60 untuk tiap DMU tidak akan melebihinilai efisiensi BCC, yang memang telah
jelas secara intuitif karena model BCC menganalisa tiap DMU secara local daripada secara global. Jika kita telah memperoleh nilai efisiensi teknis murni,
maka efisiensi skala scale efficiency dapat dihitung dengan persamaan: SE =
? ? ? ? ??? ? ? ? ? ???? ? ?? ? ? ? ? ? ? ? ? ??? ? ? ? ? ???? ? ??
D. Tinjauan Studi terdahulu
Penelitian tentang efisiensi perbankan sudah banyak dilakukan.Ada yang menggunakan perbandingan rasio keuangan maupun secara perametrik atau non
parametrik.Berikut beberapa penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan efisiensi dan Bank Pembangunan Daerah.
Safira Rahmannia pada tahun 2010 meneliti tentang Kinerja Efisiensi Teknis Bank Pembangunan Daerah dengan Pendekatan Data Envelopment
Analysis DEApada tahun 2008 sampai dengan 2009.
39
Penelitian ini menjadikan 26 BPD seluruh Indonesia menjadi objek penelitiannya. Adapun variable output
yang berasal dari laporan keuangan publikasi tersebut adalah kredit yang disalurkan dan total pendapatan. Sementara variable input yang digunakan adalah
dana pihak ketiga, biaya bunga, dan biaya operasional lainnya. Data tersebut dianalisis dengan pendekatan DEA dengan bantuan software DEAP Version 2.1
39
Safira Rahmannia, “analisis Kinerja Efisiensi Teknis Bank Pembangunan Daerah BPD dengan Pendekatan Data Envelopment Analysis DEA.” Jurnal Ekonomi Akuntansi, Universitas
Gunadarma,2010.
61 by tim Coelli, University Of New England. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa pada tahun 2008 skor efisiensi tertinggi dimiliki oleh 5 BPD dengan perolehan skor 1.Sementara skor efisiensi terendah dimiliki oleh PT BPD
Sumatera Selatan dan Bangka Belitung.Pada tahun 2009, skor efisiensi tertinggi dimiliki oleh 9 BPD dengan perolehan skor 1.Sementara skor efisiensi terendah
dimiliki oleh PT BPD Aceh. Penelitian ini menggunakan asumsi output-oriented sehingga dalam hasil
pengolahan datanya dihasilkan pula target output yang seharusnya dicapai oleh masing masing BPD.
Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti Bank Pembangunan Daerah di Indonesia.Terdapat beberapa perbedaan dengan
penelitian ini diantaranya adalah penelitian ini menganalisis efisiensi pada Bank Pembangunan Daerah konvensional pada tahun 2008 sampai dengan 2009.
Kondisi ini tentu berbeda dengan kondisi BPD di tahun 2010 yang telah memiliki kerangka pengembangan BPD ke depan.
Zaenal Abidin dan Endri pada tahun 2009 meneliti tentang Kinerja Efisiensi Teknis Bank Pembangunan Daerah: Pendekatan Data Envelopment
Analysis DEA.
40
Penelitian ini menggunakan 26 BPD seluruh Indonesia sebagai sampel.Metode DEA digunakan untuk menghitung seluruh unit.Skor efisiensi
untuk setiap unit adalah relatif, tergantung pada tingkat efisiensi dari unit-unit
40
Zaenal Abidin dan Endri, “Kinerja Efisiensi Teknis Bank Pembangunan Daerah: Pendekatan Data Envelopment Analysis DEA.” ABFI Institute Perbanas, 2009
62 lainnya dalam sampel. Setiap unit dalam sampel dianggap memiliki tingkat
efisiensi yang tidak negative, dan nilainya antara 0 sampai 1 dengan ketentuan satu menunjukkan efisiensi yang sempurna. Selanjtnya, unit-unit yang memiliki
nilai satu ini digunakan dalam membuat envelope untuk frontier efisiensi, sedangkan unit lainnya yang ada di dalam envelope menunjukkan tingkat
inefisiensi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 26 BPD terdapat hanya BPD
BPD Bengkuli, BPD Jabar, dan BPD Sulawesi tengah yang memenuhi syarat mencapai nilaisesuai targt yaitu tingkat efisiensinya mencapai angka 1 atau 100.
