﻦﻣ ﹸﺓﺮﻴّﻄﻟﺍ ﻪﺗّﺩﺭ
, ﻙﺮﺷﹶﺃ ﺪﹶﻘﹶﻓ
. ﻚﻟﹶﺫ ﹸﺓﺭﺎّﹶﻔﹶﻛ ﺎﻣ ﻪّﹶﻠﻟﺍ ﹶﻝﻮﺳﺭ ﺎﻳ ﺍﻮﹸﻟﺎﹶﻗ
؟ ﹶﻝﺎﹶﻗ
, ﻢﻫﺪﺣﹶﺃ ﹶﻝﻮﹸﻘﻳ ﹾﻥﹶﺃ
, ﻴﺧ ّﹶﻻﹺﺇ ﺮﻴﺧ ﹶﻻ ّﻢﻬّﹶﻠﻟﺍ
ﻪﹶﻟﹺﺇ ﹶﻻﻭ ﻙﺮﻴﹶﻃ ّﹶﻻﹺﺇ ﺮﻴﹶﻃ ﹶﻻﻭ ﻙﺮ ﻙﺮﻴﹶﻏ
.
49
Artinya: Imam Ahmad meriwayatkan hadits dari Ibnu ‘Amr bahwa Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mengurungkan hajatnya karena thiyarah, maka dia telah berbuat syirik.” Para sahabat bertanya,
”Lalu apakah sebagai tebusannya?” Beliau menjawab, ”Supaya mengucapkan,
ﻙﺮﻴﹶﻏ ﻪﹶﻟﹺﺇ ﹶﻻﻭ ﻙﺮﻴﹶﻃ ّﹶﻻﹺﺇ ﺮﻴﹶﻃ ﹶﻻﻭ ﻙﺮﻴﺧ ّﹶﻻﹺﺇ ﺮﻴﺧ ﹶﻻ ّﻢﻬّﹶﻠﻟﺍ
.
50
48
Muhammad At-Tamimi, terjemahan Muhammad Yusuf Harun, Kitab Tauhid, Jakarta: Darul Haq, cet. Ke- III, 1420H1999, hlm. 150
49
Muhammad At-Tamimi, terjemahan Muhammad Yusuf Harun, Kitab Tauhid, Jakarta: Darul Haq, cet. Ke- III, 1420H1999, hlm. 150
50
Muhammad At-Tamimi, terjemahan Muhammad Yusuf Harun, Kitab Tauhid, Jakarta: Darul Haq, cet. Ke- III, 1420H1999, hlm. 151
Artinya : Ya Allah, tiada kebaikan kecuali kebaikan dari Engkau, tiada kesialan
kecuali kesialan dari Engkau, dan tiada sembahan yang haq selain Engkau.” HR Ahmad; Syaikh Muhammad At-Tamimi.
Sedangkan meminta perlindungan kepada Batoro Kolo agar tidak dimangsa dengan upacara ruwatan dan wayangan itu termasuk kemusyrikan yang
dilarang dalam Al-Qur’an:
ﻦﻣ ﺍﹰﺫﹺﺇ ﻚّﻧﹺﺈﹶﻓ ﺖﹾﻠﻌﹶﻓ ﹾﻥﹺﺈﹶﻓ ﻙّﺮﻀﻳ ﺎﹶﻟﻭ ﻚﻌﹶﻔﻨﻳ ﺎﹶﻟ ﺎﻣ ﻪّﹶﻠﻟﺍ ﻥﻭﺩ ﻦﻣ ﻉﺪﺗ ﺎﹶﻟﻭ ﲔﻤﻟﺎّﹶﻈﻟﺍ
. ﺲﻧﻮﻳ
١٠ :
١٠٦
Artinya : ”Dan janganlah kamu memohon kepada selain Allah, yang tidak dapat
memberi manfaat dan tidak pula mendatangkan bahaya kepadamu,jika kamu berbuat hal itu, maka sesungguhnya kamu, dengan demikian, termasuk orang-
orang yang dhalim musyrik.”
47