warga akan sangat bersemangat untuk melaksanakan Ruat Laut serta menyumbang dana yang lebih ke panitia.
7. Pertanyaan : Bagaimana hukum dan tujuan melaksanakan ruat laut menurut
pandangan bapak ?
Jawaban : Ruat laut itu boleh, asalkan nawaitunya kepada Allah SWT.
Ruwatan laut mempunyai tujuan sebagai perwujudan rasa terimakasih kepada Alloh Swt yang telah memberikan rizki kepada mereka, jika laut tidak diruat
mereka percaya hasil tangkapan ikan akan berkurang dan keselamatan dilaut terancam karena setiap saat ombak dan gelombang akan menghantam perahu
mereka. Dari kesemua prosesi ruwatan yang dilaksankan masyarakat nelayan
di setiap tahunnya, mengandung makna dan tujuan. Adapun makna syarat- syarat ruwatan laut adalah:
a. Kepala hewan
kerbau jantan.
Melambangkan kekuatan
atau ketangguhan, maksudnya masyarakat nelayan bisa mempunyai kekuatan
atau ketangguhan dalam mencari ikan dilaut, mengingat medan yang mereka hadapai penuh dengan bahaya. Hewan jantan juga melambangkan
semangat atau etos kerja masyarakat. b. Bekakak ayam betina. Melambangkan kesuburan rizki, maksudnya
mereka berharap bisa mendapatkan hasil tangkapan ikan yang melimpah ruah.
c. Kain putih. Melambangkan kesucian hati, maksudnya ketika nelayan hendak melaut mereka harus berniat usaha dengan benar, ikhlas mencari
nafkah untuk keluarga dan meminta pertolongan semata-mata hanya kepada Allah Swt, jika niatnya sudah benar mereka percaya bahwasanya
dalam mencari ikan akan lebih mudah. d. Bunga tujuh macam dan kue tujuh macam. Melambangkan ikan yang
bermacam-macam, maksudnya ini sebagai bentuk permintaan para nelayan terhadap ikan dilaut yang bermacam-macam ragamnya.
Nasi tumpeng. Melambangksn kemakmuran, maksudnya ini sebagai bentuk permintaan masyarakat nelayan agar diberi kehidupan yang makmur.
8. Pertanyaan : Bagaimana tata cara pelaksanaan tradisi Ruat Laut ? Jawaban : Itu biasanya dilaksanakan upacara sedekahan laut Ruwat Laut
oleh semua masyarakat nelayan pada tanggal 10 Syuro’ pada setiap tahun karena menurut riwayat pada tanggal tersebut Nabi Nuh selesai membuat
kapal. Dengan jalan mengumpulkan kelompok nelayan untuk mencari sumbangan dana, kemudian di bentuk badan musyawarah kepanitiaan, dan
kita biasanya melibatkan sektor pemerintahan kota, seperti dinas kelautan dan perikanan dan semua itu bernaung di KUD Mina Jaya. Jadilah Panitia. Untuk
dananya dari swadaya masyarakat yakni Rp 10.000 sepuluh ribu rupiah perkepala-keluarga yang penarikannya di kordinir oleh bendahara TPI
Tempat Pelelangan Ikan. Uang dari hasil swadaya masyarakata, sumbangan