Bank Syariah Bank 1. Definisi Bank

26

6. Bank Syariah

Bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank syariah juga dapat diartikan sebagai lembaga keuanganperbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan Alqur’an dan Hadits Nabi SAW. Perbankan syariah mulai berdiri pada tahun 1992, dengan salah satu motifnya antara lain adalah membangun ekonomi umat Islam yang sekian lama tepinggirkan. Tampak fenomena domestic ini membat orang salah mendiga bahwa bank syariah itu hanya untuk orang islam dan merupakan bank komersial, melayani siapa saja dan bisa dilaksanakan oleh siapa saja, baik muslim ataupun tidak. Untuk itu, sebenarnya perbankan Islam merupakan contoh konkrit universitas Islam sebagai rahmatanlil’alamin.Hakim, 2011 : 59. 12 Bank syariah dalam perhitungannya memiliki dua jenis perhitungan pertama menggunakan dasar profit sharing. Dalam sistem ini besar kecil pendapatan yang akan diterima nasabah tergantung pada keuntungan bank. Kedua menggunakan dasar perhitungan revenue sharing, besar kecil pendapatan yang akan diterima nasabah tergantung pendapatan kotor bank. Bank syariah di Indonesia umumnya menerapkan sistem revenue sharing yang dapat memperkecil kerugian nasabah yunitarini, 2007:167 12 Uma Uctavia, “ Analisis Tingkat Efisiensi Bank Umum SYariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia dengan metode Data Envelopment Analysis Periode 2007-2011. Universitas Diponegoro. 2013. Hal 17. 27 Hubungan antara nasabah bank baik kreditor atau deposan maupun debitor atau pengusaha dengan bank berbeda hubungan yang ada dari bank konvensional yang sebenarnya saling eksploitasi.Pada bank syariah sebagai hubungan kontrak contractual agreement pada usaha yang produktif dan berbagai keuntungan secara adil mutual investmen relationaship. Baik bank sebagai shohibul maal denan mudharib atau pengelola maupun investor sebagai Sohibul maal dengan bank., terjadi hubungan yang sejajar sebagai mitra usaha. Atas dasar hubungan inilah pada bank syariah tidak terjadi negative spread seperti yang terjadi pada bank konvensional Yunitarini,2007: 167. Karakteristik bank syariah yang berdasarkan prinsip bagi hasil, memberikan aspek keadilan bagi bank dan nasabah, pada prinsip bagi hasil yang berbasis kejujuran dan kemitraan memberikan alternatif solusi yang menarik bagi masyarakat untuk dapat berinvestasi pada bank syariah dan data digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Ada beberapa prinsip yang digunakan dalam kegiatan operasional perbankan syariah, yaitu: a. Prinsip titipan atau simpanan depositoryal-wadi’ah Dalam tradisi fiqh Islam, prinsip titipan atau simpanan dikenal dengan prinsip al-wadi’ah. Al-wadi’ah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja penitip menghendaki. 13 13 Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema InsaniPress. 2011. Hal 85 28 Dalam aktivitas perekonomian modern, si penerima sipanan tidak mungkin akan meng-idle-kan aset tersebut, tapi mempergunakannya dalam aktivitas perekonomian tertentu. Karenanya, ia harus meminta izin dari si pemberi titipan untuk kemudian mempergunakan hartanya tersebut dengan catatan ia menjamin akan mengambalikan asset tersebut secara utuh. Dengan demikian, ia bukan lagi yad al-amanah, tetapi yad dhamanah tangan penanggung yang bertanggung jawab atas segala kehilangankerusakan yang terjadi pada barang tersebut. 14 b. Prinsip Bagi Hasil profit-sharing 1 Al-Musyarakah Al-musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana atau amalexpertise dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan di tanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. Al-musyarakah bisaanya diaplikasikan ntuk pembiayaan proyek dimana nasabah dan bank sama-sama menyediakan dana untuk membieayai proyek tersebut. Setelah proyek itu selesai, nasabah mengembalikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah disepakati untuk bank. 14 Ibid .,h. 86-87 29 2 Al-Mudharabah 15 Secara umum, mudharabah terbagi menjadi dua jenis: mudharabah muthlaqah dan mudharabah muqayyadah. Yang dimaksud dengan transaksi mudharabah muthlaqah adalah bentuk kerjasama antara shahibul maal dan mudharib yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis.Dalam pembahasan fiqh ulama salafus saleh seringkasi dicontohkan dengan ungkapan if’al ma syi’ta lakukanlah sesukamu dari shahibul maam ke mudharib yang member kekuasaan sangat besar. Sedangkan mudharabah muqayyadah atau disebut juga dengan istilah restricted mudharabahspecified mudharabah adalah kebalikan dari mudharabah muthlaqah. Si mudharib dibatasi dengan batas jenis usaha, waktu, atau tempat usaha.Adanya pembatasan ini seringkali mencerminkan kecenderungan umum si shahibul maal dalam memasuki jenis dunia usaha. Al-Mudharabah bisaanya diterapkan pada produk-produk pembiayaan dan pendanaan. Pada sisi penghimpunan dana, al-mudharabah diterapkan pada tabungan berjangka dan deposito special. 15 Ibid., h. 95 30 3 Al-Muzara’ah 16 Dalam konteks ini, lembaga keuangan Islam dapat memberikan pembiayaan bagi nasabah yang bergerak dalam bidan plantation atas dasar prinsip bag hasil dari hasil panen. c. Prinsip jual beli sale and purchase 1 Al-murabahah deferred payment sale 17 Bai’ al-murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yag disepakati. Bai’ al-murabahah dapat dilakukan untuk pembelian secara pemesanan dan bisa disebut dengan murabahah kepada pemesan pembelian KPP. Murabahah KPP umumnya dapat diterapkan pada produk pembiayaan untuk pembelian barang-barang investasi, baik domestik maupun luar negeri seperti melalui letter of credit LC skema ini paling banyak digunakan karena sederhana dan tidak terlalu asing bagi yang sudah bisaa bertransaksi dengan dunia erbankan pada umumya. 2 Bai’ Salam Dalam pengertian yang sederhana, bai’ as-salam berarti pembelian barang yang diserahkan kemudian hari sedangkan pembayaran dibayarkan di muka. 16 Ibid., h. 99 17 Ibid., h 101 31 Bai’ as-salam bisaanya dipergunakan pada pembiayaan bagi petani dengan jangka waktu yang relatif pendek, yaitu 2-6 bulan. Karena barang yang diberli oleh bank adalah barang seperti jagung, padi, dan cabai, dan bank berniat untuk menjadikan barang-barnag tersebut sebagai simpanan atau inventory, dilakukan akad bai’ as-salam kepada pembeli kedua, misalnya kepada Bulog, pedagang pasar induk, atau grosir. Inilah yang dalam perbankan Isla dikenal sebagai salam pararel. 3 Bai’ Istishna Bai’ istishna merupakan kontrak penjualan antara pembeli dan pembuat barang.Dalam kontrak ini, pembuat barang menerima pesanan dari pembeli. Pembuat barang lalu berusaha melalui orang lain untuk membuat atau membeli barang menurut spesifikasi yang telah disepakati dan menjualnya kepada pembeli akhir. Kedua belah pihak sepakat atas harga dan sistem pembayaran: apakah pembayaran dilakukan di muka, melalui cicilan, atau ditangguhkan sampai sutau waktu pada masa yang akan datang. Menurut jumhur fuqaha, bai’ al-istishna merupakan suatu jenis dari bai’ as-salam.Bisaanya jenis ini dpergunakan di bidang manufaktur.Dengan demikian, ketentuan bai’ al-istishna mengikuti ketentuan dan aturan bai’as-salam. 32 d. Prinsip sewa operational lease and financial lease 18 Ada dua akad dalam prinsip ini, yaitu al-ijarah dan al-ijarah al-muntahia bit- tamlik. Al-ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan ownershipmilkiyyah atas barang itu sendiri. Al-ijarah al-muntahia bit-tamlik adalah sejenis perpaduan antara kontrak jual beli dan sewa atau lebih tepatnya akad sewa yang diakhiri dengan kepemilikan barang tangan si penyewa. Sifat pemindahan kepemilikan ini pula yang membedakan dengan ijarah biasa. e. Prinsip jasa fee-based services 19 1 Al-Wakalah deputyship Wakalah berarti penyerahan, pendelegasian, atau pemberian mandat. Atau dengan kata lain pelimpahan kekuasaan oleh seseorag kepada yang lain dalam hal yang diwakilkan. 2 Al-Kafalah Guaranty Al-kafalah merupakan jaminan yang diberikan kepada penanggung kafil kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. Dalam pengertian lain, kafalah juga berarti mengalihkan tanggung jawab orang lain sebgai penjamin. 18 Ibid., h. 117-119 19 Ibid., h. 120-134 33 3 Al-Hawalah transfer service Al-hawalah adalah pengalihan utang dari orang yang berutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya. Dalam istilah para ulama, hal ini merupakan pemindahan beban utang dari muhil orang yang berhutang menjadi tanggngan muhal ‘alaih atau orang yang berkewajiban membayar utang. 4 Ar-Rahn mortgage Ar-Rahn adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya.Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai ekonmis.Dengan demikian, pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembari seluruh atau sebagian piutangnya.Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa rahn adalah semacam jaminan utang atau gadai. 5 Al-Qardh soft and benevolent loan Al-qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meninjam tanpa mengaharapkan imbalan. Dalam literature fiqh klasik, qardh dikategorikan dalam aqd tathawwui atau akad saling membantu dan bukan bertransaksi komersial. 34

