Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Lingkungan

paling diharapkan ialah sejak dini mereka mau mancuptakan mengerjakan segala perintah ilahi sebagai tanda syukur pada-Nya. Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar yang dikemas melalui keterampilan proses dapat disajikan dalam proses pembelajaran IPA dan akan menciptakan interaksi yang lebih tinggi karena fisik maupun mental siswa terlibat langsung di lingkungan. Antara guru dan siswa dapat bekerja sama dalam proses belajar, memilih lingkungan sekitar sebagai subyek atau sumber belajar misalnya sawah, sungai, rawa atau hutan. Dampak positif penerapan pendekatan lingkungan yaitu dapat memacu sikap rasa ingin tahu serta partisipasi belajar siswa akan semakin meningkat. Dengan demikian dapat disimpulakan bahwa penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA. Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dalam pembelajaran IPA sangat diperlukan dalam memotivasi siswa belajar IPA. Belajar pada hakekatnya adalah suatu interaksi antara individu dengan lingkungan. Lingkungan menyediakan rangsangan stimulus terhadap individu dan sebaliknya individu memberikan respons terhadap lingkungan. Dalam proses interaksi dapat terjadi perubahan pada diri individu berupa perubahan tingkah laku. Muhibin Syah 23 mengatakan bahwa: Belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya yang melibatkan proses kognitif. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi lingkungan merupakan faktor yang penting dalam proses belajar mengajar ”. Berdasarkan Maria Habiba, “Berkaitan dengan pentingnya lingkungan dalam pengajaran, ada suatu asas dalam pengajaran yaitu asas-asas didaktik atau asas-asas mengajar yang disebut dengan asas 23 Syah Muhibin. Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar dalam interaksi siswa pembelajaran IPA kelas V hal 42-44 lingkungan, yaitu suatu asas yang mengaitkan pengajaran dengan lingkungan siswa. Bagi seorang guru, menguasai asas mengajar adalah sangat penting dan merupakan suatu keharusan, karena dengan menguasai asas-asas mengajar ini akan dapat membantu guru dalam meningkatkan dan mengembangkan praktek pengajaran di kelas untuk tercapainya tujuan pengajaran yang diharapkan. Akan tetapi dengan hanya menguasai asas-asas mengajar belum merupakan suatu jaminan bahwa guru dengan sendirinya akan berhasil dalam mengajarnya. Dalam hal ini Nasution ,mengatakan bahwa: Menguasai asas- asas didaktik belum merupakan suatu jaminan bahwa seseorang dengan sendirinya akan menjadi guru yang baik. Mengajar itu sangat kompleks dan dipengaruhi oleh macam-macam faktor, antara lain pribadi guru sendiri, suasana kelas, hubungan antar manusia di sekolah, keadaan sosial ekonomi negara, organisasi kurikulum dan sebagainya. Akan tetapi seseorang pasti tidak akan menjadi guru yang baik kalau mengabaikan asas-asas didaktik. Itu sebabnya didaktik perlu dipelajari oleh setiap pengajar . Berdasarkan Jurnal Pendidikan oleh Maria Habiba “bahwa untuk menjadi guru yang baik salah satu usahanya ialah dengan menguasai asas-asas didaktik atau asas-asas mengajar, dan salah satu asas itu ialah asas lingkungan. Dalam pelaksanaannya asas lingkungan ini digunakan melalui pendekatan lingkungan di dalam proses belajar mengajar yang disesuaikan dengan tujuan dan materi pelajaran yang telah ditetapkan. Betapa pentingnya penggunaan atau pemanfaatan lingkungan dalam pengajaran. Namun demikian, dengan berbagai alasan disinyalir masih banyak para guru yang melupakan pentingnya lingkungan ini dalam pengajaran sebagai sumber belajar. Kiranya hal ini merupakan hambatan dalam pembelajaran yang berlangsung di sekolah, karena sebenarnya banyak keuntungan yang diperoleh dengan memanfaatkan lingkungan ini.