Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Statistik
Butir Soal
r
11
0,79 Kesimpulan
Reliabilitas tinggi
J. Tingkat Kesukaran
Suharsimi Arikunto mengatakan, soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.
56
Menurutnya soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya.
Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi. Oleh karena itu, soal
yang dibuat untuk mengukur tes hasil belajar sebaiknya adalah soal yang dapat menjangkau semua kemampuan siswa. Atas dasar pertimbangan itu,
dalam penelitian ini peneliti melakukan perhitungan tingkat kesukaran soal dengan menggunakan rumus:
57
keterangan: P = indeks tingkat kesukaran
B = jumlah siswa yang menjawab soal benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Interprestasi mengenai tingkat kesukaran yang diperoleh digunakan tabel klasifikasi dibawah ini:
56
Ibid,.hlm. 207
57
Ibid,.hlm. 208
Tabel 3.6 Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal Tingkat Kesukaran
Klasifikasi
0.00 - 0.30 soal sukar
0.30 - 0.70 soal sedang
0.70 - 1.00 soal mudah
Dalam penelitian ini taraf kesukaran tiap butir soal dihitung dengan menggunakan anates yang ditampilkan dalam
tabel berikut :
Tabel 3.7Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal Kriteria
Butir Soal Jumlah
Mudah 6, 8, 10, 13, 15, 30, 41
7 Sedang
1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 11, 12, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 27, 28, 29, 32, 38, 40, 42, 45
27 Sukar
25, 26, 31, 33, 34, 35, 36, 37, 39, 43, 44 11
Jumlah 45
K. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang
berkemampuan rendah.
58
Adapun rumus yang digunakan untuk mencari daya pembeda soal adalah:
59
= keterangan:
D = daya pembeda
B
A
= jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar B
B
= jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar J
A
= jumlah peserta kelompok atas J
B
= jumlah peserta kelompok bawah P
A
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
58
Ibid,.hlm. 211
59
Ibid,.hlm. 213-214
P
B
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar Dengan klasifikasi daya pembeda sebagai berikut:
Tabel 3.8 Klasifikasi Daya Pembeda Daya Pembeda
Klasifikasi
Bertanda negative Sangat Buruk
0.00 – 0.20
Buruk 0.20
– 0.40 Cukup
0.40 – 0.70
Baik 0.70
– 1.00 Sangat Baik
Dalam penelitian ini analisis daya pembeda tiap butir soal dihitung dengan menggunakan anates yang ditampilkan dalam tabel berikut :
Tabel 3.9Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Kriteria
Butir Soal Jumlah
Sangat Buruk
2, 3, 14, 34, 39 5
Buruk 4, 13, 19, 24, 40, 45
6
Cukup 1, 6, 8, 10, 17, 23, 26, 28, 31, 32, 33, 36, 41
13
Baik 5, 7, 11, 12, 15, 16, 18, 20, 21, 22, 25, 27,
29, 35, 37, 38, 42, 43
18
Sangat Baik 9, 30, 44
3 Total
45
L. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh melalui instrumen penelitian, kemudian diolah dan dianalisis agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan peneliti dan menguji
hipotesis. Sebelum melakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan pengujian prasyarat analisis data, yaitu uji normalitas dan homogenitas guna
mengetahui apakah data yang diperoleh terdistribusi normal dan mempunyai ragam yang homogen atau tidak.
1 Uji Prasyarat Analisis Data
a Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi sampel yang diteliti. Uji normalitas yang
digunakan yaitu uji Liliefors Lo dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
60
1 Menentukan taraf signifikansi α, yaitu misalkan pada α = 5
0,05 dengan hipotesis yang akan diuji: H
: sampel berasal dari populasi berdistribusi normal H
1
: sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal, dengan kriteria pengujian:
Jika Lo = L
hitung
L
tabel
terima H Jika Lo = L
hitung
L
tabel
tolak H 2
Lakukan langkah-langkah pengujian normalitas berikut: a
Data pengamatan X
1
, X
2
, X
3
, ... , X
n
dijadikan bilangan baku z
1
, z
2
, z
3
, ... , z
n
dengan menggunakan rumus z
i
= Keterangan:
z
i
= skor baku
X
i
= skor data
= meanrata-rata
s = simpangan bakustandar deviasi
b Untuk setiap bilangan baku ini dengan menggunakan daftar
distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang Fz
i
= P z z
i
60
Supardi, Aplikasi Statistika dalam Penelitian, Jakarta: Ufuk Press, 2012, hlm. 131-
132.