7. Perbedaan antara Bank Syariah Dan Bank Konvensional

Dokumen yang terkait

Determinan Efisiensi BUMD RegionalSumatera Berdasarkan Data Envelopment Analysis (DEA) Studi Kasus: Bank Aceh, Bank Nagari, dan Bank Sumut

0 50 77

Tingkat efisiensi bank umum Syariah (bus) menggunakan metode data envelopment analysisi (dea)

0 11 166

Analisis Tingkat Efisiensi Perbankan Syariah dengan menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Kasus pada bank Muamalat Syariah, Bank Mandiri Syariah dan BRI Syariah Periode 2010-2012)

0 10 143

Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Syariah dan bank Konvensional dengan Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

0 15 100

Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Konvensional dan Bank Syariah dengan Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Periode 2008-2012)

0 4 168

Analisis Total Factor Productivity (TFP) dan efisiensi pada Bank Umum Syariah di Indonesia (Periode 2010 – 2015)

2 18 178

ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI BANK UMUM KONVENSIONAL DAN BANK UMUM SYARIAH DENGAN METODE Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Umum Konvensional Dan Bank Umum Syariah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (Dea)(periode tahun 2008 - 2012).

0 2 15

ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI BANK UMUM KONVENSIONAL DAN BANK UMUM SYARIAH DENGAN METODE Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Umum Konvensional Dan Bank Umum Syariah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (Dea)(periode tahun 2008 - 2012).

0 1 10

ANALISIS EFISIENSI TEHNIK PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) Analisis Efisiensi Tehnik Perbankan Syariah Di Indonesia Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Pada 6 Bank Syariah Tahun 2011).

0 2 14

SKRIPSI ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DAN PERBANKAN KONVENSIONAL DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

0 1 15