Sementara 21 BPD nilai efisiensinya dibawah 100, 2 BPD yaitu Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara tidak bisa dihitung nilai efisiensinya karena
ketidaktersediaan data. Pada tahun 2007 jumlah BPD yang nilai efisiensinya mencapai nilai 100 meningkat menjadi 7 BPD, yaitu BPD Aceh, Sumut,
Bengkulu, Jakarta, Jabar, Sulawesi Tengah, dan Papua. Sementara 18 BPD nilai efisiensinya dibawah 100. Terdapat 4 BPD yang mengalami peningkatan
kinerja efisiensi mencapai maksimal 100 disbanding tahun 2006 yaitu;BPD Aceh, Sumut, Jakarta, dan Papua. Sementara BPD Bengkulu, Jabar, dan Sulawesi
Tengah dapat mempertahankan nilai efisiensinya100. Persamaan dengan penelitian ini terletak pada metode analisis, yaitu sama-
sama menggunakan DEA.Persamaannya juga terletak pada pendekatan yang digunakan daam metode DEA, yaitu pendekatan intermediasi.Perbedaan dengan
penelitian ini adalah objek penelitian yang merupakan Bank Pembangunan
63 Daerah pada tahun 2006 sampai dengan 2007.Selain itu, penelitian ini hanya
meneliti BPD Konvensional tanpa menghitung efisiensi Unit Usaha Syariahnya. Andi Wijayanto dan Sutarno pada tahun 2010 meneliti tentang Kinerja
Efisiensi Fungsi Intermediasi Bank Persero di Indonesia dengan Menggunakan
Data Envelopment Analysis DEA.
41
Penelitian ini menggunakan metode non parametrik DEA Data Envelopment Analysis dengan pendekatan intermediasi.
Variable input dan output yang digunakan adalah varian dari pendekatan intermediasi model St. arvarek dimana output bank adalah total kredit dan
penempetan dalam surat berharga short term securities,sedangkaninput bank adalah asset tetap dan software, jumlah tenaga kerja, dan total deposits. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan bank persero di Indonesia, yaitu PT Bank Ekspor Indonesia persero, PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk,
PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, PT Bank Tabungan Negara persero, dan PT Bank Mandiri persero, Tbk.sedangkan data yang dianalisis adalah
laporan keuangan perusahaan bank persero di Indonesia tahun 2008. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari empat sampel bank persero yang ada si
Indonesia, dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi BRI, BTN dan Bank Mandiri merupakan bank yang memiliki tingkat efisiensi reltif
mencapai 100. Sedangkan BNI merupakan satu-satunya bank yang secara relatif tidak efisien dengan skor efisiensi relatif sebesar 88,5.
41
Andi Wijayanto dan Sutarno, “Kinerja Efisiensi Fungsi Intermediasi Bank Persero di Indonesia dengan Menggunakan Data Envelopment Analysis DEA.” Jurnal Keuangan dan
Perbankan, Vol 14, No 1, 2010.
64 Persamaan dengan penelitian ini terletak pada pendekatan dalam
menggunakan metode DEA yaitu, pendekatan intermediasi. Namun pendekatan intermediasi dalam penelitian ini menggunakan model St. arvarek. Perbedaan juga
terlipada objek penelitian yaitu, Bank Persero Konvensional di Indonesia Shafitranata pada tahun 2011 meneliti tentang Tingkat Efisiensi Bank
Umum Yariah BUS Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis DEA.
42
Pada penelitian ini menggunakan pendekatan non parametrik metode DEA, dimana inputnya adalah biaya operasional, biaya tenaga kerja, dan jasa
bank, sedangkan outputnya adalah total simpanan dan deposito dalam penelitian ini menggunakan tiga objek penelitian yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank
syariah Mandiri, Bank, dan Bank Mega Syariah.hasil dari penelitian ini adalah rata-rata tingkat efisiensi rata-rata tahunan BMI, BSM, dan BMS sudah mencapai
efisiensi suatu bank kecuali BMS yang memiliki rata-rata tahunan kurang dari tetapan suatu efisiensi.
Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama mengukur tingkat efisiensi Bank dengan metode Data envelopment Analysis DEA.Perbedaannya
terletak pada pendekatan yang digunakan yaitu, pendekatan produksi.
42
Shafitranata, “Tingkat Efisiensi Bank Umum Yariah BUS Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis
DEA.”Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian
Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Pembangunan Daerah BPD dan Unit Usaha Syariah BPD seluruh Indonesia, yg
berjumlah 26 BPD dan 16 Unit Usaha Syariah BPD. Pemilihan BPD dan UUS BPD sebagai objek penelitian karena BPD sebagai salah satu bank yang ada pada
sistem perbankan nasional yang memiliki fungsi dan peran yang signifikan dalam konteks pembangunan ekonomi regional karena BPD mampu membuka jaringan
pelayanan di daerah-daerah dimana secara ekonomis tidak mungkin dilakukan oleh bank swasta.
B. Sumber dan Jenis Data
Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang berupa dokumentasi dari arsip atau data laporan keuangan bank yang
dipublikasikan oleh Bank Indonesia dan literatur-literatur yang berkaitan dengan efisiensi perbankan.
Adapun sumber data dalam penelitian ini terdiri dari Bank Indonesia sebagai Institusi yang mempublikasikan data keuangan seluruh bank